Skip to main content

Belajar di Anemone, Solusi Menyenangkan Bagi Anak pra Sekolah Dasar

Salah satu kendala para orangtua dalam mengajarkan dan mendidik anak-anaknya mampu calistung atau membaca, menulis dan menghitung adalah kemampuan penguasaan cara atau metode pengenalan dan tentu saja kesabaran. Sepanjang pengetahuan saya, tidak banyak yang mampu melakukannya dengan baik dan melewatinya sesuai ekspektasi para anak akan sosok orangtua mereka. Satu perjuangan yang cukup merepotkan sementara beban kerja dan hidup juga menjadi sebuah tantangan yang harus diselesaikan.

Ada beragam jasa atau model pembelajaran bagi anak pra sekolah di luar sana. Namun saya pribadi memutuskan untuk mempercayakan anak usia pra sekolah yang saya miliki sejak awal pada Anemone. Sebuah lembaga kecil yang memiliki tagline Cara Baca Ajaib, menjadikan pembelajaran sebuah proses yang menyenangkan bagi anak-anak.

Tiga putri kami telah menjadi buktinya.

Mengapa keputusan ini kami ambil sejak awal, mengingat pada jenjang Sekolah Dasar level pertama atau kelas satu, siswa sudah dihadapkan pada cerita yang harus dipahami terlebih dahulu sebelum mulai menjawab soal-soal dalam buku LKS atau tematik sekian banyak mata pelajaran setiap harinya. Sementara itu, bangku pembelajaran Taman Kanak Kanak yang sedianya dijadikan dasar bagamana anak berkenalan dengan kawan baru dan lingkungannya, kalau tidak salah menabukan pengenalan baca tulis dan hitung dengan level yang dibutuhkan anak saat berada di bangku SD. Bagi kami ini tentu menjadi dilema bagi anak-anak kelak.

Belajar Membaca di lembaga Anemone, saya amati anak-anak diajak mengingat dan bercerita secara bertahap, dimulai dari beberapa buah kata sederhana, lengkap dengan gambar pendukung cerita yang sedang dbacanya. Sehingga ingatan anak yang setahu saya begitu mantap dalam mengingat pengetahuan baru, menyerap apa yang diceritakan oleh para pengajarnya dan wajib mengulang saat yang bersangkutan berada di rumah. Tentu akan lebih cepat dipahami bilamana ada pendampingan pengawasan dari orangtuanya.

Saya sendiri sejak awal memang tidak berharap banyak pada hasil kemampuan si anak nantinya. Tapi minimal, ia bisa membaca terlebih dahulu kata atau kalimat yang dihadapkan di depan mata, meski belum bisa mencerna makna atau maksud, juga alphabet apa yang diucapkannya saat itu. Ya, metode Anemone rupanya tidak mengenalkan anak pada huruf per huruf a i u e o atau a.b c d e f g hingga z, tapi langsung memberikan kata dan kalimat yang sederhana dan senada. Bilamana si anak sudah dianggap mampu menguasai satu persatu kata atau kalimat senada, barulah dilanjutkan pada model lain dengan metode serupa.

Saat dimana tiga putri kami mengikuti pembelajaran calistung di Anemone, saya melihat semangat belajar mereka begitu tinggi. Dari si sulung Mirah yang mulai mengikuti kelas sejak umur 3.5 tahun, si tengah Intan dari umur 4 tahun dan si bungsu Ara di usia 4.5 tahun. Tidak pernah bolos dengan alasan bosan atau malas, malahan si bungsu dengan riangnya minta saya mengantarkannya jauh-jauh hari. Sampai pura-pura jengkel saat saya menanggapi permintaannya.
Mirah diajarkan oleh Miss Yuli kalau tidak salah ingat. Intan oleh Miss Dewi, sedangkan Ara oleh miss… siapa ya ? Ada 3 kata dia.

Anemone kini sudah berusia 14 tahun kalau tidak salah. Outletnya tersebar di berbagai kota, termasuk pulau Jawa sana. Satu hal yang mengagetkan mengingat sang founder Anemone Miss Amy merupakan seorang kawan lama di jurusan Teknik Arsitektur Universitas Udayana yang memiliki banyak cerita konyol saat ia mulai melamar pekerjaan pasca usai perkuliahan. Seorang wanita yang cerdas dalam melihat peluang, ternyata.

Kalian, para orangtua yang sudah mulai letih mengajarkan anak-anak pra sekolah dasar untuk membaca, bisa mencoba mengenalkan metode belajar Cara Baca Ajaib-nya Anemone di outlet terdekat rumah. Saya yakin ada.
Jangan sampai seperti pengalaman beberapa orangtua yang saya kenal secara dekat, merasa menyesal dimana sang anak masih memiliki kesulitan membaca padahal sudah menginjak kelas 2-3 SD, jadi kewalahan belajar dan menyelesaikan kewajibannya dengan dibantu penuh oleh sang orangtua. Dan saat melihat perkembangan si anak pasca belajar di Anemone, mereka merasa bersyukur bisa mengenal lembaga ini dari para orangtua lainnya yang telah membuktikannya lebih dulu.

Sungguh bahagia rasanya menerima ‘surat cinta’ dari si bocil yang baru saja bisa membaca juga menulis.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p