Skip to main content

Dua Pengalaman Dua Peringatan dari-Nya

Dua hari terakhir tampaknya Ida ingin menunjukkan sesuatu pada hamba-Nya, pengalaman yang berguna, tentang wanita yang aku pilih sebagai pendamping hidup, selamanya.

Bahwa usia dan cerita, adalah kehendak-Nya. Tak bisa kita pinta, Tak bisa kita paksakan. Semua akan kembali kepada-Nya. Kita hanya bisa berusaha saja.

Seorang kawan lama, teman kuliah, meninggal dunia dalam usia yang masih sangat muda, setidaknya di mata kami, rekan sebayanya. Ia meninggalkan dua orang anak dengan usia yang masih belia, sangat belia. Aku hanya bisa terhenyak, betapa nasib begitu cepat merenggut kesehatannya. Aku yakin, suaminya begitu terpukul atas kehilangan ini.

Di lain hal, salah satu staf mengalami keretakan rumah tangga. Sang suami melabrak gadis yang yang dahulu ia pinang dan kini berubah status menjadi seorang istri, hanya karena emosi dan praduga sepihak. Ia menganggap gadis yang telah memberikan ia dua anak, kini tak lagi setia. Memergoki yang bersangkutan bersama seorang lelaki yang jauh lebih muda, dan menuduhnya berselingkuh. Amarah memuncak, mereka bersitegang dihadapan kami sore itu. Sementara informasinya, perubahan perilaku suami bisa terjadi begitu drastis, lantaran sang anak menemukan chat mesra sang suami dengan wanita lain. Pantas saja ia tak pernah memberi ijin ponsel dipinjam sang anak selama ini. Ponsel pengecut kalau kata netijen jaman now.

Hari ini, aku malah ingin menuliskannya sebagai sebuah catatan pada diri. Mengingatkan bahwa mumpung masih bisa, atau mumpung cinta itu masih ada, untuk menyayangi dan membina hubungan dengan wanita yang dulu pernah dikagumi, agar kelak ketika Ida menginginkannya untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi, aku tak pernah menyesalinya lagi.

Untuk Ni Made Dahliana Wulansari, ST, Amor ring Acintya, semoga tenang disana, bersatu dengan-Nya. Sementara keluarga yang ditinggalkan, agar bisa lebih tabah menjalani.
Untuk rekan kerja saya… entahlah.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p