Skip to main content

Pindahan Rumah bikin Gundah

Lama menunggu, akhirnya saat yang dinanti tiba jua. Melewati 12 purnama kalau nyontek om Rangga.
Bakalan repot kalau mau ditunda lebih jauh.

Aksi pindahan sebetulnya bukan tanpa rencana.
Akan tetapi beberapa keputusan penting justru diambil last minutes. Kebiasaan kami selama ini sepertinya selalu terbawa untuk banyak hal.
Misalkan alternatif pencarian gudang penyimpanan sementara, disepakati baru sekitar 10 hari lalu. Itupun setelah mentok cari lokasi seharian disekitaran rumah agar dekat kalau mau mobilisasi barang. Syukur ada yang bersedia membantu.
Lalu apa saja yang dipindahkan dan apa saja yang dipertahankan untuk jangka waktu enam bulan kedepan, diputuskan seminggu terakhir pasca set list saya susun malam minggu tempo hari.
Semua pekerjaan dicicil setiap hari.

Yang barangkali masih menjadi pemikiran terberat hanya persoalan biaya saja. Mengingat secara luasan bangunan yang nantinya akan dibangun kembali, hitungan jatuh per meter perseginya lumayan besar saat ini. Sementara persediaan yang ada, belum bisa menggapai sepenuhnya. Jadi kelihatannya akan ada beberapa kompromi yang harus dilakukan.

Dan mengingat rumah lama yang sejauh ini kami tempati bakalan dibongkar habis, persoalan berikut adalah tempat tinggal sementara yang dimanfaatkan se-efisien dan se-efektif mungkin.
Saya jadi ingat ‘konsep dasar bangunan yang selalu diagung-agungkan mahasiswa Arsitektur saat membuat tugas Perancangan tempo hari’. Kini saya pun harus meng-aplikasikannya dengan baik untuk diri sendiri dan keluarga.

Dilema lain, adalah faktor cuaca.
Agak khawatir juga dengan turunnya hujan yang gak menentu selama ini, jauh bergeser dari pengetahuan jaman sekolahan dulu. Meski ada jaminan kepastian dari rekan yang nantinya bakalan menyelesaikan pekerjaan, tetap saja ada rasa khawatir didalamnya.

Namun demikian, istri selalu memberikan semangat dan optimisme, bahwa semua pasti akan ada Jalan Terbaik dari-Nya.
Bahwa apa yang sudah diselesaikan dalam seminggu terakhir ini saja sudah memberikan bukti akan hal itu. Satu agenda yang tadinya direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu sebulan jelang hari baik di bulan Februari nanti, ternyata bisa rampung hanya dalam seminggu. Memberi waktu luang yang panjang untuk meng-agendakan hal lain yang sekiranya perlu.

Pindahan rumah memang bikin gundah.
Tapi tetep aja ndak boleh pasrah dan menyerah.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja