Skip to main content

Mengejar Ketertinggalan Langkah Spa Challenge

Membuka-buka menu aplikasi Samsung Health pasca berjalan kaki sepanjang 5 km, sekitar delapan kali putaran mengelilingi lapangan alun-alun Puputan Badung Kota Denpasar, tak sengaja menemukan tantangan baru berskala global yang diikuti baik disadari ataupun tidak oleh 800 K User lainnya.
Spa Challenge dengan memenuhi target berjalan kaki hingga 200 K langkah dalam satu bulan Februari ini. Yang bila dirata-ratakan dalam seharinya, harus menempuh 7 K langkah untuk bisa mencapainya dengan baik. Sementara Target Harian aplikasi secara default hanyalah sekitar 6 K langkah saja. Cukup mudah bukan ?

Sepintas lalu, apa yang dipaparkan pada aplikasi Samsung Health ini cukup menggoda. Mengingat sambil berolahraga, kita bisa have fun lebih jauh serta memantau kesehatan dengan menargetkan aktifitas tertentu seperti konsumsi air minum, kafein, makan siang hingga pencatatan kadar gula darah, detak jantung, tekanan darah juga berat badan.
Ada data yang disimpan secara otomatis dengan memanfaatkan device dan share location kekinian, ada juga yang direkam secara manual dan ada pula dengan menggunakan device tambahan seperti Samsung Gear S3 Frontier yang saya gunakan belakangan ini. Cukup puas bisa memantau semua perkembangan sembari menikmati pemandangan lalu lalang orang disekitar kita.

Untuk kelas Spa Challenge yang diselenggarakan bulan Februari inipun, saya baru bisa mencapai rangking 200an K dan kelihatannya bakalan melorot setiap paginya, untuk jumlah langkah sebanyak 164 K sejauh ini. Lumayan lah.

Yang jikalau dirata-ratakan, jumlah pencapaian dalam sehari hanya 9 K langkah saja. Sangat sedikit sebetulnya. Apalagi jika disandingkan dengan sang pemegang rekor tercatat, si Mr.Boki dengan 1,7 M langkahnya saat ini. Edan lah.

Soal rekor bulanan ini, sempat terjadi miss dalam pikiran saya, yang hanya menyangka enam digit angka sehingga selisih dengan langkah yang saya capai hanya sekitar belasan ribu saja. Itu artinya jika dalam sehari kelak mampu menghabiskan waktu 2 jam sehari untuk berjalan kaki, rekor ini pun akan dengan mudah dilibas. Namun pertanyaannya, kenapa yang namanya rangking akumulasi jadi begitu jauh ?
Eh setelah ditilik lama, si Mr.Boki rupanya punya tujuh digit angka dalam jumlah langkah. Saya mah apa gitu, belum ada sepersepuluhnya. ?

Akan tetapi ya jangan mudah patah semangat lah kalo kata orang-orang tua. Minimal yang namanya olah raga tentu ada banyak manfaatnya bila bicara soal Diabetes dan upaya menurunkan kadar gula darahnya. Disamping itu, yang namanya waktu luang atau senggang, kini bisa diisi dengan berjalan kaki barang setengah hingga satu jam. Akan tetapi target pertama adalah mengejar ketertinggalan angka untuk bisa mencapai 5 Bintang dan garis finish dulu.
Kira-kira bisa dicapai pada hari ke berapa ya ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja