Skip to main content

Menyandang Status Tersangka

Saya yakin gak satupun dari kita, kamu, juga saya… menginginkan hal diatas terjadi.
Akan tetapi demikianlah kondisi beberapa senior saya di pemkab Badung saat ini.

Tersandung paket kegiatan konstruksi di Tukad Mati Kuta, dua kepala bidang yang saat pekerjaan dilaksanakan ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK atau bahasa awamnya terdahulu dikenal sebagai Pimpro, dan satunya lagi bertugas sebagai Pembantu Pelaksana Teknis Kegiatan atau PPTK.
Yang satu masih tetap bertugas di tempat kerja terdahulu, satunya lagi dipromosikan ke tempat dimana saya kini bertugas.

Tak ada yang menyangka sebetulnya. Mengingat kedua sosok abdi negara ini saya kenal begitu ulet dalam bekerja.
Informasinya hanya karena lalai dalam menjalankan tupoksinya masing-masing, mereka berdua kini telah naik status menjadi Tersangka dalam paket kegiatan tersebut.

Siapapun saya yakin bakalan kaget, dan lantas kehilangan semangat kerja. Apalagi status Tersangka yang disandang, bakalan mengancam karir dan kehidupan pribadi mereka masing-masing. Demikian pula terkait harga diri di mata sanak saudara maupun masyarakat sekitar tempat tinggal. Juga secara luas dalam pergaulan. Sayapun yakin akan demikian adanya apabila berada dalam posisi yang sama.

Jangankan menyandang status Tersangka.
Baru hanya dipanggil dan diperiksa saja, image kita sudah jatuh didepan banyak orang, ketika hal itu diketahui publik. Bukan apa-apa, tapi yang namanya awam biasanya sudah memandang negatif ketika itu terjadi. Terlepas proses berlanjut atau berhenti.
Saya pun pernah mengalaminya.

Yang paling kasihan, tentu saja keluarga. Istri, anak-anak, dan orang tua.
Itu sebabnya ketika status belum meningkat menjadi Tersangka, biasanya kami akan berupaya menutupi fakta pada mereka, agar tak menjadi khawatir secara berlebihan. Menganggap bahwa semua ini semacam aktifitas kerja biasa lengkap dengan segala resikonya. Sehingga ketika ini bisa diselesaikan, maka semua akan berlalu seperti tidak terjadi apa-apa. Namun ketika kejadian, naik status menyandang sebagai Tersangka ? Disinilah semua tantangan yang sebenarnya bakalan dimulai.

Itu sebabnya, ketika panggilan dan pemeriksaan dilakukan, Saya berupaya kooperatif dan mengikuti alur normatif serta optimal dalam membuktikan semua pekerjaan yang selama ini berusaha dilakukan dengan benar.
Bahwa dengan bekerja secara benar saja, sebetulnya masih ada celah yang bisa dianggap salah oleh orang lain, apalagi bekerja sengaja secara salah ?
Bisa habis kita di tengah jalan.

Bahwa kemudian ada hal-hal yang luput untuk diingat, bisa jadi wajar ketika pekerjaan tergolong overload sebagaimana pengalaman di tahun sebelumnya.
PC laptop atau Ponsel pun bisa mengalami hang saat semua beban dipaksakan untuk dikerjakan, apalagi otak manusia ?

Itu sebabnya tak sekalipun terlintas keinginan atau bayangan masa depan bakalan menyandang status Tersangka seperti halnya diatas. dan semoga tak akan pernah terjadi.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian