Skip to main content

Diperiksa Tipikor (lagi)

Diberi beban kerja sebagai PPK atau Pejabat Pembuat Komitmen atau yang dahulu dikenal dengan sebutan PimPro untuk 54 paket fisik peningkatan Jalan Lingkungan Kabupaten Badung, ditambah 6 paket Perencanaan dan 6 Paket Pengawasan belum termasuk yang bersumber dari dana APBN seperti PNPM Mandiri Perkotaan dan PPIP, sebetulnya sudah membuat puyeng kepala dan juga dengan terpaksa mengorbankan kesehatan, nampaknya yang namanya cobaan dari Tuhan belum jua usai.
Kali ini ditambah satu lagi, pemeriksaan dari Tipikor Polres Badung, menindaklanjuti laporan dugaan tindak pidana korupsi pada salah satu paket diatas. Tentu proses pemanggilan ini berkaitan dengan tugas yang dibebankan pada saya diatas.
Berat ?
Ya… tapi dijalani saja.

Memikul tanggung jawab untuk sedikitnya 66 paket sebagaimana gambaran awal diatas, bagi sebagian orang sepertinya sudah mulai maklum apabila satu dua diantaranya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Masalah Sosial menempati urutan pertama. Berlanjut pada masalah Teknis, baru kemudian Administrasi. Mereka lalu menganggap wajar saat saya mulai mengganggu waktu senggangnya dengan curhat dan keluhan. Sedangkan sebagian lagi tentu saja menganggap saya salah, teledor dan kurang cermat.

Berusaha menyelesaikan masalah dengan Benar saja masih dianggap Salah. Apalagi diselesaikan dengan cara yang Salah ?

Kurang lebih begitu yang saya yakini dan rasakan sedari awal dipercaya memegang jabatan sebagai PPK di sejumlah Kegiatan Jalan Lingkungan.

Akan tetapi ya… wajar juga sih kalau sebagian dari kawan dan rekan kerja saya menuntut kegiatan yang dapat diselesaikan secara perfect keseluruhan. Bukankah dana yang saya pegang ini merupakan dana rakyat ? Sebagian dari pajak yang mereka bayarkan selama setahun kemarin ?

Maka ketika obrolan kita balik lagi ke persoalan judul posting, ya wajar saja jika kemudian salah satu penyidik senior yang ditugaskan untuk memeriksa saya jumat pagi tadi merasa emosi saat satu dua pertanyaannya saya jawab ‘tidak ingat’. Wong dana paket kegiatan yang disangkakan pada saya mencapai angka 2 M.

Akan tetapi, saya sempat tekankan bahwa beda loh jika saya menjawab ‘Tidak Tahu’ dengan ‘Tidak Ingat’ jika mereka menyadari sepenuhnya posisi saya sebagaimana gambaran di paragraf pertama postingan ini. Jika menjawab ‘Tidak Tahu’ ya tentu wajar pak Penyidik marah akan hal itu. Sebaliknya jika ‘Tidak Ingat’ ? Kurang lebih artinya Tahu, namun baru bisa dijawab ketika sudah melihat dokumennya nanti. Bukankah wajar bahwa yang namanya ingatan akan sulit mengingat pada detail satu hal ditengah puluhan pekerjaan yang sama dan mirip ?

Tapi ya sudahlah. Tugas Penyidik ya memang menyidik. Melakukan pemeriksaan atas laporan dugaan tindak pidana korupsi pada salah satu kegiatan yang saya pegang di tahun 2015 ini. Sedang saya ? Sebagai PPK ya tugasnya tentu bertanggungjawab penuh pada kegiatan, menindaklanjuti usulan masyarakat, penugasan pimpinan hingga menyelesaikan semua persoalan yang terjadi di lapangan, termasuk potensi diperiksa Tipikor, bahkan menjadi Tersangka dan seterusnya.

dan sebagaimana yang sudah disampaikan diatas, ya dijalani saja.

Saya yakin Tuhan tidak akan Tidur. Seandainya pun nasib berkata lain, saya hanya berhadap keadilan hidup yang akan dirasakan oleh masing masing hamba-Nya.

Nasi be Guling warung Penatih nak nu jaen, pak Penyidik.
Demikian halnya dengan tawa renyah ketiga putri saya.
Untuk hal-hal itulah yang membuat saya tidak melakukan percobaan korupsi dalam bentuk apapun berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban saat ini. Cukup hanya waktu luang sebagai PNS saja yang masih kerap saya korupsi, untuk menuliskan unek-unek keluhan saya macam ini, atau mencuri-curi tidur saat lelah di kabin mobil, dibawah pohon yang rindang halaman parkir kantor.

* * *
…kamar mandi rumah di Nangka. 08.00 pm. Hanya sebuah cerita atas pemeriksaan Tipikor Polres Badung pagi tadi.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian