Skip to main content

Diklat PIM IV dan www.pandebaik.com

Sesekali usai semua publikasi cerita maupun foto, rasanya ya pengen juga untuk ber-Selfie atau Narsis istilah jaman dulu, selama masa pembelajaran Diklat PIM IV. Sekedar numpang tenar tentu saja. *uhuk

Gambar pertama ini diambil saat pemaparan materi Seminar pertama di Badan Diklat gedung Jempiring, sehari sebelum masa Breakthrough 2 dimulai. Penampilannya sedikit lebih kurus dari biasanya, mengingat Gula Darah sedang tinggi-tingginya berbanding lurus dengan tingkat stress yang dirasakan.

Gambar kedua datang dari Palembang, dimana www.pandebaik.com meminta kesediaan pak Pr@stikanala untuk berpose bareng, mumpung masih bisa. Siapa tahu kelak Beliaunya naik jadi Kadis Kesehatan atau Kepala RSUD Badung, minimal sudah pernah lah berfoto selfie bersama Beliaunya. He…

Sedang yang ketiga, ini ceritanya lagi pengen foto ngGanteng bareng pak Gung Surya, peserta paling kalem selama Diklat PIM IV yang ada disebelah kiri, sedang kanan itu adalah peserta paling tegap lantaran hobby Beliaunya itu, nge-Gym setiap sore. Terbukti dari pose fotonya pun terlihat mengunci badan begitu. *uhuk *maaf ya pak Gus Sudiyadnya, jangan gampar saya kali ini… *lokasi foto kalo gag salah di sebuah restoran pinggir sungai di Palembang, saat makan malam dilakukan.

Gambar Narsis keempat datang dari Museum Sriwijaya Palembang, berpose bareng pak Wayan Adi Sudiatmika, senior saya di Bappeda Litbang sekaligus kawan seangkatan sejak masa prajabatan dulu, dan pak Gus Caniscahyana, penghobi motor, mobil sekaligus teknologi dan gadget. Beruntung bisa mengenal Beliau, kali aja nanti bisa jadi Kepala BPPT, minimal kan sudah pernah mejeng bareng. 🙂

dan terakhir ini beneran foto Narsis yang gambarnya dititipkan ke kawan lainnya. Jadi bukan Selfie yang diambil pake Tongsis atau sejenisnya itu yah. Gambar kiri itu pas lagi nungguin jam berangkat kunjungan Benchmarking di Hotel Palembang, kanan atas pas Ujian Seminar pertama di Badan Diklat dan kanan bawah kalo gag salah pas pemaparan hasil Benchmarking di Hotel Palembang, rabu siangnya.

Nah kurang lebih demikian profile saya selaku salah satu peserta Diklat PIM IV selama masa pembelajaran, yang bertugas melaporkan perkembangan dan cerita di blog ini, sekaligus pemilik halaman narsis yang sudah dikelola sejak Mei 2006 lalu. Jikapun ada yang kurang berkenan, mohon dimaafkan dan dimaklumi karena sebagai orang yang jarang tampil di halaman ini, sesekali ya pengen juga numpang tenar. *ehem… gag apa-apa kan ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian