Skip to main content

Web Site SKPD Pemkab Badung, Hidup Segan Matipun *uhuk

Tulisan kali ini sebagai bentuk kritik kepada diri sendiri dan jajaran lembaga yang ada didalamnya, lantaran dimintakan tolong untuk ikut mengelola web site salah satu SKPD di lingkungan Pemkab Badung, yang di bulan April lalu, masih saya naungi sebagai tempat berteduh dan mencari rejeki. Semoga kelak, apa yang saya tulis bisa dihindari demi kebaikan apa yang sudah dirintis sejak lama.

***

Pernahkah kawan merasa kesal saat keluhan ataupun pertanyaan terkait hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar kita, dan merupakan tanggungjawab Pemerintah selaku pemilik dan pengelolanya, namun hingga hitungan bulan tak jua mendapatkan jawaban atau bahkan tanggapan yang berarti ? Jangan khawatir, kalian tak sendiri.

Jangankan untuk menjawab pertanyaan atau bahkan keluhan yang sudah susah payah disampaikan secara online, demi menghindari rumitnya jalur birokrasi jika disampaikan secara langsung, sebagaimana tujuan utama pembuatan halaman resmi web site di masing-masing SKPD, hanya untuk melakukan Updating Data dan Berita saja rasanya sudah kembang kempis usahanya. Kadang ingat, kadangpun dilupakan. Kalopun boleh diambilkan istilah dari kamus bahasa Indonesia, Hangat-hangat Tahi Ayam *uhuk

Tapi apa memang sebegitu susahnya, melakukan Updating Data ataupun Berita di web site resmi milik Pemerintah ? bisa jadi. Tentu ada beberapa faktor yang menjadi penyebab sulitnya usaha tersebut dilakukan. Berikut diantaranya.

Ketiadaan Team Work. Salah satu perbedaan usaha pengelolaan halaman resmi web site pemerintah dengan pengelolaan halaman blog, katakanlah halaman blog pribadi saya di www.pandebaik.com adalah soal jumlah dan waktu. Untuk mengelola halaman sebuah instansi, tentu minimal dibutuhkan sebuah Team Work yang memang diatur secara jelas dengan menggunakan Surat Keputusan dari pimpinan masing-masing demi memberikan wewenang dan penugasan secara penuh disertai dengan tanggung jawab, bahkan biasanya honor. *uhuk

Karena jika tidak, segala informasi yang hadir di halaman web site resmi milik Pemerintah, minimal merupakan informasi yang akurat dan layak dipercaya, sebagai bentuk kepanjangan tangan Pemerintah dalam memberikan informasi terkini, tanpa perlu diragukan keabsahannya. Serta mampu menjadi dasar atas segala masukan, kritik, pendapat atau bahkan penelitian yang memang membutuhkan data sebagaimana yang terkandung didalamnya. Masalahnya adalah, apabila itu dikerjakan oleh satu orang, baik inputting data, pemberian tanggapan hingga pertanggungjawaban, apakah bisa dikatakan sah jika status yang bersangkutan adalah seorang staf yang hanya dimintakan secara lisan untuk mengelola semua informasi yang ada didalamnya ? Tentu Tidak.

Ini berbeda dengan pengelolaan sebuah halaman webblog pribadi yang dikelola, diUpdating dan dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi, meski terkadang malah berkesan tak peduli dengan isi dan tampilan yang ada apakah sudah mampu memuaskan pengunjung dalam memanfaatkan konten, atau acak adulnya penataan akibat terlalu banyak iklan demi pundi-pundi uang yang kelak bakalan didapatkan.

Kedua, Lingkup Pekerjaan. Rata-rata seorang PNS sudah memiliki beban kerja dan tanggung jawab masing-masing dalam unit dimana ia ditugaskan. Apakah berkaitan dengan Administrasi, Teknis, Pemeriksa hingga yang remeh-remeh seperti tukang jalan, antar surat dsb. Dan itu sudah dijalankan selama bertahun-tahun, dimanapun ia ditempatkan, karena sebisa mungkin saat dilakukan mutasi atau pemindahan, akan tetap mengambil jenis pekerjaan yang sama. Sedangkan untuk mengambil satu pekerjaan tambahan, seringkali dikeluhkan lantaran berbeda dengan rutinitas yang dilakukan sehari-hari sehingga dalam prakteknya seringkali penugasan tambahan ini menjadi prioritas nomor dua atau bahkan cenderung dilupakan. Apalagi kalo ditambah kalimat ‘bukan bidang atau keahlian saya’ bahkan tidak sehobi. Meski sudah dilatih berkali-kalipun, yang namanya niat sudah tidak ada sejak awal, ya tetap saja hasilnya sama.

Ketiga, ketiadaan Rekrutmen Tenaga Baru untuk penambahan item pekerjaan baru. Minimal yang memiliki hobi dan pengetahuan yang setara dengan pengelolaan blogging, namun diberikan waktu luang khusus untuk pengelolaan, serta tugas tambahan yang barangkali bisa mendukung kinerja unit secara keseluruhan. Apakah dengan melatih tenaga yang memang benar berminat ataukah merekrut tenaga kontrak dari luar unit hanya untuk mengambil pekerjaan tersebut secara berkala. Karena toh usaaha untuk Updating Data biasanya dilakukan dalam kurun waktu setahun sekali, sesuai dengan jenis kegiatan yang ada. diluar itu, tentu yang rutin diinputkan adalah terkait Agenda, Kemajuan Pekerjaan, kegiatan yang sedang atau telah dilakukan dan lainnya.

Keempat atau terakhir yang mampu saya telaah adalah soal kebijakan. Ini tentu kembali pada itikad dan tujuan masing-masing pimpinan dalam usahanya untuk melahirkan sebuah halaman web resmi milik unit, plus bagaimana soal pengelolaan, prosedur pemberian tanggapan atau tindaklanjut, bahkan informasi apa saja yang bisa disajikan kepada publik. Jarang memang adanya keberadaaan seorang pemimpin yang mampu dan mau memantau sejauh mana progress kemajuan halaman web milik unitnya sendiri, atau bahkan memberi satu masukan informasi yang kelak bermanfaaat bagi pengunjung yang kebetulan mampir demi mencari data atau dasar hukum tertentu.

Seandainya saja keempat hal diatas dapat terwujud dan ditanggapi dengan baik, minimal tidak hanya keberadaannya saja yang mampu hadir dan eksis di dunia maya, namun juga Updating Data dan Informasi terkinipun bisa diakses dan termanfaatkan oleh masyarakat yang berkunjung. Yang sayangnya hingga tulisan ini diturunkan, terpantau beberapa halaman resmi web site milik SKPD di lingkungan Pemkab Badung sebagai contoh lingkup tulisan kali ini, belum mampu melakukannya dengan baik. Minimal dari segi Updating terakhir yang diinputkan oleh para pengelolanya (jika ada).

Setidaknya terpantau ada 13 (tiga belas) alamat situs resmi instansi di lingkungan Pemkab Badung yang hadir dihalaman badungkab.go.id, halaman web site milik Pemerintah Kabupaten Badung, dengan urutan sebagai berikut.

(1). Bappeda dan Litbang
(2). PDAM Badung
(3). Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
(4). Desa Bongkasa Pertiwi
(5). Kantor Pemberdayaan Perempuan
(6). Desa Kutuh
(7). Dinas Kesehatan
(8). RSUD Badung
(9). Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
(10). Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
(11). Dinas Pariwisata Daerah
(12). Dinas Bina Marga & Pengairan dan terakhir
(13). Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
*Untuk link alamat web site masing-masing, dapat dilihat langsung di item dimaksud.

Nah, dari ketiga belas halaman web resmi instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung diatas, bisa saya sajikan Updating data terakhir per 20 Juli 2013, adalah sebagai berikut :
(1). Bappeda dan Litbang terpantau melakukan Updating data terakhir pada tanggal 25 Juni 2011 lewat tulisan Pembuatan Taman Kehati di Kawasan PUSPEM Badung.
(2). PDAM Badung rupanya mengambil bagian halaman milik Pemkab Badung (tidak berdiri sendiri) dengan sajian informasi yang normatif (informasi baku) dan menutup akses penyampaian keluhan, masukan atau kritik secara online.
(3). Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan dengan tulisan Pengumuman Hasil Kelulusan TKB CPNS Daerah Kabupaten Badung Tahun 2012.
(4). Desa Bongkasa Pertiwi terpantau menghilang dari dunia maya, meskipun disearching via Google dengan menggunakan kata kunci tersebut.
(5). Kantor Pemberdayaan Perempuan terakhir menyajikan Data Terpilah tahun 2008-2009 pada bulan Oktober 2010.
(6). Desa Kutuh menyajikan tulisan Pandawa Beach Festival, Wujud Pariwisata berbasis Masyarakat per tanggal 27 Desember 2012.
(7). Dinas Kesehatan tergolong Update, terpantau tulisan terakhir tertanggal 10 Juni 2013 (sebulan lalu) lewat Melindungi Generasi Bangsa Dari Iklan, Promosi Dan Sponsor Rokok, Menkes Luncurkan Peraturan Pencant (judulnya terputus, mungkin yang dimaksud adalah Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau).
(8). RSUD Badung pindah alamat ke rsudkapal.badungkab.go.id dengan menurunkan tulisan terakhir per tanggal 2 Juli 2013 ‘Bupati Menyerahkan Sertifikat dan SK Menteri Kesehatan Tentang Penetapan Kelas RSUD Kab. Badung Sebagai Rumah Sakit Umum Kelas B’.
(9). Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan yang diantara semua halaman, tergolong paling Update lewat tulisan Pasar Murah PKK Badung, Aset Koperasi di Bali Rp. 4,50 Triliun, dan Pelatihan Manajemen Koperasi di Kabupaten Badung yang ketiganya dipublish pada tanggal 12 Juli 2013.
(10). Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dengan ucapan Selamat hari raya Nyepi, Galungan dan Kuningan per tanggal 7 Maret 2013
(11). Dinas Pariwisata Daerah mengarah ke halaman badungtourism.com yang menyajikan informasi lengkap secara statis, satu tips bagi penyajian halaman web pemerintah agar tidak terlihat jarang disentuh.
(12). Dinas Bina Marga & Pengairan masih berada di alamat lama dengan sajian ‘Warning: Cannot modify header information – headers already sent by (output started at /home/bmadmin/public_html/wp-content/themes/Simplica/functions/sidebar_functions.php:2) in /home/bmadmin/public_html/wp-includes/pluggable.php on line 897’, dimana terpantau memiliki alamat terkini di bmair.badungkab.go.id (lihat historynya di halaman blog www.pandebaik.com) *berarti data alamat belum diperbaharui (diluncurkan awal bulan Juli 2013), dan terakhir
(13). Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang rupanya masih dalam tahap pembaharuan dengan tampilan ’Coming Soon! Website DKP Badung sedang dalam tahap pembaharuan!’.

Dilihat dari sajian data diatas, dapat dipaparkan beberapa hal sebagai berikut :

Pertama, demi ‘amannya’ informasi yang disajikan (agar terlihat tetap Update), dapat ditampilkan dengan memberikan informasi normatif atau secara statis seperti yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Daerah, dalam satu halaman yang berdiri sendiri sehingga mampu menyajikan tampilan dan penataan data lebih inovatif dan terstruktur. Langkah ini bisa digunakan oleh SKPD atau Instansi yang belum mampu membentuk sebuah Team Work atau melahirkan kebijakan untuk pengelolaan halaman website. Tinggal memberikan ‘kuasa’ pada Konsultan Perencana atau Developer web, mendesain isi lalu mempublikasikannya.

Kedua, apabila Team Work, Kebijakan dan Penugasan bisa jelas dilaksanakan, maka opsi seperti yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, RSUD Badung atau Dinas Kesehatan dapat dipilih. Langkah ini tentu membutuhkan source sumber dan draft berita serta tenaga secara berkala. Bisa juga dengan melakukan perekrutan tenaga baik intern maupun kontrak, yang minimal memiliki hobi untuk mengelola data dan informasi, dengan pemberian pendidikan lanjutan berupa teknik penulisan atau jurnalistik dasar, ataupun pengelolaaan halaman web dan email.

Ketiga, untuk penyajian halaman ataupun data, rata-rata masih dalam bentuk dan format yang sama. Kalaupun mau, bisa hunting halaman web site milik negara lain, yang kini sudah jauh lebih inovatif dan atraktif dalam memberikan informasi dan tanggapan akan keluhan atau masukan. Namun tentu membutuhkan biaya pengembangan yang lebih besar, untuk desain web atau coding dan sejenisnya. Satu hal yang barangkali tergolong sulit didapat mengingat pola pikir para penentu anggaran bisa jadi masih terpengaruh pada iklan-iklan yang ditempel di pohon ataupun tembok dekat traffic light ‘hanya Seratus Ribu, sudah bisa punya web site’ :p

Terakhir, dibutuhkan keseriusan komitmen dari pimpinan dan team secara keseluruhan, untuk melakukan pengelolaan halaman web site resmi secara berkala. Harapannya tentu agar apa yang sudah dilahirkkan dengan upaya sebelumnya, dapat terus berkesinambungan menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Nah, demikian dulu kritik yang bisa disampaikan demi memberikan masukan pada diri sendiri sebagai salah satu pengelola (yang meski hanya diminta secara lisan) halaman web site resmi pemerintah, dengan harapan tentu saja mampu melaksanakan tugas dan kewajiban secara bertanggung jawab, sehingga apa yang diinginkan oleh sebagian besar masyarakat akan Keterbukaan Informasi Publik dapat terakomodir dengan baik.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian