Skip to main content

Alamat Email, penting gag sih ?

Ada yang nyentil soal pejabat di Kabupaten Badung siang tadi saat kami megebagan metektekan di bale banjar, sebuah persiapan pembuatan sarana pengabenan, tradisi rutin warga adat sebelum kematian ditangani bersama. Topiknya dari keterlibatan oknum atau sistem dalam perekrutan CPNSD beberapa waktu lalu yang hingga kini tampaknya masih belum tuntas, hingga ke kepemilikan alamat email yang rata-rata mencemooh negatif.

‘masa kabupaten Badung sedemikian kaya, pejabatnya gag ada yang punya alamat email ?’

Hal ini dikemukakan oleh salah satu warga yang rupannya sempat membuka halaman web milik Pemkab Badung, dimana ia hingga hari ini belum berhasil menemukan kontak langsung ke pejabat tertentu di lingkungan Sekretariat maupun SKPD lainnya. Tujuan sebenarnya adalah ingin menyampaikan unek-unek terkait pelayanan yang meski terdapat halaman web site resminya sekalipun, namun tampaknya tak pernah ada tanggapan langsung dari pejabat berwenang ataupun update berita terkini. (yang ini nanti kita bahas khusus yah).

Saya pribadi mengamininya. Menyatakan bahwa memang benar, belum semua pejabat di Pemerintah Kabupaten Badung, tempat kerja dimana saya bernaung, memiliki atau mampu mengakses alamat email sebagaimana harapan masyarakat banyak saat ini. Dapat saya katakan demikian, mengingat ada banyak faktor yang melatarbelakangi, dimana salah satunya adalah perbedaan generasi.

Namun sebelum saya melanjutkan pembicaraan tadi, sempat pula saya tanyakan balik, seberapa penting sih kepemilikan alamat email bagi seorang pejabat publik ? atau kalau saya tanyakan lebih detail lagi, seberapa pentingkah kepemilikan alamat email bagi kalian ?

Kalau hanya urusan berkabar dan bertukar informasi, kini sudah ada banyak alternatif yang bisa digunakan. Jejaring sosial atau aplikasi chatting misalnya. Dimana di kedua jenis kategori tersebut, kini kita sudah bisa saling mengiriimkan data dan informasi penting lainnya dengan cepat, lalu apa gunanya email ?

Perbedaan generasi antara kita, yang lahir dan besar di era teknologi tentu berbeda pemahaman dan kemampuan untuk belajar dan mengenal yang namanya email, dibandingkan dengan para pejabat yang kini sudah berada di kisaran setengah abad. Sehingga kalaupun kita ingin kelak pejabat bisa mengenal dan menggunakan alamat email sebagai bagian dari pekerjaan, ya merupakan tugas kita-lah kini yang belajar sejak dini, sehingga nanti ide itu bisa terwujud. *semoga bisa jadi pejabat *uhuk

Dimana salah satu alasan yang kerap saya dengar dari generasi mereka adalah ‘ah, toh juga saya sebentar lagi akan pensiun, sudah terlambat untuk mempelajari hal itu dari awal…’ atau yang lebih jelasnya lagi, ‘saya sudah tua, sudah agak sulit untuk bisa belajar kembali…’ *andai mereka tahu bahwa Bapak Presiden eSBeYe kinipun mulai aktif bersosial media, FaceBook, Twitter, atau ibu Negara, Bu Ani dengan akun Instagramnya. Meski terkadang dibantu oleh Admin *uhuk

Namun tahukah kalian, bahwa kitapun, sebagai generasi muda secara umum juga tidak mengenal dan mengetahui memiliki alamat email ? atau minimal ingat dengan passwordnya ?

Kasus pertama, bahwa tidak semua generasi muda menyadari bahwa mereka memiliki alamat email, namun disisi lain mereka memiliki akun jejaring sosial FaceBook dan Twitter. Mengapa ? karena kedua akun tersebut atau bahkan yang lain, bisa jadi dibuatkan oleh orang lain, yang kemudian diakses melalui perangkat gadget mereka sejak awal kepemilikan, tanpa pernah melakukan sign out hingga kini. Sehingga wajar mereka akan kebingungan saat ditanyakan alamat email, namun agresif memberi tahu akun FaceBoook dan Twitter mereka untuk minta di-Follow.

Kasus Kedua, memiliki sebuah perangkat ponsel pintar BlackBerry dan berlangganan paket Unlimited setiap bulannya, namun hanya digunakan untuk chat BBM-an dan ber-jejaring sosial, update status, ganti foto profil atau saling berkomentar. Apakah mereeka semua memanfaatkan fitur Push Email yang merupakan jualan utama RIM dan juga para operatornya ? Tidak. Saya yakin sebagian besar pengguna BB akann kebingungan saat ditanyakan cara untuk mengakses alamat email, atau melakukan setup akun email baru di perangkat mereka.

Lalu seberapa pentingkah alamat email itu kini bagi kalian ?

Kita hanya bisa mencemooh atau bahkan menyalahkan, namun tanpa disadari bahwa kitapun bisa jadi masuk dalam topik yang dicemoohkan itu dan melakukannya.

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian