Skip to main content

Jumper dan 330 Badges Foursquares

Apa kabarnya para Jumper dimanapun kalian berada ? He… Rupanya saya belum jua pensiun hingga hari ini… Padahal janjinya kemarin itu mau pensiun dini, mengingat gag ada tantangan lagi saat berburu Badges. Bagi yang lupa, Jumper itu merupakan sebuah profesi Dunia Maya yang mengkhususkan diri untuk melakukan perburuan Badges di dunia Foursquares.

Mengapa dinamakan Jumper ? Karena hobbynya loncat sana sini, dari satu venue ke venue yang lain, dari satu negara ke negara yang lain, padahal yang sebenarnya, yang bersangkutan lagi ngendon di kamar mandinya bertapa atau malahan senyum senyum menatap layar tabletnya di Teras rumah :p

Jumper merupakan sebuah profesi Haram sebenarnya, maka itu dilarang keras oleh pihak FourSquare terutama yang mencoba melakukannya via aplikasi di perangkat ponsel pintarnya yang kabarnya sih sudah dilengkapi dengan fitur pelacak lokasi. Namun demikian, semua kebohongan publik ini masih dapat dihandle dengan mudah jika si Jumper memanfaatkan halaman browser sebagai sarana termurah dan tanpa banyak usaha untuk memuluskan aksinya, meski via aplikasi pun kabarnya masih bisa, tentu dengan mengandalkan fitur GPS abal-abal :p *pokoknya kalo ada usaha dijamin bisa *eh

Keharaman Profesi sebagai Jumper inipun kerap pula dikecam oleh pengguna FourSquare Baik Baik Indonesia, yang kadang suka melontarkan protesnya di awal-awal saya melakoninya. Namun seperti hal pepatah ‘anjing menggonggong Jumper pun berlalu’ *eh lama-lama mereka toh diam bahkan ada juga yang malah ikutan nge-Jumper :p apalagi setelah jumlah Badges yang tercapai mencapai angka ratusan.

Faktor keharaman Profesi menjadi seorang Jumper, ditambah lagi jika kalian berstatus sebagai seorang PNS yang sok Baik seperti saya. Akan mengundang banyak pertanyaan apabila hari ini saya sedang melanglang buana di Kota Manado (melakukan 4-5 kali Check-Ins di venue stempat, sebagai PraSyarat Cities Badges), besoknya mampir ke Jakarta, trus besoknya lagi berada di Malaysia. Kalopun kemudian ada beberapa kawan sesama pengguna Twitter membaca Update Status tiap kali melakukan aktifitas Check Ins berprofesi sebagai pengamat apalagi KPK, tentu bakalan curiga setengah hidup dan bertanya-tanya, ‘dapat dana dari mana PNS ini bisa jalan-jalan setiap hari ? Pas hari kerja pulak…’

Tapi, meski banyak yang mengHaramkan, profesi sebagai seorang Jumper cukup banyak pula yang meminati, terbukti dari beberapa status kawan sesama pengguna FourSquare, ada saja yang melakukan aksi Unlock Badges yang saat itu berstatus diaktifkan. Dan saat masuk ke beberapa halaman brand yang harus di-Like terlebih dahulu, ternyata sudah ada daftar nama kawan yang mampir lebih dulu.

Entah dimana menariknya profesi seorang Jumper, karena secara komersial jujur saja meski punya hobby berpindah-pindah negara, Jumper gag menghasilkan materi apa-apa dari aktifitasnya tersebut. Sehingga bisa dikatakan ini hanyalah sebuah Hobby untuk menghabiskan waktu luang saja.

Waktu Luang.

Yah, barangkali itu ada benarnya. Karena aksi nge-Jumper yang terakhir dilakukan, tak kurang menemukan 30-an Badges hanya gara-gara kebanyakan memiliki waktu luang saat menunggui MiRah putri pertama kami, di RS Wangaya beberapa waktu lalu. Merasa kebingungan lantaran hampir semua halaman telah dijelajah, maka akun FourSquare lah yang menjadi pelampiasannya. Tapi… *eh apakah semua Jumper juga merasa demikian ? Bagaimana dengan kalian ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian