Skip to main content

Bersua dengan iPhone 4 CDMA

Sebetulnya sih gag pernah terpikirkan kalo satu saat nanti saya akan pernah jua memegang perangkat ternama besutan Apple yang dirilis tahun 2011 lalu, iPhone 4. Lantaran secara pribadi perangkat TabletPC Samsung Galaxy Tab 7+ sudah lebih dari cukup dan bersyukur masih berfungsi dengan baik sejak pembelian hingga kini. Siapa sangka, kali ini saya bisa juga memiliki sebuah perangkat berbasis iOS meski dalam frekuensi CDMA. Ya, CDMA.

Santai saja, bathin saya saat menelusuri satu persatu iklan yang tampil dihalaman aplikasi berniaga.com dan tokobagus, mengingat perangkat yang saya inginkan hingga bulan kedua pemakaian tak jua muncul dalam daftar. Saya pribadi saat itu sedang berangan-angan mencari perangkat Audiovox PPC 6600 CDMA yang punya wajah serupa dengan O2 XDA IIs (kalo gag salah sih ini namanya), ponsel jadul berlayar sentuh, dengan sistem operasi Windows Mobile 2003 SE (Second Edition), dan bergerak di jaringan CDMA. Atau minimal perangkat lain namun bersistem sama. Mengapa ngebet dengan sistem tersebut dan bukan BlackBerry seperti yang banyak tersebar di kedua toko online tersebut, ya karena kangen dengan masa-masa lalu. Dan Meskipun jadul, harapan saya sih Cuma satu. Baterenya masih awet :p

Dari masa-masa penantian, sebetulnya nemu beberapa. Diantaranya milik brand HTC yang terpantau pemiliknya cukup dekat dari rumah dan sempat beberapa kali sms-an, dan ada juga yang menawarkan ponsel Palm Pixi berbasis WebOS, sistem operasi yang batal diusung oleh brand HP untuk melanjutkan pemasaran seri smartphone mereka. Semuanya berbasis CDMA. Namun sayangnya, saat saya tanyakan, rata-rata mereka masih bingung apakah nomor Flexy seperti yang kini masih tetap saya gunakan, bisa disuntik/inject ke ponsel milik mereka tersebut ? hal ini pula yang membuat saya kembali pikir-pikir.

Kalo memang jodoh ya gag bakalan kemana.

Merasa tertarik dengan iklan dari seorang penjual di halaman berniaga, menawarkan iPhone 4 CDMA 32 GB seharga 2 jutaan, sayapun mencoba mengontaknya, namun sayang, perangkat sudah laku lebih dulu. Saat diyakinkan kapan iklan itu muncul, ya memang sudah sejak lama atau hitungan minggu. Pantas saja…

Maka sayapun iseng-iseng menitipkan satu perangkat lagi, yang berukuran sedikit lebih kecil storagenya, dengan harapan, soal harga pun bisa didapat sedikit lebih murah. Dan akhirnya, penantian lama pun berbuah manis. Saya mendapatkan perangkat iPhone 4 CDMA 16 GB dengan harga yang lumayan terjangkau.

Namun bukan berarti saya tidak memiliki perasaan was-was dengan penawaran murahnya harga yang diberikan, lantaran beberapa tahun lalu sempat pula menemui kasus penipuan pada atasan dan saudara saya yang diming-imingi perangkat iPhone berharga murah.

Nah, trus bagaimana cerita lanjutannya ? tunggu di posting berikutnya

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

PimPro, Apaan sih Itu ?

PimPro Kalian yang sudah masuk dunia kerja, utamanya yang bergerak di bidang konstruksi, saya yakin pasti pernah dengar istilah Pimpro. Baik yang berkonotasi Negatif ataupun Positif. Demikian halnya saya. Pertama kali mendengar istilah PimPro kalo ndak salah ya pas baru-baru jadi Pe eN eS. Yang saat diceritakan oleh pimpinan saat itu, apa tugas, kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang Pimpro, Bagi saya pribadi sih lebih banyak Negatifnya. Ini jika dilihat dari kaca mata kebenaran. Bukan pembenaran. Image besarnya Power seorang Pimpro makin dikuatkan saat saya mengobrol ngalor ngidul bersama seorang pejabat fungsional di tingkat Provinsi saat berkesempatan menginap sekamar *bukan seranjang ya* sewaktu ditugaskan ke Indonesia Timur berkaitan dengan pemanfaatan dana ABPN dua tahun lalu. Dari ceritanya, ya memang benar bahwa seorang PimPro apalagi di era Pak Harto menjabat dulu sebagai Presiden RI ke-2, punya kekuatan besar yang begitu memanjakan hidup dan keseharian yang bersa...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...