Selamat hari Rabu kawan, hari kerja pertama yang akan dijalani oleh sebagian besar pegawai negeri sipil dimanapun mereka berada, termasuk pula pekerja swasta setelah libur panjang yang diberikan pemimpin negeri ini sedari sabtu kemarin. Libur panjang yang penuh cerita tentu saja.
Keramaian, kemacetan, polusi udara dan suara seperti biasa bercampur menjadi satu. Apalagi Bali menjadi salah satu tujuan perayaan Tahun Baru di Indonesia, jalanan tampak makin padat oleh kendaraan turis domestik, mancanegara plus orang lokal dan sejumlah keluhannya.
Kami sendiri hampir tidak memiliki acara sepanjang liburan. Apalagi setelah memiliki dua putri yang masih kecil, nyaris perayaan Tahun Baru tidak menjadikannya sesuatu yang spesial. Sama saja dengan hari lainnya.
Namun satu harapan kami pada malam Tahun Baru kemarin adalah kedua putri kami dapat beristirahat di tengah hiruk pikuk perayaan yang gegap gempita dipenuhi ledakan mercon dan kembang api di udara plus bau yang mengganggu saluran nafas siapapun yang berada dibawahnya. Jangankan kedua putri kami, beberapa famili yang ada disekitar kamipun mengeluhkan suara ledakan yang begitu dekat sehingga malam Tahun Baru tak lagi senyaman yang kami harapkan.
Kami masih ingat di masa kecil bisa dikatakan waktu dilewati dengan menonton layar tivi bersama keluarga, menikmati kembang api hanya dari perayaan pergantian waktu di pusat sana dan setelah itu tertidur pulas lantaran tumbennya begadang. Tapi kini, kami dipaksa untuk begadang hingga pukul 2 dini hari hanya untuk menanti bunyi ledakan itu mereda. Bahkan saking tak bisa dikontrol, kami malah sudah mengalaminya sejak awal bulan Desember. Bukan hanya satu hari itu saja.
Kadang saya berharap Tuhan akan memberikan peringatan setimpal bagi mereka yang sudah melupakan toleransinya kepada para tetangga, namun rupanya Tuhan lebih menyayangi mereka yang riang menyalakan mercon. Buktinya hampir setiap hari mercon itu dinyalakan tanpa henti. Namun meski demikian, semua mengajarkan banyak hal pada kami terutama kesabaran. Yah, kesabaran kami lagi-lagi di uji kali ini. Tapi sudahlah, semua sudah berlalu.
Yang patut kami beri apresiasi selama perang itu berlangsung tentu saja musisi Gus Teja, yang selama berjam-jam melantunkan karya-karya apiknya dengan volume yang paling maksimal demi menenangkan tidur dua buah hati kami, ditengah ledakan memekakkan telinga dan jantung. Kami pada akhirnya menggunakan cara ini sejak pukul 8 malam hingga 3 dini hari, mengingat performance para penggiat mercon selain mendapat dukungan finansial yang tak terbatas sehingga mampu membeli sejumlah banyak mercon dan kembang api (entah duit dari mana, atau sumbangan mbak Angie barangkali), dan juga dukungan power hingga soal tenaga gag ada habisnya. Yakin banget mereka pake batere Energizer didalamnya.
Lain cerita, Catatan Akhir Tahun 2012 kemarin sudah diposting secara dadakan dari layar Tabletpc 7 inchi. Tanpa ilustrasi pula. Demikian halnya dengan kini, posting awal tahun 2013 yang sedapat mungkin dilepas demi rutinitas sebagai seorang blogger yang kelihatannya bakalan mulai menurunkan intensitas menulisnya ditengah kesibukan kerja dan ngemong yang ada. Bisa jadi ini bakalan merembet pula ke sektor media cetak yang kelak akan banyak berpengaruh, tapi sudahlah… dijalani saja.
Balik lagi ke rutinitas, balik lagi ke kesibukan. Ditengah hujan gerimis yang turun ke bumi, semua pikiran telah siap untuk digunakan kembali.
Jadi sekali lagi Selamat Tahun Baru 2013 ya kawan… Selamat memenuhi harapan baru yang tempo hari sempat tertinggal di laci dan belum terkabul. Semoga pula saya pribadi mampu mengisi halaman demi halaman blog ini kedepannya dan minimal menambah pundi pundi tabungan hingga mampu memberikan yang terbaik bagi keluarga. *uhuk
Tak Lupa, Selamat Bekerja.
Comments
Post a Comment