Skip to main content

Pikir-pikir sebelum memilih Android Murah

Perkembangan sistem operasi mobile phone yang dikembangkan oleh raksasa mesin pencari Google, tampaknya makin menjadi sejak awal tahun 2012 ini. Setelah naik secara pesat di tahun sebelumnya, kini Android mulai merambah ke berbagai segmen pengguna dan tentu saja merambah ke berbagai jangkauan harga.

Dengan maraknya lini yang ingin dikuasai oleh sistem operasi ini lewat beragam brand termasuk lokal, pada akhirnya banyak pula suara tidak puas akan kinerja perangkat yang mereka pilih yang rata-rata merupakan konsekuensi dari rendahnya harga jual yang ditawarkan. Untuk itulah kami secara pribadi lebih kerap menyarankan kepada Rekan Droid untuk memilih perangkat Android tingkat menengah keatas demi mendapatkan kinerja dan kepuasan yang optimal. Mau tahu alasannya ?

Minim Fitur. Dengan harga tawar yang murah bahkan ada juga beberapa perangkat sebesar tabletPC yang dijual di bawah satu juta rupiah, rata-rata hanya membawa fitur bawaan dari sistem operasi yang dipergunakan. Hal ini berbeda dengan Android kelas menengah yang rata-rata mulai menawarkan berbagai aplikasi atau fungsi tambahan pula user interface atau tampilan yang cenderung lebih memudahkan pengguna untuk berinteraksi.

Kecepatan dan Kemampuan Standar. Dari pantauan kami di beberapa perangkat ponsel ataupun tabletPC berbasis Android berharga murah, hanya dibekali dengan prosesor serta besaran memory RAM yang terbatas. Padahal dua hal inilah yang merupakan pemicu tenaga perangkat sejak awal digunakan. Apalagi kelak ketika pengguna mulai menginstalasi dan menggunakan aplikasi atau permainan dalam jumlah banyak atau multitasking, barulah leletnya bakalan terasa.

Keakuratan dan Kualitas Layar. Iklannya sih boleh, layar sentuh berjenis kapapatitif. Tapi jangan heran apabila tingkat sensitifitas layar malah jauh dari harapan. Bahkan ada pula perangkat yang perlu menekan layar dua kali untuk bisa menjalankan perintah. Belum lagi soal tingkat kecerahan dan kejernihan layar, pula kualitas bahan yang dipergunakan.

Ketiadaan Update OS. Saat perangkat dijual ke pengguna, rata-rata versi OS yang disuntikkan sudah mengadopsi keluaran terbaru, entah 2.3 Gingerbread atau 4.0 Ice Cream Sandwich, meski ada juga beberapa lainnya yang lebih memilih versi lama 2.2 Froyo. Namun ketika permasalahan atau bugs muncul ditengah pemakaian, versi Update sangat jarang diberikan untuk mengatasinya. Demikian pula jika Rekan menginginkan Upgrade ke versi OS yang lebih baik.

Kapasitas dan daya tahan batere. Android dikenal rakus daya lantaran kebutuhannya untuk memanfaatkan koneksi data demi mendukung aktifitas secara optimal. Untuk itu pula beberapa perangkat kelas menengah keatas mulai meningkatkan kapasitas dan daya tahan batere mereka demi kepuasan pengguna. Tidak demikian halnya dengan Android murah. Terpantau beberapa perangkat tabletPC lokal masih menggunakan kapasitas batere yang setara dengan ponsel Android kelas menengah. Sehingga untuk sekali charge penuh biasanya hanya dapat digunakan selama 3 jam secara konstan. Itu artinya, untuk penggunaan harian biasanya dibutuhkan dua tiga kali charge. Sangat merepotkan bukan ?

Dukungan Komunitas. Jika hasrat untuk memiliki perangkat Android murah hanya sebatas menggunakannya secara standar, barangkali tidak akan banyak masalah yang kelak dijumpai saat pemakaian. Namun kadang-kadang ketika menemukan kesulitan dalam beraktifitas, dukungan komunitas dan juga forum akan jauh lebih memberikan pencerahan atau solusi terutama bagi pengguna awam.

Nah, enam alasan itulah yang menjadi bahan pertimbangan kami dalam memberikan rekomendasi jika Rekan Droid menginginkan perangkat Android sebagai pilihan berikutnya. Jangan sampai salah pilih ya.

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Kalian masi ingat, kapan mulai gabung ke Sosial Media ?

Saya ingatnya pertama kenal FaceBook November 2008. Era kampanye Mister Barrack Obama yang kabarnya waktu itu make sarana FB untuk merangkul generasi muda. Sempat penasaran di awal, gegara tumben kenal yang namanya Media Sosial.  Padahal di era yang sama, sudah ada FriendSter, MySpace atau Hi5. Rupanya saya bukan generasi itu.  Yang jadi gara-gara ya Blogging.  Keasikan nulisin Blog, keenakan onani, lalu kesandung orang deh.  Start awal di laman Blogspot 25 Mei 2006, pake nama pandebaik.blogspot.com lalu diberi hadiah Domain pribadi oleh RakhaHost di agenda gabung bareng Bali Blogger Community Februari 2008, berubah nama jadi pandeividuality.net yang terinspirasi dari album PAS Indieviduality, menggunakan mesin Wordpress. dan pas kesandung media mainstream, pindah hosting ke Bali Orange jadi www.pandebaik.com pada November 2008. Pindah hosting juga gegara Rakhahost trouble cukup lama.  Balik ke Blogspot lagi pada 16 April 2023 lalu lantaran capek mengelola Wordpress, yang kerap disampe