Skip to main content

Curhatan Tweet di X 3 Harian Jaga RS

Cerita melalui Tweet di aplikasi X selama 3 harian kemarin, jadi salah satu momen paling menenangkan hati apqlagi pasca kabar baik yang diterima, soal kondisi Kakeknya anak-anak  di selasar depan kamar rawat inap 221...

Sudah lama gak nulis-nulis lagi. 

Hari ini absen gerak badan. Dari kemarin gak dapat tidur sampai jam 6 pagi tadi, ngantuk capek bawaannya. Milih bolak balik ke toilet di lantai 1, biarpun di ruangan ada toiletnya, atau naik turun tangga RS sambil antar pengunjung pasien... 

Semoga sehat selalu. 

Astungkara Kakek diperbolehkan pulang dari RS sore ini, pasca nginep 2 malam dari Jumat kemarin. Infonya kedepan, kakek kontrol penyakit Dalam-nya di Poli RS PR. Kondisinya mulai membaik dari jam 8 pagi tadi, setelah semalam suntuk gak tidur-tidur... 

Saya sendiri dapat tidur 2 jam-an di malam pertama dari jam 2 dini hari pasca pemberian obat dan lainnya, sampai jam 4 pagi, karena harus pulang kerumah untuk mebanten dan lainnya. Kasian Istri sendirian handel kerjaan rumah tangga dan anak-anak. Lalu 2 jam-an di rumah hari Minggu pagi.

Ditambah barusan 2 jam-an juga pasca Kakek mulai tertidur... 

Btw kasur tidurnya cuma berupa kursi sofa yang memaksa saya tidur melungker laiknya ulat daun, dengan kedua kaki yang dilipat tanpa ada pergerakan badan ke arah manapun. 

Tapi tetap harus disyukuri bagaimanapun juga. 

Dapat rawat inap type begini juga patut disyukuri, karena jatah BPJSnya di Kelas 1 yang berisi 2 pasien, lalu minta kenaikan kelas jadi VIP yang satu ruangan sendirian, dan ada penambahan biaya 4,95 jt, tapi karena full jadi dapat kelas diatasnya dengan status titip...

Patut disyukuri karena meskipun jam tidur yang didapat hanya 4 jam selama 2 malam disini, tapi cukup buat meningkatkan semangat juang bertahan jagain Bapak dari jam 9 pagi usai operasi hingga semalam suntuk kemarin. Badan sampe remuk rasanya karena saking susahnya cari waktu luang buat tidur. 

Dan bersyukur juga tatkala bosan, saya ditemani salah satu petugas jaga banjar yang istrinya dapat tindakan operasi per kemarin pagi, dan nginep disini 2 malam juga. Hanya ybs menempati kamar Kelas 2 yang isinya 3 orang pasien. Jadi kalau beliyo ini mau jagain, ya tidurnya di bangku selasar rumah sakit. 

Bahkan dalam situasi begini, tugas sebagai Kelihan Banjar Adat Tainsiat tetap berjalan lantaran bertemu seorang ibu warga Tainsiat yang mengaku menikahi warga lanang Tainsiat namun tidak tercatat dalam daftar rapat pleno awal Maret lalu. Langsung ditelusuri tentu saja. 

Selama 3 hari juga bisa dapat previlege parkir di area RS malam hari sampai esok paginya. Sementara saat siang cuma bisa parkir agak jauh dari RS yang tentu saja diakses dengan berjalan kaki. Lumayan dapat olahraga.

dan selama 3 harian di RS baru keingetan ngopi pasca diberi info boleh pulang oleh dokter bedahnya tadi. Kanggeang ngopi sachet, itupun di pinggiran jalan kantin RS sebelah ruang jenazah. 

Nikmatnya tiada tara... 

Barutau juga soal jalur terpendek akses kamar rawat inap menuju parkiran motor pengunjung, adalah area jalur ke Kamar Jenazah. Baru nyadar pas nyium-nyium bau formalin pas beli kopi jelang pulang. 

Menghadapi orangtua yang sudah mulai pikun itu seperti menghadapi anak kecil usia batita. Apapun ditanyakan berulang kali... harus sabar menghadapi.

Belum lagi gak tidur-tidur pasca operasi kemarin pagi, antara kasihan, gak tega, tapi kalo dituruti, malah kerepotan sendiri. Capek bet jaga di RS. 

Minta kencing terus dari usai operasi, sementara beliaunya gak mampu berdiri lagi lantaran pengaruh obat. Sudah dipakein pampers. Lalu ngelantur kemana-mana. Dari soal lampu dapur siapa yang nyalain, pengen berangkat sekolah, nyuruh nutup pintu dan ngerek korden, dan lainnya. 

Diri sendiri belum mandi dari pagi kemarin, peluh pidit karena beliau gak kuat ac. Gantian jagain bareng ibu. Minim istirahat sejak pagi kemarin. Ngantuk tapi gak bisa pejamkan mata karena gak tega... 

Sisa tangis semalam karena kondisi Bapak yang gak karuan -mungkin pengaruh obat, disamping ingatannya mulai memudar dalam beberapa hal- jadi berubah sore ini dengan rasa syukur, apalagi barusan liat Bapak dah mulai bisa jalan sendirian pasca dipapah banyak orang semalam... 

Selama di RS banyak dibantu oleh Prasta, ponakan kami dari alm kakak dan Bapaknya BliMan Anom Wiryadi 

Pun support dari Mb Eka Fitriani dan BliTude di Kanada. Tidak lupa ada kunjungan yang menguatkan dari banyak saudara di hari Sabtu, Minggu serta siang tadi. 

Terima Kasih untuk Doanya bagi orangtua kami. 

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian