Skip to main content

18 Tahun Masih Betah ngeBlog, Kamu Gimana ?

Ada masa dimana pengunjung laman blog bisa mencapai angka ribuan per hari. Ada juga masa dimana pengunjung blog bisa memberikan rejeki. Dan meskipun sempat "hilang" dari dunia maya karena sebuah kasus, laman blog ini rupanya masih bisa bertahan hingga 18 tahun lamanya. Sebuah hal yang patut disyukuri, karena memang sulit untuk bisa menjaga sebuah nama atau hobi dan bertahan hingga hari ini.


Blog pernah menjadi sebuah trend di era tahun 2000an awal. Melahirkan banyak nama yang hingga kini mereka masih konsisten bersuara, meski tak lagi memiliki laman blog. Bahkan ada pula yang menjadi sineas ternama tanah air, atau malah didaulat sebagai Bapak Blogger. Bukan saya pastinya.

Saya sendiri mengenal nama Blog pada tanggal 26 Mei 2006, saat ditugaskan menghadiri pelatihan atau workshop kaitan IT di kantor walikota Denpasar selama dua hari. Dan di hari kedua, ada dua sesi pembelajaran tambahan yang bisa dipilih, namun sayangnya, satu sesi yang diinginkan saat itu sudah fullybooked. Saya pun mendapatkan jatah sisa di Pelatihan Photo Editing dan Blogging. Yang melatih kalau ndak salah ingat, seorang pengajar dari Stikom Surabaya. Dan saat itulah laman cikal bakal blog ini lahir dengan mengambil nama pandebaik.blogspot.com. Ya, laman gratisan yang hingga kini sudah gak disediakan lagi opsi pengambilan domain tersebut di Blogger.

Ada masanya saya menggunakan gaya bahasa yang narsis, menyebutkan diri sendiri sebagai 'PanDe Baik' dalam setiap tulisan atau post blog menggantikan sebutan 'saya', dan ada juga masa yang berusaha menghilangkan penyebutan kata 'saya' di setiap tulisan.

Ada masa menggunakan salam 'ditulis dari Pusat Kota Denpasar' lantaran jaman itu masih suka menulisi blog dari ruangan kantor yang berlokasi beneran disekitar Pusat Kota Denpasar. Ada juga masa menggunakan salam 'keep blogging' atau 'teruslah menulis'. Sebagai upaya bertahan dari gempuran media sosial FaceBook jaman itu.

Bersyukur juga bisa mengenyam pendidikan soal Blog ini. Yang memberikan banyak pengalaman positif pada perubahan rutinitas harian, kemampuan untuk menulis cepat, atau menggunakan gaya bahasa yang berbeda dari orang kebanyakan utamanya yang berprofesi sebagai abdi negara. Hal yang paling terasa adalah saat penyusunan thesis pas menjalankan pendidikan pasca sarjana tahun 2008, penyusunan laporan benchmarking diklat pim tahun 2014, atau menyusun laporan di akhir tahun pada kegiatan tertentu, meski yang namanya -gaya bahasa- masih tidak bisa dilepaskan dari gaya bahasa blogger yang kerap asal dan tidak baku. Sangat terasa ketika melakukan asistensi dengan para pengajar atas hasil yang disusun selama pembelajaran.

18 Tahun ternyata masih suka ngeBlog. Kalian sendiri masih sempat update isi Blog ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian