Dari sejak pertama kali mengenal lensa kamera, saya selalu berusaha untuk mengambil gambar sendiri untuk foto diri.
Semacam selfie.
Modal utamanya adalah Timer, perkiraan komposisi foto (karena perangkat jaman dulu gak ada layar dan kamera depan), tempat pengambilan, dan waktu. Untuk pengambilan gambar berulang, jika gambar yang diambil sebelumnya kurang bagus dari sisi hasil. Baik ada bagian yang terpotong ataupun blur.
Jadi bisa dikatakan, gak ada merepotkan orang lain.
Bahkan terkadang orang lain suka bingung lihat hasilnya, dan bertanya 'ini siapa yang motoin ?'
Cuma memang saya gak pernah main kamera profesional. Yang punya pengaturan lanjutan terkait ISO, shutter dan lainnya. Jepret ya udah jepret gitu aja.
Karena kebanyakan foto atau gambar yang saya ambil, kelak bakalan dijadikan bahan ilustrasi tulisan, sekedar lucu-lucuan, atau konten pelengkap lainnya.
Jarang banget diposting hanya untuk sekedar mendapat tanggapan atau pujian dari orang lain.
Habis di post, ya sudah. Gitu aja...
Dan meskipun pasca post di sosial media lalu sedikit mendapat respon dari kawan pertemanan, ya biasa saja sih. Kan memang belum tentu semua orang suka dengan apa yang dibagikan.
Terpenting, kepuasan hidup gak akan pernah diukur dari banyaknya likes dan komen postingan.
Tapi apa yang sudah dituangkan dari pikiran, setidaknya sudah bisa bikin hati lebih lega dan lapang.
Kalo kata hape Nubia, just be yourself aja...
Comments
Post a Comment