Skip to main content

Kamar 221 RS Bhakti Rahayu

Opname.
Keputusan Ibu Dokter Spesialis Anak yang selama ini merawat Intan, saat kami konfirmasi melalui telepon hari kamis sore tadi.
Ini setelah dua hari kebingungan dengan kondisi anak kedua kami yang demam tinggi sejak Rabu pagi kemarin.

39,8°C
Panas Badan Intan saat kami pulang kantor lebih cepat dari biasanya.
Kabar dari neneknya sempat mengagetkan kami lantaran sama sekali tidak menyangka, sakit yang ia derita bisa separah itu.
Tanpa banyak pertimbangan, Intan kami bawa ke UGD Bhakti Rahayu dan kini menempati kamar 221 lewat jalur Umum.
Ya, Jalur Umum.

Awalnya sih ingin menggunakan jasa Asuransi Prudential sebagaimana yang pernah ia dapatkan saat sakit typhus tahun 2014 silam. Cuma infonya, RS ini tak lagi bekerja sama sehingga kami nyaris tak punya pilihan lain lagi.
Ada memang BPJS, namun sepertinya dengan pengalaman yang ada, rasanya endak dulu deh. Biar dijadikan rawat jalan nanti saja. Lagi pula Faskes 1 BPJS bukan di RS ini.

Mengambil Jalur Umum untuk Rawat Inap, saya pikir jauh lebih ringkas, karena pembayaran apapun itu bentuknya akan ditanggung keluarga pasien secara langsung. Tapi ternyata sama ribetnya dengan pemanfaatan BPJS. Dari proses adminitrasi, pengambilan obat dan menunggu juga menunggu.
Untungnya kali ini saya menyiapkan semuanya, termasuk kesabaran. Toh nantinya semua unek unek bisa ditumpahkan disini…

Intan sudah lebih baik kelihatannya.
Ia bisa bercerita singkat pada kakek neneknya saat saya kabari tadi melalui ponsel. Tentang bagaimana ia disuntik infus oleh perawat barusan. Jauh lebih baik kondisinya ketimbang tadi siang.
Berharap kondisinya bisa membaik cepat agar kami bisaa pulang dan berkumpul kembali bersama keluarga.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p