Skip to main content

NgeGosipin Isu Peluncuran Yamaha XMax 250

Per tanggal 2 November lalu, akun Instagram @iwanbanaranblog sempat upload gambar prosesi launching produk motor terGres milik Yamaha yang salah satunya ikut pula dipamerkan, XMax 300, upgrade seri NMax yang laris manis di pasar Indonesia. Sekedar tahu bahwa akun yang satu ini tergolong UpToDate banget kaitan soal rilis resmi motor baru di negara kita ini. Termasuk soal Test Ride Honda CBR 250 RR yang digelar di Bali akhir pekan kemarin.

Tak Ayal, akun kawan saya, @madewirautama yang belakangan sudah mulai jarang nulis di blog langsung mengabarkan malam itu juga, dan sukses membuat pikiran saya campur aduk ndak mengantuk lagi. Sialan banget.

Tapi ya wajar sih, wong seri XMax ini memang satu-satunya impian saya sejauh ini untuk menggantikan si merah kekar, Yamaha Scorpio 225cc tahun 2011, yang hingga saat ini sudah mulai jarang menemani hari, lantaran tidak ramah pada anak-anak. Si Anak sih enjoy saat dipangku pada tangki depan atau dibonceng belakang, tapi Bapaknya yang ketar ketir khawatir, bawa motor jadi ndak nyaman. Hehehe…

Hanya saja seperti yang disampaikan tadi, seri XMax 300 yang saat launching kemarin itu rupanya hanya pengenalan awal pada publik bahwa rencananya di Tahun depan, Yamaha bakalan merilis XMax 250 untuk pasar Indonesia. Sementara yang 300 tadi sedianya akan dipasarkan di Eropa. Ealah…

xmax-pandebaik

Padahal sehari pasca postingan Instagram tersebut, saya langsung memfollow-up Isu peluncuran dengan menghubungi akun Yamaha Diponegoro melalui akun BBM mereka, rupanya belum bisa di-Indent sesegera mungkin. Baru dibuka untuk pasar Jakarta saja. Waduh…
Mana sudah terlanjur menawarkan si merah ke beberapa teman. Hehehe…

Motor XMax yang nantinya bakalan dilepas untuk pasar Indonesia, sebagaimana rencana penamaan, punya kapasitas mesin sedikit lebih besar dari Yamaha Scorpio yang kini masih rajin dipanaskan setiap pagi. Nambah 25 jadi 250 cc. Setidaknya masih naik lah dari kepemilikan sebelumnya.
Secara Konstruksi Bodi, sepertinya ndak jauh beda ketimbang pendahulunya, seri NMax 160cc. Dilihat dari bentuk setang kemudi, dudukan hingga wajah depan. Hanya saja seri ini membawa ban gambot untuk meyakinkan calon konsumen akan besarnya daya yang kelak bisa digeber di jalan aspal.

Sementara ini, harapan akan kehadiran XMax adalah persoalan setang kemudi yang paling minim sedikit lebih tinggi dari seri NMax yang terpantau mentok pada lutut kaki saat digunakan untuk berbelok arah. Sangat menyulitkan untuk pengendara dengan bodi setinggi saya. Disamping itu, minimal bisa lebih ramah anak-anak baik saat didudukkan di bagian depan maupun belakang pengendara. Jadi persoalan jalan-jalan bareng keluarga masih bisa nyaman dilakoni.

Yang masalah kini hanya satu. Persoalan harga. Dengan rentang kisaran 50an juta rasanya sih masih eman untuk mengadopsinya pulang ke rumah. Meskipun mau tak mau ya harus melego si merah untuk nambah-nambah.
Gimana baiknya ya ?

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p