Istilah diatas kalo ndak salah dilontarkan pak BeYe, presiden Indonesia yang 2 kali dipilih rakyat, saat menemani sang putra, om AHY yang diusung tiga atau empat parpol ya ? Maju sebagai Cagub di DKI menantang sang petahana Ahok, di sela aktifitas mereka bersama media.
Dan memang bisa ditebak, alur yang berjalan padahal masa kampanye belum jua dimulai sangat mirip dengan Pilpres tempo hari. Ramai dengan dua topik utama, SARA dan Asal Bukan Ahok.
Saya yang sedari awal sudah geli dengan pencalonan om AHY yang menurut pengamatan (eh sejak kapan jadi Pengamat ?) penuh dengan pencitraan, mirip sang Pepo, makin tambah geli pas nonton rekaman Mata Najwa di halaman YouTube yang sempat mengundang om AHY berbicara banyak terkait aksinya sebulan terakhir.
Kenapa jadi tambah geli ya karena jawaban yang diberikan demi menanggapi pertanyaan menohok mbak Najwa, mirip mirip dan mengingatkan saya pada mbak Angel siapa gitu, yang kalo ndak salah pernah jadi mantannya Bang Rhoma, mencalonkan diri di Pileg beberapa tahun lalu.
Normatif, tertutup dan blunder.
Lebih memberikan kesan ketidaksiapan yang bersangkutan untuk mencoba maju menjadi pejabat publik.
Tapi terlepas dari hal yang tidak bisa dikatakan saat ditanyai mbak Najwa, jujur saja saya salut dengan om AHY, yang begitu pintar berbahasa dan mengolah kata serta kalimat di depan kamera dan ditonton sekian banyak mata.
Saya yakin, jika saja saya yang berada di kursi tersebut, nggak bakalan deh keluar satupun kalimat cerdas macam om AHY. Gugup duluan. Kelihatan bedanya. Hehehe…
Tapi kok ya saya yang berdomisili di Bali malah ikut-ikutan meramaikan PilGub DKI sih ?
Ya mungkin saja karena merasa patah arang dengan agenda PilGub Bali yang hingga kini kalo ndak salah kelihatannya masih gabeng dan tak seheboh DKI. entah karena para bakal calon yang masih berkategori L4 – Loe Lagi Loe Lagi, nyaris ndak ada terobosan nyata dan baru yang bisa dirasakan masyarakat secara langsung. Ini menurut saya loh ya.
Apalagi yang namanya Reklamasi Benoa rasa-rasanya sih ndak bakalan dihentikan prosesnya jika mereka-mereka ini yang naik, jadi ndak heran kalo fokus masyarakat termasuk saya ndak ada peduli dengan PilGub Bali.
Kapan ya PilGub Bali bisa rasa PilPres macam DKI itu ?
Comments
Post a Comment