Skip to main content

It's Just Good Business

Entah kenapa kok bisa saya jadi keingrtan dengan kalimat si kecil nahkoda dari film Pirates of The Caribbean yang ke 3, pas baca koran Bali Post halaman pertama hari ini soal Teluk Benoa. Dimana survey lokasi langsung dihentikan pasca naiknya berita ke media cetak dan sosial kemarin. dan diikuti pula dengan kalimat ‘tidak tahu’ dari pemerintah.

#BaliTolakReklamasi

Gaung #BaliTolakReklamasi sepanjang yang saya tahu sudah digelorakan sejak lama oleh barisan kawan kawan aktivis macam Gendo Suardana yang dahulu kala pernah menjadi kawan kuliah saya di Teknik Arsitektur. atau oleh tiga musisi Superman Is Dead dalam setiap penampilannya hingga dicap sebagai artis yang tak laku dan hanya memanfaatkan momen. dan kini semua perjuangan tampaknya sudah semakin besar sampai melibatkan 19 Desa Adat melumpuhkan Tol Bali Mandara pada 28 Februari lalu.

Secara sudut pandang nak Bali, sungguh ini satu hal yang mencengangkan.

Bagaimana tidak ?

Rakyat Bali yang dikenal wisatawan dan mancanegara dengan kesantunan dalam diamnya, kini memilih berontak atas injakan investor TWBI yang berencana melakukan Revitalisasi (klaimnya) berbasis Reklamasi. Secara diam-diam, dengan dukungan pemerintah Provinsi beserta para Wakil Rakyat, serta support penuh Pemerintah Pusat era Presiden SBY melalui Perpres No.51 Tahun 2014 yang dikeluarkan sesaat sebelum masa pensiun.

Wajar apabila kini ‘segelintir’ rakyat Bali bergerak.

Ya, segelintir. karena meskipun jumlahnya yang kini sudah mencapai Ribuan, tetap saja diklaim segelintir oleh barisan Pendukung Pro Reklamasi, dengan logika yang dibandingkan dengan jumlah Rakyat Bali secara statistik.

Saya pribadi kalo mau dicari-cari ya merupakan bagian dari salah satu elemen Pendukung Pro Reklamasi, karena saat pesepakbola Ronaldo didapuk menjadi Duta Mangrove dan bertandang ke Tanjung Benoa Bali bersama pak Presiden SBY Juli tahun 2013 lalu, saya adalah orang yang menjaga gawang rekanan pelaksana untuk melakukan perbaikan jalan Telagawaja, akses utama ke pantai setempat atas perintah pimpinan, selama 3 hari penuh. Sialan benar…

tapi kira-kira dibutuhkan massa sebesar apa ? atau berapa Desa Adat lagi ? agar Pemerintah Pusat era Pak Jokowi mau mencabut Perpres tersebut serta menghentikan rencana TW menjarah Bali seluas 700 Hektar ?
atau barangkali jika berkaca pada kasus Kapolri juga Revisi UU KPK, Pak Jokowi kelihatannya masih berupaya untuk main halus tanpa harus bersinggungan dengan mamak Mega dan TWBI ?

Kalo memang begitu, mbok ya dipercepat sedikit langkahnya Pak Jokowi. Karena hari ini tampaknya para Investor sudah gatal ingin memulai proses Reklamasi berkedok Revitalisasi itu, dengan melakukan Survey Awal, memfitnah kami, bahkan memalsukan identitas untuk menyebarkan ‘kebenaran’ yang mereka klaim selama ini.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian