Skip to main content

Dari Paradise Island kembali pada Sudoku

‘Akhirnya, lebih memilih balik ke Sudoku ketimbang melanjutkan Paradise Island yg makin tak terjangkau kalo main murni…’

Status tersebut terlontar hari Sabtu malam lalu, beberapa saat pasca langkah pertama dari tiga yang harus dilalui untuk ‘membayar’ pekerja memperbaiki tower yang ada di pulau kedua games Paradise Island for Android. Apa pasal ? Lantaran Persyaratan yang diberlakukan pada langkah kedua ini rasanya mustahil bisa dilakukan oleh para pemain yang menggunakan cara murni jujur seperti yang saya lakukan.

Bagaimana tidak ? Ada banyak hal yang harus dipenuhi, termasuk mencari item harta yang bisa kita dapatkan dengan mendonasikan sejumlah uang pada patung di pinggiran pantai. Belum lagi ‘upah’ yang harus dipenuhi sangat gila jumlahnya ditambah banyak hal gila lainnya. Setelah memainkannya selama hampir satu tahun, rasanya sudah cukup bagi saya untuk menjajal games Paradise Island hingga level 37 -koreksi-. Itupun dengan bermain secara fair tanpa adanya usaha pencurangan atau cheating.

Dengan sulitnya persyaratan yang diberlakukan, sempat pula ada keinginan untuk mencoba cheat seperti yang disarankan seorang kawan di akun twitter dengan memanfaatkan aplikasi gamecih. Cuma persyaratan untuk melakukan Root terlebih dahulu, membuyarkan keinginan saya untuk mencoba.

Dengan meningkatnya level permainan ke tingkat 37 ini, banyak hal yang sudah dilalui misalkan era Halloween, Thanksgiving, Christmas dan lainnya yang masing-masing membutuhkan source yang tidak sedikit untuk memenuhi persyaratan yang diberlakukan. Namun lama-lama, semua mulai terasa membosankan.

Apalagi saat mencoba untuk berkunjung ke pulau lain yang menjadi 10 besar tebaik, terdapat banyak kejanggalan-kejanggalan yang tampaknya memang bisa dilegalkan dengan memanfaatkan aplikasi gameCIH tersebut. Misalkan bangunan penghasil piatres yang sebetulnya hanya boleh dibangun satu unit, pada pulau yang saya kunjungi terdapat 8 unit dijajar rapi. Bagaimana mungkin ? Jika saya mencoba membangun 2 unit saja sudah tidak diijinkan ?

Bermain game Paradise Island dengan cara curang malah mengingatkan saya dengan kondisi negara kita yang bisa menghalalkan apa saja termasuk peraturan dan larangan. Semua bisa diatur dengan sedikit lobby (cheat) dan uang. Fiuh…

Tapi sudahlah, pengalaman bermain games Paradise Island itu sudah lebih dari cukup. Bahkan untuk mengingat bahwa saya pernah mencapai level tinggi, beberapa gambar saya abadikan sebagai bukti.

Sebagai gantinya, kebetulan saja kemarin menemukan games Sudoku 10.000 yang berisikan 40 tingkat kesulitan dimana masing-masingnya memberikan 250 lembar permainan yang siap diuji. Satu keasyikan yang pernah saya rasakan saat bermain games yang sama di versi PC.

Jadi ? Bye Bye Paradise Island… Balik lagi ke Sudoku deh…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian