Skip to main content

Android Kamera atau Kamera Android ?

Batas antara teknologi yang dikembangkan pada sebuah perangkat ponsel pintar berbasis sistem operasi Android yang mengusung lensa kamera tingkat wahid tampaknya sebentar lagi bakalan terhapus sudah. Beberapa vendor belakangan mulai berani membekali produk mereka dengan tawaran menarik pengalaman fotografi ala profesional. Katakan saja salah satunya HTC One X series. Vendor Taiwan yang merilis ponsel kelas premium ini bahkan mengundang beberapa fotografer kondang di berbagai sesi promo serta menantang para penggunanya untuk memamerkan hasil foto yang mereka tangkap di berbagai belahan alam tanah air.

Menariknya, bila menelaah komentar sang fotografer Gabriel Ulung Wicaksono di media online beberapa waktu lalu terkait ‘kamera ponsel lebih dianggap sebagai kamera main-main’ barangkali ada benarnya. Pendapat beliau bahkan menambahkan bahwa ‘Jika dibandingkan kamera poket dengan megapixel lebih kecil dan kamera ponsel dengan megapixel lebih besar, kualitasnya masih lebih bagus kamera poket’. Percaya ?

Untuk membuktikannya, gunakan fitur zooming pada masing-masing hasil foto yang dihasilkan baik oleh sebuah kamera digital bermegapixel kecil dengan kamera ponsel bermegapixel besar. Biasanya hasil ditampakkan pada sebuah gambar dari kamera ponsel sedikit lebih kabur dari hasil sebuah kamera digital.
Namun bagaimana apabila kini dua vendor kamera ternama mencoba peruntungan mereka sekaligus memperluas pasar dengan merilis kamera berbasis Android?

Nikon Coolpix S800c. ini adalah kamera pertama yang dirilis oleh Nikon dengan berbasiskan sistem operasi Android. Tidak dijelaskan Nikon menggunakan versi Android yang mana, namun jika dilihat secara sepintas dari spesifikasi yang dipajang di halaman web site resmi mereka, tampak jelas apabila Android yang disuntikkan sebagai firmware ponsel bukanlah jualan utamanya.

Menyajikan detail spectek yang memang hanya mampu dipahami oleh seorang penggemar fotografi, Nikon CoolPix S800c tampaknya ingin melanjutkan generasi kamera CoolPix dimana dari segi desain yang diusung memang tak jauh berbeda dengan sebelumnya.

Memanfaatkan Image Sensor CMOS 16 MP, merupakan sebuah modal awal bahwa resolusi ini belum mampu disamai oleh berbagai ponsel pintar dari sekian banyak brand yang mengadopsi sistem operasi Android. Masuk ke jenis lensa yang digunakan, NIKKOR dengan perbesaran 10x Optical Zoom menjadi jaminan bahwa secara kualitas, Nikon memang tak ingin di-cap main-main. Demikian halnya dengan fitur Autofokus yang mampu mendeteksi 9 area sekaligus, face priority dan Subject tracking.

Demi memuaskan hasrat penyimpanan gambar bagi penggunanya, kamera Nikon CoolPix S800c menyediakan dua opsi penyimpanan yaitu Internal sebesar 1,7 GB dan eksternal memory berjenis sdcard.
Beberapa kemampuan Scene yang disediakan secara default oleh Nikon mencakup light, beach, black and white copy, close up, dusk/dawn, easy panorama, landscape, night, party/indoor, snow, sports dan sunset. Sedangkan kemampuan editing mencakup border, crop, D-Lighting, filter fffects, quick retouch, rotate image, skin softening dan small picture.

Untuk menyajikan menu yang menggunakan sistem operasi Android, Nikon CoolPix S800c hadir dengan mengusung layar sentuh jenis OLED 3,5” yang masih dapat dilihat meskipun berada dibawah panas matahari. Sedang dukungan perekaman video yang mampu dihasilkan sudah mengadopsi format HD 1080p 30 fps. Selebihnya tidak disebutkan dukungan perangkat akan kartu simcard atau koneksi wireless lainnya yang barangkali bisa berguna untuk melakukan share hasil foto.

Jika Nikon CoolPix S800c merupakan sebuah perangkat kamera berbasis Android, maka untuk yang satu ini formatnya masih agak kebingungan. Android Kamera atau Kamera Android ?

Kami katakan begitu mengingat perangkat yang satu ini memiliki sejumlah fitur yang nyaris sama dengan teknologi yang disematkan dalam sebuah ponsel pintar berbasiskan sistem operasi Android namun juga mengusung teknologi kamera yang seperti halnya Nikon, belum mampu ditandingin oleh sejumlah ponsel pintar lainnya.

Samsung Galaxy Camera GC100. Jika dilihat dari namanya, barangkali yang terlintas dikepala kawan tentu ponsel pintar Galaxy series milik Samsung yang dibekali dengan fitur kamera kelas atas, demikian halnya kami. Namun jika menilik spesifikasinya lebih jauh, image sensor sebesar 16 MP dengan autofocus dan 21x optical zoom plus pop-up Xenon flash, tampaknya sudah meyakinkan pikiran apalagi saat melihat desain keseluruhan yang memang murni menggunakan gaya kamera ala Samsung.

Jika pada kamera Nikon tadi spesifikasi terkait Android dan fitur pendukungnya tergolong minim, tidak demikian halnya dengan Samsung Galaxy Camera ini. Setidaknya untuk versi Android yang dipergunakan sudah mengadopsi versi terbaru 4.1 Jelly Bean dengan besaran CPU Quad Core 1,4 GHz Cortex A9. Familiar ?

Tidak hanya itu saja, namun ada juga layar sentuh 16 M warna dengan size 4,8” berjenis Super Clear LCD capaitive dan menggunaan User Interface TouchWiz tampaknya makin mengesankan kami bahwa kamera ini memang mengusung teknologi ponsel pintar Samsung Galaxy series. Ditambah kapasistas memory internal 8 GB, RAM 1 GB dan dukungan slot memory eksternal microSD hingga 64 GB. Plus kemampuan layanan data (ketersediaan simcard) HSDPA dan HSUPA serta Wi-Fi, hotspot dan Bluetooth makin menegaskan image yang ingin ditunjukkan oleh Samsung. Hanya saja, soal kemampuan telepon dan sms-nya saja yang ditiadakan.

Mengingat kehadiran sistem operasi Android pada perangkat Samsung Galaxy Camera GC100 memang dianggap serius, maka tidaklah heran jika persoalan aplikasi yang dihadirkan didalamnya memang jauh lebih spesifik dan mendukung kemampuan fotografi penggunanya.

Apabila secara desain Samsung Galaxy Camera GC100 ini hadir dengan penampilan kamera pocket, jangan salah apabila soal kemampuan bisa dikatakan setara kengan kamera profesional lantaran ada opsi pengaturan lensa secara manual, mencakup shutter speed, white balance, iso dan pilihan lainnya.

Bagaimana dengan opsi pengambilan gambar panorama ? aplikasi yang disediakan akan memandu pengguna dalam mengambil objek gambar dengan memberikan petunjuk ketepatan pemindahan serta memadukannya secara apik. Demikian halnya dengan pilihan scene mode dan filtering, semua bisa digunakan sedemikian mudahnya layaknya menggunakan ponsel biasa.

Menilik permukaan bodi kamera, sedikitnya hanya terdapat tombol power dan shutter di sisi atas perangkat lengkap dengan tombol zooming disekeliling tombol shutter. Di sisi kanan perangkat terdapat satu tombol flash yang jika ditekan akan memunculkan opsi Xenon Flash dari sisi atas kamera. Sedangkan di sisi kiri perangkat terdapat jack audio, port charger dan strap. Sedang pada sisi belakang atau tampilan layar menu mengadopsi desain tablet dan ponsel Samsung terkini yang meniadakan tombol fisik.

Untuk penawaran harga jual dari perangkat Samsung Galaxy Camera GC100 ini kabarnya berada di kisaran 5,5 juta rupiah, setara dengan harga ponsel Samsung Galaxy series high end yang dirilis dua bulan terakhir, sedangkan Nikon menawarkannya dengan harga yang jauh lebih terjangkau, 3,5 juta rupiah saja. Nah, siap beralih ke Kamera Android ? atau Android Kamera ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja