Skip to main content

Jadi PNS itu Serba Salah

…minat masyarakat untuk mengadu peruntungan pada test CPNS masih tinggi… kurang lebih begitu isi berita di media cetak beberapa saat lalu. Tidak salah apabila banyak masyarakat saling berebut mengadu nasib untuk bisa lolos menjadi seorang PNS atau Pegawai Negeri Sipil, karena image yang sudah kadung terbentuk selama ini cenderung “menguntungkan”.

Coba pikir, dengan kinerja yang dikenal kurang memuaskan berbagai pihak yang namanya penghasilan tetap didapatkan untuk setiap bulannya. Besarnya boleh dikatakan cukup apabila disandingkan dengan penghasilan masyarakat kebanyakan yang rata-rata masih berada dibawah garis kemiskinan. Sebaliknya jika disandingkan dengan swasta dalam hal ini perhotelan, bank dan lainnya, malah sangat jauh dibawah. Satu-satunya nilai lebih adalah ‘dimana lagi tempat kerja yang bisa mendapatkan penghasilan tetap setiap bulannya kendati yang namanya kinerja atau absen bolehlah dinomorduakan. Coba bandingkan kalo dengan perilaku sama Anda bekerja dalam sebuah perusahaan ternama.

Meski demikian, jangan anggap enteng loh PNS itu. Karena bagi sebagian kecil dari mereka terkadang ‘terlanjur’ menjadi seorang PNS ternyata bisa jadi malah ‘serba salah’. Saya berikan sedikit ilustrasinya.

Terkait jam kerja misalnya. Apabila seorang PNS kedapatan berada diluar kantor pada jam kerja, apalagi terlihat sedang menjemput putra/putrinya disebuah sekolah atau kelayapan disebuah pusat perbelanjaan, secara otomatis bakalan memicu sebuah pertanyaan atau bahkan langsung naik cetak di media, lengkap dengan fotonya. Dari sudut pandang pribadi, berhubung dalam budaya PNS itu tidak terdapat jam khusus seperti halnya swasta untuk istirahat makan (selama kurang lebih satu jam), maka jam tersebut dilakukan sesempatnya. Bisa jadi pasca pekerjaan selesai atau saat anak pulang sekolah. Untuk lokasi istirahat makan siang tidak harus di warteg kan ? bisa jadi dekat-dekat pusat perbelanjaan itu.

Demikian pula terkait jam masuk kantor. Secara resminya, aktifitas mulai berlangsung pukul 7.30 pagi, namun dalam kenyataannya  ada yang ngantor lebih siang (dengan alasan mengantar anak atau malah hanya ikut arus), ada juga yang barangkali merasa tidak ada hal penting dirumah memilih berangkat lebih pagi untuk menghindari kemacetan. Apa kata publik ? bagi yang berangkat agak siang saya rasa semua tahu apa terpikirkan, tapi lucunya selentingan miring juga berlaku bagi yang berangkat pagi. Bisa jadi malah dicurigai mampir dulu buat SII (Selingkuh Itu Indah), bisa juga agar dapat waktu untuk baca koran, main games dsb. Hehehe… ini pengalaman Pribadi loh ya.

Terkait jam pulang, resminya sih sekitar 3.30 sore namun dalam prakteknya rata-rata oknum PNS sudah pada rame berada dijalanan sekitar pukul 2 atau 2.30. Huahahaha… lagi-lagi pengalaman pribadi. Apa kata publik ? ‘Wah, kalo begini bisa rugi Negara membayar gaji kamu kalo pulangnya lebih awal…’ Sebaliknya ketika ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan lantaran satu tuntutan tertentu yang mengakibatkan lembur, publik malah berkata ‘Apa saja kerjaan yang kamu ambil sedari pagi sampe-sampe musti lembur segala ?’ Waaaahhh… ‘dikira main Game apa ?’ Hehehe…

Yang parah, ketika kami harus menengok seorang teman di sebuah Rumah Sakit disatu siang, kuping ini makin merah ketika beberapa orang kedapatan ngomong ‘tuh lihat, jam segini PNS sudah jalan-jalan, bagaimana negara mau maju ?’ Huehehehe… ‘jalan-jalan ? emangnya lagi di Bedugul ?’ bathin kami.

Jauh lebih parah lagi ketika akibat lembur kerja beberapa rekan akhirnya pulang malam, sempat mampir dulu kesebuah mini market setelah dihubungi sang anak yang minta dibelikan kue. Apa kata orang ? ‘ni PNS keluyuran ja kerjanya, main kemana aja dari tadi sih Pak ?’ Huahahaha… Untung si Teman gak’balik memaki orang tersebut.

Lain lagi dengan cerita ‘Amplop’. Sudah lumrah diketahui publik kalo oknum PNS itu sangat menyukai yang namanya ‘Amplop’, kecuali yang kosong. Hehehe… Tapi kebanyakan ‘amplop’ itu bakalan bersliweran ketika satu dua pihak mulai ada maunya. ‘Amplop’ itu digunakan untuk memperlancar urusan yang terkadang bisa dihambat oleh ulah oknum, bisa pula karena apa yang diharapkan melanggar peraturan yang berlaku. Apa kata publik ketika ‘Amplop ini diterima ? ‘Selipkan ‘amplop’ maka semua urusan ‘Beres….’ Ungkapan ini makin membuat terpuruknya image yang sudah terlanjur jelek. Tapi Apa kata publik ketika ‘Amplop ini ditolak ? ‘Bah, Kamu kok disodorkan uang malah gak mau nerima ? Nolak Rejeki tuh…’

Ohya, pernah memergoki PNS main Games ? saya yakin sering. Tapi pernah gak terpikirkan bahwa mereka itu bermain games (yang memang sengaja diisi dalam setiap PC) setelah semua pekerjaan telah selesai dikerjakan, sembari menunggu jam pulang ketimbang pulang lebih awal mendahului ? Pernah pula terpikirkan bahwa jauh lebih baik melewatkan waktu luang dengan bermain Games ketimbang nyari kamar short time ? Tidak jauh beda dengan ‘seorang PNS yang asyik nge-BLoG atau nge-FaceBook dipojokan bukan ? Huahahaha…

Sorry bagi yang kurang berkenan, ini hanyalah satu pembenaran dari sudut pandang kami saja, para PNS yang kurang kerjaan. Huehehehe…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian