Skip to main content

Berbagi Kisah Masa Lalu

Empat belas tahun lamanya kami berpisah, menjalani pilihan masing-masing hingga kini dalam satu kesempatan bersua kembali tanpa ada batasan lagi. Lima kelas tiga jurusan ilmu memang belum dapat kami temukan semuanya, namun setidaknya sudah ada perwakilan dari masing-masing bidang yang berkenan hadir. Satu kebetulan yang sangat luar biasa. Tak sampai seminggu sejak ide itu dilontarkan, nyatanya dapat direspon secara cepat. Dua puluh dua orang berkumpul dalam satu ruangan yang dikelilingi kaca tipis, menciptakan suasana bak pasar pindahan apalagi meja yang sudah sedemikian rupa diatur dengan rapi mendadak berubah selayaknya kamilah sang penguasa disana. Temu Kangen itu mampu kami wujudkan meski masih banyak kekurangannya.

Berbagi kabar, barangkali hanya itu yang sempat terlintas dibenak kami sebelumnya. Satu konsep acara tipikal dadakan tanpa persiapan matang. Harapannya tentu saja minimal kami mampu mematahkan masa yang sekian lama memisahkan kami, untuk kemudian beralih merencanakan satu event berskala lebih besar. Reuni satu angkatan masa SMA.

Satu persatu teman bermunculan kami sambut dengan wajah sumringah. Rasa kangen itu seakan tumpah walaupun secara pribadi tidak begitu besar dirasakan. Karena walaupun kami terpisah begitu lama, hubungan silaturahmi tetap terjalin. Beberapa dari kami bahkan masih sempat saling memberikan undangan saat pernikahan dilaksanakan.

Tawa canda kami saling bersahutan ketika seorang kawan memperlihatkan foto masa lalu kami, saat dimana kami tak dipusingkan oleh harga-harga ataupun kondisi politik negeri ini. Berusaha untuk saling melengkapi cerita kapan dimana dan siapa yang digambarkan dalam foto tersebut, nyatanya ada banyak cerita lain yang mengiringinya. Benar kata orang, sebuah foto mampu mengisahkan banyak hal, kata, tawa canda derita yang terekam dalam benak dan ingatan tak lekang oleh waktu.

Nama-nama yang dahulu kami kenal mulai disebut, kendatipun tak tampak hadir namun wajah, tawa dan keceriaan yang terbayang rasanya baru terjadi kemarin saja. Mengutip komentar seorang kawan, rasanya baru kemarin kami masih menjadi dua anak culun yang berangkat sekolah bareng setiap pagi, kini telah berubah menjadi dua bapak dengan putra putri kecil nan lucu.

Masa SMA adalah masa remaja yang tak terlupakan, terutama bagi mereka yang sedang dilanda mabuk cinta. Indahnya masa pacaran, saling mengagumi menjadi bahan candaan kami sepanjang acara berlangsung. Ada yang langsung terdiam begitu bersua sang (mantan) pujaan hati, first love sedari masa SMP hingga SMA yang begitu diharapkan bisa bersua kembali karena selama ini hanya dapat terwujud dalam mimpi. Ada juga yang asyik duduk semeja, satu potret yang lumrah terjadi, kisah dimana masa lalu hanyalah sekedar sebuah masa yang patut dikenang bukan dirajut kembali. Karena salah satu dari mereka kini telah berkeluarga.

Sejenak kami melupakan waktu, melupakan keluarga yang barangkali dengan penuh harap menanti dirumah. Namun kisah masa lalu terus bergulir hingga kami saling mengetahui beberapa cerita naas yang dialami sejumlah teman. Meninggal karena kecelakaan hingga lupa dengan siapa dirinya menjadi satu berita miris yang terdengar ditelinga. Membuatku makin bersyukur dengan apa yang kumiliki hingga hari ini.

Kalian, teman masa remajaku, teman yang sejatinya kuharapkan mampu menghapus semua beban dimasa lalu, yang barangkali masih menyisakan luka atas perbuatanku yang naif dan arogan. Senang bersua kalian lagi. Hari ini esok dan seterusnya semoga kita bersama mampu mewujudkan mimpi pada almamater yang kita cintai. SMAN 6 Denpasar…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja