Skip to main content

SIXSMA Apa Kabarnya ?

Nama yang Aneh. Begitu kira-kira bathin saya saat mengetahui nama pendek sekolah yang saya pilih pada tahun 1992 lalu. Sekolah yang musti saya capai susah payah dengan bersepeda balap dari rumah jalan Nangka ke jalan Hang Tuah Sanur, setiap harinya.

Hampir 14 tahun saya meninggalkan sekolah tersebut dengan sejuta kenangan. Rasanya hari-hari saya dipenuhi senyum dan semangat yang tak pernah pupus hingga hari ini. Ya, masa SMA adalah masa awal yang paling menggembirakan bagi saya. Masa dimana saya bisa berekspresi dengan bebas…. Masa dimana untuk pertama kalinya saya berkenalan dengan cikal bakal hobi saya kini. Menulis.

Bersama sobat terbaik saya Eko Hariyanto, saya belajar terjun ke dunia Jurnalistik, dipandu oleh IGP Artha yang belakangan saya ketahui bekerja di Bali Post dan kini menjadi anggota KPU Bali. Melanjutkan kiprah majalah sekolah ‘Candra Lekha’ untuk bisa bersaing dengan majalah sekolah lainnya. Satu kenangan manis saya waktu itu adalah, bisa bergabung sebagai wartawan sekolah di Tabloid Wiyata Mandala.

Di sekolah yang hampir dikelilingi sawah kering ini pula, saya dikenal sebagai penggemar berat ‘Iwan Fals’ ditengah gempuran musik metal dan cadas seperti Metallica, Guns N Roses dan Sepultura, saya tetap kukuh pada musisi yang saya idolakan sedari SD.

Sekolah kami ini tergolong unik. Satu-satunya sekolah yang ada fasilitas lapangan bolanya, lapangan golf, kebun semangka dan pemandangan indah sawah nan panas….

Bisa diakses dari jalan Hang Tuah, masuk kearah Selatan pada sebuah jalan rusak sebelah timur Lapangan Pica Sanur. Jalan yang saat musim penghujan selalu banjir, menggenangi jalan hingga setinggi tulang kering kaki meluber hingga lapangan, memaksa kami untuk memutar untuk dapat menuju sekolah.  Kini, jalan tersebut sudah berubah menjadi jalan aspal yang mulus plus tembok pagar mengitari Lapangan…

Pada masa-masa akhir, sekolah kami juga memiliki sebuah ‘kolam arus’, sebuah kolam yang saat itu sedang trend dimana orang bisa berkeliling memutari areal didalamnya dengan bantuan arus air yang berjalan. Belakangan saya baru menyadari kalau ‘kolam arus’ tersebut merupakan sebuah taman yang mengelilingi dua buah tiang listrik bertegangan tinggi, kebetulan berada di tengah areal sekolah kami. Huahahaha….

Kelas kami (A1-Fisika) pada masa akhir, berada didepan ruang Perpustakaan agak jauh dari kelas jurusan lain, A2-Biologi dan A3-Sosial. Kalo tidak salah pernah mendapatkan juara untuk mendekorasi kelas, yang memajang siluet wajah Einstein berbahan Gabus, pada tembok sisi belakang kelas. Tampak mewah terutama saat salah satu dari kami terkena hukuman dari Guru dan dipaksa untuk berdiri didepan kelas… Bisa dengan jelas memandangnya. Huahahaha……  Pada  tahun 1998 -saat saya bersama rekan-rekan Teknik Arsitektur Univ.Udayana memperkenalkan PS.Arsitektur ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Denpasar- ruang kelas kami ini telah berubah fungsi menjadi Ruang Guru dan berlantai 2. Waaahhh….

Walau merupakan anak-anak dari kelas Fisika, yang notabene biasanya merupakan kumpulan orang-orang yang diunggulkan seperti pada sekolah Negeri lainnya, sebaliknya kami adalah sekumpulan anak-anak badung tapi bertanggungjawab. Tak sekali dua, kami dikenai hukuman oleh Guru, disetrap di halaman sekolah, membersihkan kelas dan lainnya untuk perbuatan-perbuatan kami yang diluar akal sehat.

Menaiki Tembok sekolah agar bisa membeli es krim pada seorang pedagang keliling, dan langsung semburat saat ditegur Kepala Sekolah, Ibu Alit Rudriani. Hingga ada teman yang loncat keluar tembok sekolah. Perbuatan kami ini akhirnya menyisakan tanda tanya, siapa siy yang belum membayar es krim ? He… gak ada yang mau ngaku.

Terakhir saya melihat sekolah tercinta ini, kurang lebih tahun 2006, saat pulang dari pantai bersama Istri. Sekedar ingin menunjukkan pada orang yang saya cintai ini bahwa inilah sekolah saya dahulu.

Sekolah yang pada khirnya mengantarkan saya pada bangku perkuliahan Teknik Arsitektur Udayana lewat jalur PMDK.

Terima Kasih SIXSMA…..

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian