Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2011

Touch and Type ala BlackBerry Bold 9900 Dakota

Dari sekian banyak ponsel yang dirilis BlackBerry sebelumnya, BlackBerry Bold 9900 Dakota bisa dikatakan mengadopsi bentukan baru meski bagi pasar ponsel global, bukan menjadi yang pertama melakukannya. Touch and Type QWERTY tanpa slide. Bagi pengguna baru, desain Touch and Type QWERTY tanpa slide barangkali baru saja dirilis oleh ventor kenamaan Nokia lewat seri E6 mereka. Atau yang dibekali OS Android seperti Motorola Charm, Acer beTouch, Samsung Galaxy Pro dan HTC Chacha. Namun bagi yang sudah mengikuti perkembangan ponsel sebagai alat komunikasi, teknologi ini sebenarnya sudah sejak lama digunakan. Tepatnya sekitar tahun 2002/2003 yang saat itu masih heboh-hebohnya perangkat Palm yang digawangi Treo dan Windows Mobile Pocket PC Edition yang dikenalkan HP/iPaQ. Seperti halnya BlackBerry 9850 Monaco, BlackBerry Bold 9900 Dakota merupakan salah satu dari lima rilis terbaru yang sudah disematkan OS versi 7 terkini yang memiliki tampilan Menu lebih dinamis ketimbang pendahulunya. Dan s

Mencicipi BlackBerry OSv7 lewat 9850 Monaco

Ramping, Gegas dan Dinamis. Tiga kata yang paling tepat menurut perkiraan saya ketika melihat perangkat BlackBerry 9850 Monaco yang murni mengandalkan layar sentuh layaknya seri Storm terdahulu. Menjadi salah satu dari lima seri terkini yang dirilis vendor BlackBerry, pengguna 9850 Monaco tampaknya sudah bisa berbangga dengan disematkannya OS terkini versi 7 yang membawa banyak perubahan baik pada penampilan yang lebih dinamis dan juga dukungan perangkat yang mumpuni. Kabarnya OS ini tidak akan dikembangkan untuk mendukung rilis ponsel BlackBerry seri sebelumnya. Dibandingkan seri Storm yang mengandalkan layar sentuh secara murni, secara tampilan awal Monaco tampak jauh lebih ramping dan enak digenggam disatu tangan. Bisa jadi lantaran pengaruh resolusi layar yang kini sudah jauh lebih besar 480×800 pixel dengan dimensi 3,7”. Rampingnya perangkat ini mengingatkan saya pada ponsel-ponsel Android berlayar lebar rilisan HTC dan Samsung. Selain mengandalkan layar sentuh sebagai media inpu

Samsung Galaxy Y, Android Murah untuk Pemula

Anggapan bahwa harga yang harus ditebus untuk sebuah perangkat ponsel pintar barangkali sudah boleh dikikis sedikit demi sedikit. Pasalnya sejak kehadiran sistem operasi Android di kancah dunia telekomunikasi, pengguna atau konsumen tak lagi diharuskan merogoh kocek lebih dalam untuk bisa mencicipinya. Katakanlah Samsung Galaxy Mini atau LG Optimus Me. Dua seri ponsel global dari korea tersebut sejak awal pemunculan sudah ditawarkan dalam rentang yang cukup terjangkau, meski dari brand lokal banyak juga yang ditawarkan dengan harga miring. Namun ekspektasi konsumen akan ponsel murah yang biasanya berkualitas murahan membuat ponsel lokal lebih jarang dilirik sebagai pilihan. Segmentasi Pemula adalah sasaran utama tentu. Untuk itu pula Samsung yang telah ternama lewat seri Galaxy mereka, kembali merilis Samsung Galaxy Y atau Young pada pertengahan Oktober lalu. Berdasarkan iklan yang dipajang pada sebuah medi cetak berskala Nasional, saat launching seri ini ditawarkan dengan harga 999.

Pertemuan Koordinasi ke-7 LPSE Nasional Sanur Paradise Bali

Mengusung Tema “Bersatu Mengawal Pengadaan Bebas Korupsi” Pertemuan Koordinasi ke-7 LPSE Nasional diselenggarakan di Hotel Sanur Paradise Denpasar Bali pada tanggal 21 s/d 23 November 2011, dengan Tim Kepanitiaan gabungan LKPP PUsat dengan Tim LPSE Propinsi Bali, LPSE Kota Denpasar dan LPSE Kabupaten Badung. Halaman diatas merupakan halaman Resmi Pertemuan Koordinasi ke-7 LPSE Nasional yang diselenggarakan di Hotel Sanur Paradise Denpasar Bali, dan dapat diakses melalui alamat rakor.eproc.lkpp.go.id Sejak H-2, Panitia Rakornas LPSE ke-7 sudah melakukan persiapan di Hotel Sanur Paradise bersama beberapa Panitia dari LKPP Pusat. Tim Registrasi Rakornas LPSE ke-7 di Lobby Hotel Sanur Paradise Denpasar Bali, gabungan Tim Panitia dari LKPP Pusat, LPSE Propinsi Bali, LPSE Kota Denpasar dan LPSE Kabupaten Badung Fasilitas Akomodasi yang didapatkan www.pandebaik.com sebagai Narasumber dari LPSE Kabupaten Badung , minus Tiket Pesawat. Hehehe… Nonton Bareng Tanding Final Sepak Bola Indonesia

Selamat dan Sukses Rakornas LPSE ke-7 di Sanur Paradise Bali

…akun Twitter @LPSEBadung 20 Oktober 2011, yang disampaikan langsung dari Lokasi rencana pelaksanaan Rakornas. “Sore ini kami bersama”LPSE Prop.Bali dan Kota Denpasar menghadiri undangan Pertemuan Koordinasi ke-7 dari LKPP Jakarta” “Adapun Agenda hari ini adalah pemaparan Rencana dan persiapan Rakornas ke-7 LPSE yang sedianya dilaksanakan di Bali” “Rakornas ke-7 LPSE Nasional ini akan diselenggarakan pada tanggal 21-23 November 2011 dgn Tema “Bersatu Mengawal Pengadaan Bebas Korupsi” “Untuk Panitia Pelaksana nantinya akan dipimpin oleh Tim e-Proc LKPP dan dibantu oleh Tim LPSE Prop.Bali, Kota Denpasar dan @LPSEBadung” “Lokasi Kegiatan #RakornasLPSE sedianya dilaksanakan di Sanur Paradise Plaza Hotel bekerja sama dengan Grand Bali Beach” “Peserta Rakor dapat melakukan Registrasi Online di halaman LPSE Nasional hingga 1 November 2011” “Dari @LPSEBadung mengirimkan 8 orang wakil dari Tim generasi pertama dan kedua” “Masih berkaitan dengan #RakornasLPSE pd tgl 20 November nanti rencananya

Pracasti Pande (Bagian 10 – Turunan Pande Bratan terpencar)

TURUNAN PANDE BRATAN TERPENCAR Pada suatu hari beberapa orang rakyat Ki Pasek Kayu Selem dan Batur menjajakan dagangan melalui desa Bratan. Sesampai disana matahari telah terbenam, hari siang berganti malam, dan mereka menginap di Desa Bratan. Yang menjadi pemimpin desa Bratan ketika itu adalah I Gusti Pande Bratan yang seharusnya bertanggungjawab dengan Keamanan desa dan melindungi orang pendatang yang menginap, supaya desanya tidak ternoda bila penginap itu mendapat bencana didesanya. Tetapi agaknya mendapat cobaan dari Tuhan dan kutuk dari kawitannya Bhagawan Pandya Bhumi Cakti, maka I Gusti Pande Bratan timbul keangkuhannya, mabuk karena berasa diri kuat, tidak ingat dengan tata susila dan tata tertib adat desa. Maka disambutnya orang-orang niaga yang minta menumpang bermalam disana dan merampas barang-barang perniagaannya. Hal sedermikian itu acap kali dilaksanakan untuk mendapat keuntungan secara mudah. Ki Pasek Batur tidak tertahan marahnya mendapat laporan berita yang mengecewa

Pracasti Pande (Bagian 09 – Pande Bratan dan Pande Sadhaka)

PANDE BRATAN DAN PANDE SADHAKA Diceritakan Brahmana Dwala setelah ayahnya Empu Gandring Cakti pulang ke Dewaloka, berkehendak akan madiksa menjadi pendeta, tetapi tidak adayang dipandang patut menjadi guru (nabe) di Madura. Untuk itu lalu dibuatnya Arca pelinggihan Empu Bumi cakti dan isterinya Dyah Amrtatma. Setelah arcanya siap maka ditempatkan diruangan Padmasarana dalam asrama pemujaan (padewaharan). Tiap  hari tidak lupa memuja kawitannya. Tidak beda halnya dengan Sang Ekalawya anak Nisada, hendak turut bersama Sang Korawa, Pandawa dulu belajar ilmu panah kepada guru Drona. Tetapi oleh karena Ekalawya itu seorang keturunan Sudra, ditampik oleh Dang Hyang Drona. Sebab itu ia pergi ketengah hutan ditempat yang sunyi membuat arca lingga Drona. Demikian pula Brahmana Dwala selalu memuja ditempat lingga kawitannya, karena taatnya maka kawitannya berkenan menganugerahkan Pustaka Bang kepadanya, yaitu ilmu kebahagiaan hidup dan mati. Sebab hikmah ilmu itu beliau hidup tenang dan suka bek

Pracasti Pande (Bagian 08 – Batur Kamulan)

BATUR KAMULAN Empu Gandring Cakti, setelah melalui beberapa kesulitan dan rintangan dengan menggendong anaknya, maka pada suatu hari tibalah juga diasrama Madura dan menghadap ayahnya. “Anakku Gandring,” kata Empu Bhumi Sakti “betapa hasil pekerjaanmu kusuruh mencari adikmu?” Empu Gandring Sakti menjawab secara singkat, karena diketahui ayahnya ahli dalam ilmu gaib Duradarsana, dapat melihat alam yang dekat maupun yang jauh, tidak berani ia bercerita yang tidak sebenarnya “Pekulun ayah pendeta, adik Empu Galuh bermaksud akan mengusahakan kamoksan, meniru Dharmanya seorang Brahmana suci. Ia kini dijadikan sebagai Kili (pelayan perempuan) oleh Hyang Tohlangkir, mengganti dan digelari Sang Kul Putih.” Sangat sukacita ayahnya mendengar keterangan Empu Gandring Cakti. lalu ia pun berkata. “Hai anakku Gandring, ayah telah tahu dengan keadaan dan maksud adikmu, kini aku ingin meninjau asrama adikmu Empu Galuh, engkau tinggallah diasrama ini. Kini telah selesal tug as ayah didunia, mengembangk

Pracasti Pande (Bagian 07 – Brahmana Dwala)

BRAHMANA DWALA Sementara itu diceritakan Empu Gandring Sakti disuruh oleh ayahnya untuk mencari adiknya Empu Galuh, sebab telah lama tidak kelihatan di Madura. Demikianlah berbulan-bulan Empu Gandring Cakti mencari adiknya diseluruh desa dan tempat-tempat sunyi  didalam hutan dan tak jua ditemuinya, bahkan kabarnyapun tidak pernah didengar. Dalam usahanya terakhir, ia melakukan yoga  hingga melepaskan carira nya (badan astral) pergi keseluruh desa  dengan cepat hingga sampailah ia kegunung-gunung di  pulau Bali dengan pandangan yang sangat tajam. Tiba-tiba dilihat adiknya yaitu di kaki Gunung Agung. Setelah nyata dilihatnya maka diselesaikannya yoga dan pergi ke Bali melalui hutan pegunungan. Pada waktu matahari terbenam berhentilah Gandring Cakti dibawah pohon randu. Saat itu, keluarlah Raksasi yang dasyat dari sebuah gua, karena mencium bau manusia. Setelah terlihat olehnya manusia laki-laki yang tampan lalu berteriaklah Raksasi itu dengan suara keras dan berkata, “Hai engkau manusia

Pracasti Pande (Bagian 06 – Dyah Kul Putih)

DYAH KUL PUTIH Diceritakan Dyah Amrtatma telah melahirkan seorang putera laki-laki diberi nama Brahmana Rare Cakti . Beberapa tahun kemudian melahirkan pula seorang puteri diberi nama Dyah Kancanawati . Dalam perkawinannya Empu Bhumi Cakti dengan Dyah Amrtatma hanya menghasilkan dua orang anak saja. Setelah sama-sama berumur dewasa masing-masing anak berbakat kebatinan dan suka melakukan tapa. Brahmana Rare Sakti sangat paham tentang ilmu kepandaian tidak beda dengan ayahnya dalam hal kekuatan batin. Semenjak itu ia digelari Empu Gandring Lalumbang . Dyah Kancanawati tidak beda dengan Sang Hyang UmaCruti yaitu Dewi Kesetiaan menjelma kepadanya, ahli dengan inti hakekat weda dan taat kepada tapa brata. Pada suatu hari dua anak ini dipanggil oleh ayahnya. Setelah hadir ayahnya berkata, “Hai anakku, engkau berdua bersaudara. Ayah sangat berharap bahwa selalu bersaudara baik. Kini oleh karena engkau telah sama-sama dewasa ayahmu memberikan sesuatu sekedar sebagai suatu ajimat dalam melak

Pracasti Pande (Bagian 05 – Raja Bali Berguru)

RAJA BALI BERGURU Diceritakan Ida Dalem Bali Cri Smara Kapakisan di Gelgel setelah kembalinya dari Madura mengenang kebesaran jiwa Empu Bhumi Cakti dalam menyelesaikan yadnya, terbit dalam hati sanubari hendak berguru pada Empu Bhumi Cakti dalam hal ilmu keTuhanan dan selanjutnya membersihkan diri (mapogala) menjadi raja rsi . Untuk melaksanakan keinginannya ini diutuslah Ki Pasek Babya pergi ke Madura untuk mengundang Empu  Kayu Manis yang bergelar Bhagawan Pandya Empu Bumi Cakti agar datang ke Gelgel. Pada suatu hari utusan raja tibalah di Madura terus menuju asrama Kayu Manis. Dijumpai Sang Empu sedang mengatur Pancaprakara yaitu bunga, ganda, ksata(wija), dupa dan dhipa (pedamaran) serta pula ciwambha (tempat air suci). Kemudian Sang Empu melaksanakan Surya Sewana . Setelah selesai semuanya dipanggilah semua tamunya yang baru datang dan berkata, “Duh tuan hamba tame dari mana? Apakah kebangsaan dan datang dari mana, ceritakan saja sebenar-benrnya.” Maka Ki Pasek Babya menjawab, “

Pracasti Pande (Bagian 04 – Dyah Amrtatma)

DYAH AMRTATMA Beberapa hari kemudian dari penyelesaian yadnya Patih Madhu , maka Bhagawan Pandya Empu Bhumi Cakti setelah diaturi persembahan sepatutnya, lalu minta diri pergi seorang diri menuju desa yang sepi melalui kuburan. Ditengah  perjalanan beliau berjumpa dengan seorang anak gembala sedang membajak menangis dengan sedihnya ditinggalkan ayahnya, karena patah gigi bajaknya, tersedu-sedu ia menangis. Sangat iba hati sang Empu melihat anak itu lalu berkata “hai anak gembala, terasa kasihan melihat engkau  menangis sesedih ini. Apa sebabnya engkau menangis ditengah jalan ? Coba ceritakanlah kepada saya,” Seraya menangis anak gembala itu berkata “Ya tuan pendeta, gigi bajak hamba patah karena terperosok masuk kedalam lapisan batu. Bila ayah mengetahui hal ini tentu bellau akan marah kepada hamba.” Sang Empu berkata “Janganlah engkau khawatir, bapa akan memperbaiki gigi bajakmu itu supaya dapat engkau melanjutkan pekerjaanmu.” Anak gembala itu tercengang kesenangan mendengar kata San

Pracasti Pande (Bagian 03 – Bhagawan Pandya Empu Bhumi Sakti)

BHAGAWAN PANDYA EMPU BHUMI CAKTI Tiada dikisahkan tentang Hyang Brahma lebih lanjut, diceritakan Empu Brahmaraja telah memasuki umur dewasa, kesaktian yang dimilikinya sama dengan ayahnya, kuat melakukan tapa. Lambat laun tersiarlah diseluruh permukaan bumf tentang sakti mantranya Empu Brahmaraja , sehingga banyak orang berdatangan mohon nasehat-nasehat dan penyelesaian yadnya. Pada masa itu tersebut Patih Madhu di Madura, atas ijin raja Majapahit yaitu Sri Hayam Wuruk , berkehendak akan membangun yadnya, misalnya pitra­-yadnya dan bhuta-yadnya . Kehendaknya ini lama tertekan karena sangat susah dan belum dapat mencari seorang pendeta yang sakti yang saktinya sama dengan Empu Logawe . Pada suatu ketika Kryan Madhu mendengar berita bahwa digunung Hyang ada seorang Empu Sakti sedang melakukan tapa. Patih Madhu segera berangkat menuju gunung Hyang, dengan maksud mengundang Sang Empu datang ke Madura untuk menyelesaikan pitra-yadnya . Setibanya dipertapaan maka dijumpai Empu Brahmaraja se

Pracasti Pande (Bagian 02 – Kisah Brahma Pande)

KISAH BRAHMA PANDE Pada zaman purbakala (Asitkala) , dimana alam mulai teratur kembali (Swastika) setelah melalui zaman kiamat (Sanghara kalpa) maka Tuhan sang pencipta alam ini (Hyang Parama Brahma) berkehendak akan menciptakan isi alam ini dengan jalan mengadakan dhat purusa dan pradana , yang terkenal diantara Panca Purusa bersama pradhanarja yaitu Iswara, Brahma, Mahadewa, Wisnu dan Siwa . Tidak diceritakan dengan panjang lebar tentang tugas dan perkembangan ciptaan Panca Purusa itu masing-masing untuk mengisi alam ini dengan tumbuh-tumbuhan dan semua mahluk  (Sthawara Janggama) demikian pula silsilah turunannya masing-masing, yang penting diceritakan disini adalah riwayat turunan Hyang Brahma yang berhubungan dengan kisah Brahma Pande . Pada  zaman Daha , pada kerajaan Singasari di Jawa Timur tersebut ada lima orang bersaudara  yang Iangsung keturunan Bhatara Brahma merupakan pendeta (Brahmana) yang sangat setia kepada tapa. Yang sulung bernama Empu Agnijaya , adik-adiknya masi

Pracasti Pande (Bagian 01 – Pendahuluan)

Buku berikut secara kebetulan saya pinjam dari Jero Mangku Wija di Peraupan Peguyangan Denpasar Utara, saat dilaksanakannya Rapat Maha Semaya Warga Pande Kota Denpasar, Sabtu 15 oktober 2011 beberapa waktu lalu. Buku ini merupakan hasil salin ulang I Gede Saptha Yasa di Malang, 19 Mei 2000 dari sebuah buku dalam ejaan yang belum disempurnakan, diterbitkan oleh Pustaka Balimas 1 April 1958 dan diterjemahkan oleh I Gusti Bagus Sugriwa. Adapun sumber utama buku ini adalah Lontar berbahasa Kawi Bali, yang aslinya diterima dari Mengwi dan disalin pada tanggal 16 Juni 1952 oleh Wayan Mendra, Pegawai Gedung Kertya. Salinan Lontar dengan nomor Va 2404 ini dipinjam oleh I Gusti Bagus Sugriwa atas permintaan beberapa Warga Pande, dari Gedong Kirtya Singaraja. PENDAHULUAN Om Avighnam Astu Namo Sidham Om Svastyastu Dari beberapa warga Pande, dengan tulus hati meminta kepada I Gusti Bagus Sugriwa, agar berusaha menterjemahkan Pracasti Pande dari lontar (kitab pustaka) yang berbahasa Kawi Bali ke