Saya terbangun saat jarum jam menunjukkan waktu pukul setengah sembilan pagi. Melewatkan rutinitas olahraga dan mebanten pekideh yang biasanya dilakoni saban pagi setiap hari.
Bener-bener tepar sesampainya dirumah pukul setengah 5 pagi tadi usai mengantar pulang balik ogoh-ogoh Banjar Tainsiat dari Catur Muka. Meninggalkan adik-adik stt yang saat itu baru akan melakukan pemotongan sanan agar bisa memasukkan ogoh-ogoh ke area banjar.
Obrolan siang ini di pempatan banjar adalah soal penyelesaian ogoh-ogoh yang jelang pengarakan baru bisa selesai, dan rasanya belum puas melihat pergerakan Garuda Sewarnakaya yang hanya beraksi di pusat kota, lalu menyinggung soal penusukan di depan area Suzuki yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Apakah perlu dilakukan pecaruan di lokasi karena sudah menumpahkan darah di wilayah banjar, dan bagaimana prosesinya.
Saya sendiri memilih untuk mengambil banyak gambar mumpung bisa, dari suasana Nyepi di lingkungan banjar kami, hingga detail wajah ogoh-ogoh Banjar Tainsiat yang selesainya last minute semalam.
Capek juga ya...
Comments
Post a Comment