Beberapa waktu lalu, ponsel saya sempat ribut menotifikasi puluhan chat yang masuk dari beberapa rekan kerja, baik menanyakan ada apa gerangan yang terjadi di Whatsapp Group dinas yang baru dibuat sebulan terakhir, juga menanggapi apa yang sudah terlewati. Rupanya pasca keluarnya saya dari group tersebut, banyak yang gaduh soal pekerjaan.
Sejak awal sudah diyakinkan, bahwa untuk urusan Whatsapp Group baiknya jangan membuat keterikatan dalam satu tempat apabila pemikiran kita belum satu sejalan. Banyaknya kepala dengan pola pikir dan latar belakang pemahaman yang berbeda biasanya cenderung ribut, apalagi di Whatsapp Group tidak ada intonasi dan nada bicara.
Apa yang dimaksud sesungguhnya oleh orang yang menyampaikan atau menanggapi pendapat bisa jadi berbeda satu sama lain, tergantung pada suasana hati dan kondisi psikis yang membaca.
Kalo sudah bawaannya negatif dan mangkel, sesederhana apapun chat yang dilontarkan, tetap dianggap negatif dan memojokkan.
Itu sebabnya, ketika saya berada dalam situasi tak menyenangkan begini, mending keluar dari group untuk amannya hubungan kerja atau pertemanan.
Gaduh Whatsapp Group soal Pekerjaan
Dalam sebuah group Whatsapp, biasanya ada banyak tipe orang yang bergabung didalamnya. Baik yang hanya senang memantau dalam diam, ada yang senang ngoceh berlebih, ada juga yang sok bijak dengan share broadcast kehidupan dan kesehatan yang belum tentu benar. Demikian halnya ketika group Whatsapp dibuat atas dasar hubungan kerja.
Akan tetapi ketika isi pembicaraan mulai masuk ke persoalan memojokkan, menjatuhkan teman dalam arti sebenarnya ya seharusnya Admin berwenang mengingatkan dan mengeluarkan orang per orang yang terlibat ketika topik sudah semakin tak terkontrol. Jadi ndak sehat pembicaraannya.
Akan tetapi karena sejak awal memang sudah memaklumi akan terjadi begini, berdasar pengalaman bertahun-tahun menggunakan Whatsapp dan tergabung di sejumlah group, baik yang jelas tujuannya maupun hanya sebatas ngalor ngidul, ya sudah menyadari pula berbagai pilihan yang bisa diambil saat berada dalam situasi tak menyenangkan.
Salah satunya adalah keluar dari Group demi kebaikan bersama. Semacam pengecut yang tak berani berdebat.
Itulah yang kerap saya lakukan.
Karena toh itu hanya satu media berbagi di dunia maya yang kini sedang trend digunakan. Sementara kalaupun tidak ikut didalamnya, paling-paling kita hanya tertinggal di informasi seputaran group itu saja. Sementara pertemanan sejati di dunia nyata ya harusnya sih tetap berjalan.
Masalahnya adalah, biasanya apa yang terjadi di dunia nyata bakalan ngikut apa yang terjadi di dunia maya. Musuhan ya musuhan juga di pertemuan langsungnya. Aduh…
Kalo sudah begini ya mau bilang apa ?
Comments
Post a Comment