Skip to main content

Tuntaskan Clear Vision, Tyler Smith Tembak Mati 19 orang

Moncong senapan laras panjang itu secara diam-diam mengikuti gerak gerik sasarannya, yang sedang asyik membaca buku di lantai 1 sebuah apartemen, dan sesuai pesanan, pelatukpun ditarik… DOR ! Sasaran mati dengan kepala bersimbah darah ditembus peluru tajam. dan mediapun mengisahkan satu cerita dari sembilan belas penembakan yang terjadi berturut-turut.

Sebuah email datang dalam akun C-Mail milik Tyler Smith, memohon maaf atas kesalahan informasi yang ia terima. Dan untuk kesempatan kedua, sasaranpun telah ditetapkan. Dengan bayaran $ 3.000 pelatukpun dieksekusi kembali.

Clear Vision, sebuah games atau permainan yang secara tidak sengaja saya unduh di perangkat iPhone 4 CDMA berbasis iOS 6.0 mensyaratkan umur 17 tahun ke atas bagi penggunanya yang serius berkeinginan melanjutkan kisah. dan alurpun berganti begitu cepat, terutama jika kalian paham memainkannya.

Tidak dibutuhkan banyak latihan untuk dapat mengokang senapan laras panjang yang harus dibeli dari sebuah toko senjata dalam kota. Mencari kepala sasaran, ketahui jaraknya dan perhatikan arah anginnya. Jika sudah, tarik pelatuk dan DOR ! Bayaranpun diterima sesuai pesanan.

Mengikuti alur ceritanya, sesungguhnya membuat saya merinding mengingat dari 19 misi yang dijalankan semuanya berakhir tragis dengan darah yang muncrat terkena tembakan senapan laras panjang. Memposisikan diri sebagai pembunuh sebenarnya tidak hanya sekali ini dimainkan, sebelumnya ada GTA, Wolfenstein dan banyak games bergenre FPS lainnya. Namun, baru satu ini yang membutuhkan ketelitian, kesabaran dan saat peluru ditembakkan, ada rasa galau saat cerita tepat sasaran. Mih…

Dari 19 misi yang didapat lewat surat dan email, hanya satu yang meleset sehingga tingkat keakuratan tembakan mencapai 95 % secara keseluruhan. Misi tersebut dapat diulang apabila target sasaran bukanlah sesuai pesanan. Jadi ya belajar sambil membunuh *uhuk kalopun tepat, syukur… kalopun meleset ya diulangi kembali 🙂

Yang menjadi tantangan selain perhitungan jarak dan arah angin tersebut, ada juga beberapa clue atau petunjuk yang barangkali harus dipahami mengingat sosok karakter yang dimainkan oleh orang per orang dalam Clear Vision hanya garis hitam tebal, tanpa wajah dan ciri lain yang membedakan. Namun bisa ditebak dari perilaku dan gerak gerik yang dilakukan sesuai petunjuk pemesanan.

Oke, bagi yang penasaran silahkan meluncur ke Apple Store, sedangkan yang gag tertarik… nanti saya coba reviewkan beberapa games lainnya yang sekiranya pula bisa dijadikan pilihan. See ya.

By the way, games yang sama juga tersedia di perangkat Android.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

PimPro, Apaan sih Itu ?

PimPro Kalian yang sudah masuk dunia kerja, utamanya yang bergerak di bidang konstruksi, saya yakin pasti pernah dengar istilah Pimpro. Baik yang berkonotasi Negatif ataupun Positif. Demikian halnya saya. Pertama kali mendengar istilah PimPro kalo ndak salah ya pas baru-baru jadi Pe eN eS. Yang saat diceritakan oleh pimpinan saat itu, apa tugas, kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang Pimpro, Bagi saya pribadi sih lebih banyak Negatifnya. Ini jika dilihat dari kaca mata kebenaran. Bukan pembenaran. Image besarnya Power seorang Pimpro makin dikuatkan saat saya mengobrol ngalor ngidul bersama seorang pejabat fungsional di tingkat Provinsi saat berkesempatan menginap sekamar *bukan seranjang ya* sewaktu ditugaskan ke Indonesia Timur berkaitan dengan pemanfaatan dana ABPN dua tahun lalu. Dari ceritanya, ya memang benar bahwa seorang PimPro apalagi di era Pak Harto menjabat dulu sebagai Presiden RI ke-2, punya kekuatan besar yang begitu memanjakan hidup dan keseharian yang bersa...