Berkecepatan prosesor Dual Core 1 GHz ditambah 512 MB RAM sesungguhnya bukanlah spesifikasi yang pernah saya sarankan kepada kawan-kawan saat memilih sebuah perangkat berteknologi komunikasi berbasiskan Android. Namun sebaliknya, jika tanpa Android, bisa jadi dengan kekuatan ini sudah cukup mumpuni untuk dijalankan tanpa jeda. Salah satu contohnya ya perangkat satu ini. Windows Phone.
Disandingkan dengan perangkat branded berharga sama dan menyandang sistem operasi Android barangkali persaingan yang terjadi bakalan seru lantaran secara spek gag bakalan jauh-jauh namun beda rasa. Yang paling saya rasakan pertama adalah soal lag atau jeda yang nyaris tidak saya temukan dalam perangkat satu ini saat menjalankan aplikasi maupun saat berinteraksi. Gag percaya kan ?
Nokia Lumia 520, merupakan salah satu ponsel rilis terkini sang mantan raja yang ditawarkan dengan harga terjangkau meskipun sudah mengadopsi sistem operasi ternama buatan Microsoft. Apalagi versi yang ditawarkan sudah mapan, yaitu Windows 8. Gag heran jika ponsel satu ini kabarnya jadi salah satu yang terlaris diantara seri sejenis lainnya dari brand Nokia.
Saya pribadi iseng berkenalan dengan perangkat satu ini lantaran masih merasa penasaran dengan kemampuan sang pendahulu yang kerap saya banggakan dan gunakan dalam jangka lama, sangat memuaskan meski satu-satunya kelemahan yang tidak saya sukai adalah borosnya daya tahan batere untuk ukuran ponsel/PDA di jaman itu. Dengan harga yang terjangkau (apalagi dalam kondisi second), Nokia Lumia cukup representatif dalam mencerminkan sebuah ponsel berbasis Windows, menyajikan layar 4 inchi serta kamera 5 Megapixel.
Disandingkan dengan antar muka Windows Mobile pendahulunya, jujur saja saya lebih menyukai tampilan terdahulu yang penuh icon dan pilihan add on Launcher. Sedang tampilan Metro Live Tile yang kini diadopsi cenderung membosankan. Ada yang sependapat ?
Office 365 merupakan salah satu paketan menarik yang secara built ini sudah ditawarkan dalam pembelian, dan dapat dimanfaatkan secara optimal meski untuk membuka beberapa file berukuran besar (lebih dari 8 MB) dengan baik. Hanya saja dengan lebar layar yang hanya 4 inchi, jadi gag nyaman untuk berinteraksi lebih jauh, apalagi untuk inputing data seperti halnya Samsung Galaxy Tab 7 inchi yang saya miliki.
Dengan tampilan antar muka yang monoton serta menu yang sama satu dengan lainnya, jadi sedikit terobati dengan adanya slider perpindahan yang halus khas layar sentuh masa kini. Meski demikian, sebaiknya pihak Microsoft dapat memberikan keleluasaan bagi para vendor pendukungnya untuk dapat memberikan sentuhan kustomisasi tampilan, apakah berupa launcher ataupun widget seperti halnya Android sehingga antar satu dengan perangkat lain yang berasal dari vendor yang berbeda, secara tampilan dapat dikenali langsung tanpa melihat tulisan nama vendor di permukaan perangkat.
Sayangnya lagi, pasar aplikasi milik Microsoft dan juga Nokia masih sangat minim persediaan jika disandingkan dengan pasar miliik iOS Apple ataupun Android Google. Apalagi beberapa review pengguna terkaddang sangat menyesatkan, tidak sesuai dengan kemampuan yang diharapkan. Salah satunya adalah akses ala Windows Explorer yang hingga kini belum saya temukan caranya, dengan harapan dapat melakukan copy paste file seperti pendahulunya dengan bebas melalui perangkat secara langsung. Demikian halnya dengan sedikirnya Games yang bermutu secara tidak langsung mencerminkan ponsel Windows Phone merupakan ponsel yang sangat serius seperti halnya BlackBerry.
Tidak heran jika hingga kini peruntungan Nokia maupun Microsoft dalam hal penjualan ponsel berbasis Windows terus merosot, kalah jauh dengan Apple, Samsung, HTC dan lainnya. Apalagi kini dua brand yang saya sebut terakhir tadi sepertinya makin asyik dengan mainan Android mereka yang secara keuntungan jauh lebih menjanjikan. Mungkin itu sebabnya, Microsoft dikabarkan berusaha merayu kembali dua brand tadi untuk kembali berinvestasi dengan ponsel Windows seperti di masa lalu.
Comments
Post a Comment