Siapa sih yang gag kenal lengkingan gitar milik SLash pada tembang Sweet Child O’mine ? atau siulan lembut yang mengantarkan tembang Patience di jaman itu ? juga aransemen ulang sebuah karya lama milik Bob Dylan ‘Knockin’on Heavens Door ?
Saya yakin, bagi mereka yang melewatkan masa remajanya di era tahun 1990-an gag bakalan asing dengan nama besar Guns N Roses. Sebuah grup band beraliran rock yang sempat dinobatkan sebagai The Most Dangerous Band in the World lantaran dalam setiap aksi mereka kerap diwarnai dengan kericuhan dan kontroversi.
Sayangnya nama besar mereka kini malah sudah terdengar nyaring lagi, tenggelam dalam ego sang vokalis AXL Rose yang ditinggal pergi rekan sesama personel band satu persatu. Setelah mendepak sang drummer Steven AdLer, hengkangnya Izzy disusul Duff Mc.Kagan, SLash dan Matt Sorum, Guns N Roses bagai kehilangan nyawanya. Kabar paling fenomenal terakhir yang saya dengar adalah ketika grup ini tampil dalam pegelaran akbar Rock in Rio awal tahun 2000-an lalu. Apalagi kalo bukan penampilan pertama mereka bersama sekumpulan personil baru yang (jujur saja, secara pendapat saya pribadi sih) gag bisa menyamai apalagi melampaui kharisma mereka terdahulu.
Satu dekade pun terlewatkan, satu persatu karya mereka dalam empat album pertama, Appetite For Destruction, Lies, Use Your Illusions I-II dan Spaghetti Incident masih suka saya dengarkan. Terkadang tersirat rasa kangen menyaksikan penampilan mereka terdahulu masih dalam format awal. Bisa dikatakan, impian saya tersebut sangat mustahil bisa terwujud.
Berkat inisiatif tiga nama besar mantan personil inti Guns N Roses, SLash, Duff Mc.Kagan dan Matt Sorum yang kemudian berusaha membentuk kembali impian sekian banyak penggemar musik mereka bersama Dave Kushner dari band punk Wasted Youth dan Scott Weiland dari Stone Temple Pilots, dalam sebuah wadah bertajuk VelVet ReVoLVeR. Band yang dilahirkan pada tahun 2004 ini bisa jadi merupakan kelanjutan dari jam session dua diantara tiga nama tadi saat masih bersama Neurotic Outsiders yang digawangi pula oleh Steve Jones-nya Sex Pistols dan John Taylor-nya Duran-Duran.
VelVet ReVoLVeR sempat melahirkan beberapa karya apik seperti SLither yang mengantarkan mereka sebagai salah satu pemenang Grammy Award 2005 dan juga Come On Come In yang sempat menjadi salah satu list soundtrack film Fantastic Four. Saya pribadi mendapatkan beberapa musik videonya dari portal ternama YouTube, salah satunya menyajikan tembang lama milik Guns N Roses, Patience.
Tampaknya kekangenan saya sudah mulai sedikit terobati ketika saya mendapati live concert mereka dari portal video yang sama, membawakan beberapa reportoar lama milik band besar Guns N Roses seperti it’s so Easy, Mr. BrownStone dan lainnya. Sayangnya, tahun 2008, pasca VelVet ReVoLVeR merilis album kedua mereka Libertad, harus merelakan sang vokalis Scott Weiland kembali pulang pada kampung halamannya di Stone Temple Pilots.
Kabarnya kini, sang bassist Duff Mc.Kagan sedang mengerjakan side project bersama Loaded, SLash asyik dengan solo albumnya dan Matt Sorum sedang menjalani Tour bersama MotorHead.
Comments
Post a Comment