Skip to main content

Who Wants To Be a ‘SLUMDOG Millionaire’ ?

Memasuki awal bulan Maret ini, rasa-rasanya saya sudah tak sabar menanti beberapa harapan yang ingin segera saya wujudkan. Dalam harap yang masih tetap menggebu-gebu, saya putuskan untuk sedikit bersantai dengan menikmati sebuah karya yang beberapa waktu lalu sukses meraih 8 penghargaan Oscar. Ya, sebuah film India ‘Slumdog Millionaire’.

Film yang bagus…

Berkisah tentang seorang pemuda bernama Jamal Malik yang dituduh berbuat curang dalam sebuah kuis ‘Who Want To Be a Millionaire’ di negerinya, India.

Kisah ini diawali dengan adegan interogasi seorang oknum polisi gendut dengan pemuda Jamal Malik yang dipaksa mengaku kecurangan yang ia lakukan. Berlanjut interogasi oleh seorang (barangkali) kepala polisi, yang pula mencoba merunut sedari awal pertanyaan pada kuis dilontarkan. Apakah benar si pemuda berbuat curang atau tidak.

Uniknya, setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh host kuis Millionaire, dapat dijawab dengan baik berdasarkan kisah yang secara kebetulan dialami oleh pemuda Jamal Malik. Padahal pemuda itu hanyalah ‘slumdog’ –anjing (dari pemukiman) kumuh-, seorang pemuda yang miskin dan hanya berusaha mengandalkan semangat hidupnya untuk bertahan.

Satu persatu pertanyaan yang dilontarkan, satu persatu pula kisah diceritakan yang secara kebetulan terkait dengan inti dari pertanyaan tersebut. Itu semua adalah ‘Takdir’, demikian kata si pemuda Jamal Malik. Termasuk untuk sebuah alasan kenapa si pemuda akhirnya mengikuti kuis tersebut.

Cinta.

Cerita yang sederhana sebenarnya. Hanya saja dibalut dalam sebuah alur yang begitu apik dan menghanyutkan penontonnya (termasuk saya) hingga tak heran jika film ini akhirnya menyapu bersih 8 Oscar dalam berbagai kategori.

Sebuah karya yang dari awal tak saya sangka sedikitpun. Padahal saya begitu menjagokan ‘ the Curious Case of Benjamin Button’ yang dibintangi Brad Pitt dan juga sang pahlawan kegelapan kota Gotham.

> Sebenarnya PanDe Baik tak hanya melewatkan awal bulan Maret ini dengan karya apik ‘Slumdog Millionaire’ saja, tapi juga empat film yang dahulu sempat saya katakan ‘layak tunggu’ versi vcd resminya. Yaitu ‘Iron Man’ dan ‘Hancock’. Beserta dua film lama ‘the Transpotter’ seri pertama, dan si norak ‘BoRaT’. Mungkin lain kali saya bahas lagi keempat sisanya ini. <

by the way, dari sekian banyak adegan dalam film ‘SLumdog Millionaire’, ada satu yang paling saya sukai. yaitu saat ‘Jamal Malik’ kecil, yang mengidolakan seorang bintang film India, rela menceburkan dirinya kedalam kubangan kotoran -yang baru saja ia keluarkan dalam sebuah wc umum-, hanya untuk mendapatkan tanda tangan sang bintang pada selembar foto sang bintang yang ia bawa kemana-mana dalam saku bajunya.

Maka, saat si ‘Jamal Malik’ kecil berhasil keluar dari kubangan kotoran nan bau melapisi seluruh tubuhnya, iapun meneriakkan nama sang bintang film India sebelum berlari dan mendapatkan apa yang ia inginkan… ‘AMITAB BACHAAAAANNN’

Huahahahaha….

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian