Skip to main content

GaMes oh GaMes Here and Now

Melanjutkan sesi ketiga dari tulisan saya perihal games, kali ini saya ingin menggambarkan beberapa games yang saya mainkan dan akhirnya disukai hingga hari ini.

Semenjak kepemilikan laptop ACER 4520 yang sudah diupgrade memorynya menjadi 2 GB, walaupun kabarnya sudah sangat pantas untuk sebuah aktifitas Gaming, saya hanya menjadikannya sebagai percobaan beberapa games yang cukup membuat saya penasaran, seperti apa sih bentuknya ?

Katakanlah Drivers Parallel Lines. Games dengan model GTA saya temui disini, bergaya tahun 1978 dimana saya tak bakalan menemukan mobil canggih Porsche, Lambhorgini (eh tulisannya bener gak yah ?) hingga motor sport dan harley tentunya. Menjadi satu faktor pertimbangan untuk dengan segera menghapus jejaknya dari laptop saya. Tampilannya memang jauh lebih detail barangkali malah mirip trailer GTA IV yang saya donlot dari YouTube, sehingga untuk spesifikasi yang saya miliki asih diperlukan beberapa penyesuaian (baca:penurunan pilihan kualitas) agar games ini dapat dinikmati dengan nyaman.

 Wall-E, Quake IV dan Transformers juga menjadi sasaran percobaan saya tempo hari, untuk sekedar tahu seperti apa sih alur cerita dan tampilannya ?

Trus, kalo semua itu hanya menjadi uji coba saja, kira-kira games apa dong yang saya mainkan dan sukai hingga hari ini. He… Tak Lain dan Tak Bukan ya games model Gamehouse yang menyajikan permainan Zuma sang fenomenal di kantor pemerintahan itu…

Hanya saja bukan Zuma yang saya maksud, tapi games sejenisnya. Yang tidak memerlukan spesifikasi mutakhir untuk dapat memainkannya dengan grafis yang nyaman serta tidak memerlukan space hard disk kapasitas besar. Minimal syarat utamanya yaitu, bisa saya mainkan saat luang, tidak memerlukan fokus yang terlalu berat hingga melupakan waktu untuk kerjaan juga anak istri, jika perlu bisa saya mainkan sambil ngobrol dan juga ditinggalkan dalam waktu lama.

Salah satunya yaitu ‘the office’ karya Mumbo Jumbo Development. Games yang menawarkan alur cerita sebagai tokoh office boy yang melayani para karyawan untuk mengambilkan map dokumen, arsip file, print out dan juga membuang sampahnya. Lengkap dengan kopi extra untuk mempercepat kinerja kita dalam melayani mereka. Tentu saja tantangannya yaitu menghadapi office boy lainnya yang melakukan hal sama.

Games diatas tak jauh beda dengan Games Dinner Dash yang menjadikan kita sebagai pemilik dan pelayan restoran bahkan dibuat dalam versi Spongebob-nya, atau Cake Mania yang bergerak dalam bisnis kue, dan ‘Baby Sitting Mania’ karya GoGii.

Disini yang diutamakan adalah kecepatan pelayanan (mata pada layar dan tangan pada mouse), pengambilan keputusan mana yang didahulukan dengan memanfaatkan media yang ada serta strategi untuk menjatuhkan lawan.

Ada juga Games mengungkap misteri Agatha Chistie (tulisannya bener gak yah ?), yang menuntut kejelian kita mencari benda-benda dalam list (daftar) sekiranya bisa menjadi petunjuk pencarian. Tentu saja untuk melakukan pencarian, selain menggunakan mata, kamus adalah hal mutlak bagi orang yang punya nilai TOEFL pas-pasan seperti saya. Karena banyak kata benda yang tak saya ketahui artinya.

Permainannya mirip-mirip film ‘Where’s Wally’. Yang saat jeda, penonton diminta mencari tokoh Wally (yang memakai baju strip merah putih mendatar) dalam satu gambar keramaian. Games serupa saya temukan pada ‘Paparazzi’ dan juga ‘Las Vegas’.

Permainan ini sangat mengasyikkan bagi saya saat senggang. Menjadi satu tantangan tersendiri untuk dapat menemukan benda berdasarkan ‘petunjuk’ yang diberikan.

Games terakhir adalah permainan otak. Brain SPA. Kumpulan Games ini biasanya dinamakan Brain Gym, Brain Games atau sejenisnya. Isinya apalagi kalo bukan games macam Sudoku favorit saya, Jigsaw, Pentamino yang memaksa otak kita untuk berpikir menempatkan sejumlah bentuk dalam satu tempat atau area yang ditentukan.

Model Games terakhir ini rupanya tak hanya betah saya mainkan dalam format PC/laptop, tapi juga dalam format Java pada ponsel Nokia 6275i CDMA pula PDA O2 XDA Atom.

Games-games diatas kerap saya mainkan baik saat baru nyampe kantor sembari menunggu atasan datang dan memberikan tugas / perintah turun kelapangan, hingga balik kantor dan menunggu jam pulang. Sedang dirumah, biasanya saya mainkan sebelum tidur untuk mendapatkan rasa kantuk yang cukup. He….

Memang bagi sebagian orang terutama rekan kantor, apa yang saya mainkan tergolong aneh. Seperti kata salah seorang diantara mereka, ‘otak sudah ruwet mikirin kerjaan, kok selingannya maen games yang menguras otak ? sekali-sekalinya nonton 3gp pake LCD Projector kek biar puas dengan tampilan guedenya…’

Wah, kalo yang ini sih, Hayoooo aja !!!!

> at last, PanDe Baik rupanya menyerah juga serta melupakan games puyeng saat dihadapkan pada pilihan pemutaran 3gp secara kolosal ditembok ruangan kantor. Ya, dengan bantuan LCD Projector, tentu saja tampilannya dapat jauh lebih memuaskan banyak orang ketimbang nonton di layar laptop yang sak uprit. Huahahahaha…… <

psstt…… mau ikutan ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian