Skip to main content

InfoTainment ?

Kabar terakhir terdengar, Suzanna si bintang film spesilis Horor itu meninggal dunia. Jasadnya pun katanya udah diupacarai sedemikian rupa sesuai dengan Surat wasiat oleh sang suami almarhum, dan kalo ndak salah liat di layar kaca teve sih udah rapi jali pake keramiknya segala.

Yang kemudian menyisakan masalah, anak-anak sang bintang masih mempertanyakan mengapa sang suami almarhum (suami kedua), gak menyampaikan kabar ini terlebih dahulu baru kemudian bersama-sama mengurusi kematian sang Bunda. Yang jelas dibantah oleh Om Cliff (suami si bintang Suzanna), kalo apa yang dilakukannya itu udah sesuai dengan Wasiat istrinya, bahwa upacara kematiannya jangan sampai disaksikan oleh keluarga. Suatu kejanggalan kata Insert Investigasi.

Yang lebih mengherankan saya selaku penonton, mengapa pihak Polisi belum bertindak jika sampai ada kejanggalan seperti yang rame diberitakan media Infotainment ? Mungkin masih harus menunggu laporan dahulu dari anak-anak sang Bintang, barulah mereka bertindak. Menyalahi aturan kali ya. Tapi, masih bersyukur Om Cliff itu gak kabur atau kalang kabut, sehingga kecurigaan saya pada Om Cliff belum separah dugaan media Infotainment tadi.

Apa yang paling parah ? Kebobrokan masing-masing anggota keluarga jadi tampak, dari yang memang gak sengaja berperilaku over acting dilayar teve sampai yang dituding ini itu oleh anggota keluarga lainnya. Maka aib keluarga terbukalah sudah. Hal yang selama ini mungkin ditutup-tutupi agar tak membuat malu keluarga, tampaknya bukan hal tabu lagi dibicarakan didepan kamera teve. Maka berlomba-lombalah mereka yang dekat, mereka yang ada disekitar kehidupan sang artis, menyuarakan isi hatinya. Entah emang ada maksud kejujuran ataukah hanya mencari popularitas saja.

Ini hanyalah salah satu dari sekian puluh pemberitaan via Infotainment, diungkit-ungkit semingguan atau malah lebih, ditayangkan tiga kali sehari (kayak minum obat dokter aja), sehingga membuat enegh mata saya selaku penonton televisi. Ini rata-rata dilakukan hingga ada berita yang jauh lebih menarik terjadi. Berita tentang Maia Ratu yang nemukan jodoh soulmatenya via Chatting misalnya. He… just kidding. Lanjutan gosip terkait baru akan muncul setelah gak ada ide lain yang menarik untuk ditayangkan agi.

Tayangan biasa macam ini tampaknya blom jua disadari oleh para Ibu-Ibu rumah tangga maupun para pegawai negeri, karena begitu hari baru dimulai, layar televisi langsung dinyalakan dan berharap-harap cemas tak ketinggalan gosip paling terkini.

Sebaliknya bagi saya, tayangan kekanak-kanakan dari para penguber berita artis yang sudah mulai kehilangan idenya, barangkali lebih pantasnya ya dimatikan aja tevenya, atau malah mengubah channelnya ke tayangan Pemilunya Amrik yang sebentar lagi bakal dilakukan atau malah Hobi KuLinernya Mak Nyuss…. Dijamin jauh lebih asyik.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian