Nama BlackBerry di jamannya sudah dapat dipastikan menjadi jaminan mutu akan tingkat popularitas dan kecerdasan seseorang dimata lingkungan dan teman-temannya. Tapi tidak termasuk saya.
Selepas menikmati masa jaya Nokia di era ponsel pintar Symbian dan juga PDA phone berbasis Windows Mobile jaman itu, saya memilih untuk langsung loncat ke ponsel Android gegara racun dari sejumlah majalah.
Pilihan ini infonya sempat digunjingkan dalam sebuah forum BlackBerry Messenger Grup beranggotakan sejumlah besar kawan masa sekolahan putih abu, yang merasa aneh dengan pengakuan kawan pada saya yang katanya kenal teknologi, tapi kok tidak menggunakan ponsel BlackBerry ?
Alasan sederhananya memang karena tidak menyukai teknologinya yang masih amat terbatas jika dibandingkan jenis ponsel sebelumnya di masa yang sama.
Masih ingat dengan ponsel yang harus diRestart ketika perangkat BB kalian sudah mulai lelet akibat kehabisan memory ? Atau tombol gulir yang harus dibersihkan secara berkala agar tidak ngadat ? Bahkan keterbatasan penyimpanan ponsel, atau dibutuhkannya Pin BBM agar bisa saling berkirim pesan ?
Tapi itulah keistimewaan BlackBerry yang tidak dimiliki oleh perangkat lainnya.
Namun demikian, saya justru baru berminat membeli dan menyukai, bahkan memburu perangkat BlackBerry ini satu persatu. Baik dari jaman Bold 9000, era touchpad yang menggantikan tombol gulir, mode slider 9800, hingga terbitan jadul yang tanpa lensa kamera di bagian punggung. Termasuk berlayar sentuh sampai berbasis Android. Semua dicari.
Bersyukur bisa didapat sebagian besarnya.
Kalian pernah menggunakan salah satu serinya ?
Comments
Post a Comment