Mengumpulkan pernak pernak yang memiliki kenangan di masa lalu, sepertinya sudah menjadi habbit saya sejak dulu.
Semua disimpan rapi, sampai-sampai dalam perjalanan selanjutnya, tidak bisa ditemukan meskipun dicari kemana-mana.
Lalu tiba jua masa-masa penemuan yang tidak disengaja, dan akhirnya mengingatkan saya pada semua cerita indah saat melakoninya dulu.
Salah satunya adalah… Surat Cinta.
He-em.
Sekumpulan Surat Cinta eh coretan atau catatan hati dari hubungan terakhir, sebelum kami memutuskan untuk menikah. Masa pacarannya gak sampe setahun. dan niatan untuk menikah itu hanya karena Saya ingin punya teman berbagi saat pulang kerja. Mengingat saat itu status saya sebagai ‘anak tunggal’ di rumah, lantaran kedua kakak sudah menikah dan tinggal di luar rumah.
Semua coretan ini, biasanya ditulis saat jam kerja kantor berlangsung, dibawa oleh “kurir” kami yang secara berkala rela naik turun tangga demi menyampaikan isi hati yang diam-diam makin membara lantaran terpisah lantai.
Ya, ternyata Rasa Cinta itu hadir di tempat kerja. Sebagaimana orang-orang kerap katakan.
Ternyata setelah 16 tahun menjalani hidup berdua, yang kalau kata tetangga sebelah, “menua bersama”, rupanya Rasa Cinta itu berjalan alami dan makin memiliki.
Yang namanya riak dan gelombang, sudah biasa dialami. Namun karena komitmennya tidak sampai loncat dari kapal, maka hubungan ini masih berjalan dengan baik.
Astungkara bisa sampai “beneran tua”
Comments
Post a Comment