Skip to main content

Amor ring Acintya Pak Gung Wirajaya

Ditengah kemacetan kecil yang terjadi sepanjang jalan Cokroaminoto pagi ini, saya masih mencoba-coba mengingat hal-hal baik yang pernah dilakukan oleh rekan kerja saya seruangan dari pertama kali mengenal hingga minggu-minggu terakhir bertemu.

Anak Agung Wirajaya, kelahiran 1 Juli 1970. Enam bulan sebelum masa Pensiun, Beliau meninggalkan kami untuk selamanya. Sosok yang tidak banyak bicara, namun memiliki selera humor yang unik. Ia mampu membuat senyum dikulum saat celetukannya dilontarkan ditengah pembicaraan hangat. Perlu waktu untuk memahaminya.

Saya mengenal Beliau saat duduk di ruang Permukiman, Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung tahun 2013 lalu. Pak Gung dipindahtugaskan dari Bidang Tata Bangunan tepatnya bagian Perijinan bersama satu koleganya yang lain. Meski pendiam, saya paham bahwa Beliau ini menguasai benar seluk beluk perijinan dimana ia ditugaskan dan kerap menjadi tempat diskusi maupun pencarian solusi terkait hal yang sama, utamanya jika ada keluhan serupa yang tidak mampu saya selesaikan.
Lumayan banyak info positif yang saya dapatkan tentang kinerja dan pola penanganan Beliau pada masyarakat.
Itu sebabnya ketika Beliau pernah menyampaikan kesulitannya dalam mengatur waktu akan kesibukan saat didaulat sebagai Kelihat Adat dimana ia tinggal, saya pun tidak pernah mengikat waktu atau kewajiban lain dalam bekerja.

Dalam beberapa percakapan terakhir, saya mengetahui kondisi kesehatan Beliau agak menurun. Tekanan Darah Tinggi dan Hernia, saya ketahui pasca lemah lesu dan penggunaan popok dewasa disela jam kerja saat upaya verifikasi bedah rumah dilakukan. Sebagai atasan yang bersangkutan, saya tidak lagi membebani tugas terkecuali Beliau mau dan menawarkan diri untuk bisa hadir.

Kabar tentang Serangan Jantung, disampaikan sang istri 2 Januari pagi yang lalu. Hari pertama kerja tahun 2018 ini benar-benar membuat shock, lantaran tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Kondisinya yang belum sadarkan diri saat dijenguk di ruang ICCU RS Sanglah Rabu siang selanjutnya, sempat saya rekam dalam rupa video secara diam-diam, agar teman seruangan yang tidak ikut menengok bisa melihat keadaan Pak Gung Wirajaya dan memberikan doa.
Firasat tak enak sempat muncul, gegara kabar beberapa kawan yang sempat mendengar suara Beliau atau melihatnya di pojokan saat apel pagi. Apalagi Sabtu siang kemarin, mendapat info bahwa kondisi Beliau sempat membaik sehari sebelumnya, namun kembali memburuk sehingga memaksa seluruh keluarga hadir mendampingi di lantai 2 penanganan Jantung.

Kabar Duka saya dapatkan pagi tadi. Seusai sarapan dan bersiap jalan menuju kantor.

Amor ring Acintya Pak Gung Wirajaya, semoga bisa mendapatkan yang Terbaik disana.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p