Skip to main content

Iron Man Bali, I Wayan Tawan, Pro dan Kontra, Hoax atau Bukan ?

Menggelikan.
Setidaknya ini yang bathin saya rasakan saat mengikuti pemberitaan maupun opini yang diungkap para ahli maupun netizen dunia maya, terkait terkuaknya seorang tukang las bernama I Wayan Sumerdana alias Wayan Tawan yang menciptakan lengan bantuan atas kelumpuhan yang dialaminya, lalu memunculkan julukan “Iron Man Bali”.

Iron Man, adalah salah satu super hero yang bernaung dibawah bendera Marvel, setidaknya sudah melahirkan 5 sekuel film selama satu dasa warsa terakhir. Secara tokoh ya boongan tentu saja, karena berawal dari sketsa komik. Namun secara teknologi, ya siapa tahu ?

Film Iron Man sendiri, jika dirunut dari awal kisahnya pada roll film, bermula dari penciptaan tangan robot atau bioniknya yang membungkus lengan Stark dengan kemampuan menembak lewat telapak tangannya. Penciptaan ini kemudian berlanjut pada tameng yang melekat pada tubuh layaknya baju, dan sebagainya dan sebagainya.

Iron Man Bali, demikian julukan yang diberikan sejauh ini, bernama aseli I Wayan Sumerdana, 31 tahun dari Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. mencoba membuat sebuah lengan mekanis yang info awalnya bertujuan untuk membantu lengan kirinya yang lumpuh karena stroke, guna mempermudah aktifitasnya sehari-hari.

Hanya lantaran cerita tentang perjuangannya dimuat sebuah media lokal, begitu banyak netizen yang kemudian merasa terpanggil bahkan belakangan terusik oleh julukan tersebut. Dari yang begitu bangga share cerita di akun media sosial, hingga merembet ke soal suku ras tentu yang dilebih-lebihkan. Meski demikian, beberapa diantaranya bahkan menunjukkan kalimat dan pendapat yang menuduhkan bahwa apa yang dilakukan oleh Wayan Tawan adalah Hoax belaka. Satu penipuan berbalut teknologi. Yang menurut ahli dan analis, gambar atau foto rangkaian kabel dan benda elektro itu merupakan hal yang tak mungkin mampu mewujudkan cerita Wayan Tawan. Pro dan Kontra pun merebak.

Tapi terlepas dari itu, saya pribadi justru memandang sederhana. Selama rangkaian lengan mekanis itu dalam prakteknya memang mampu membantu tugas sehari-hari Wayan Tawan sebagai tukang las, kenapa tidak ? Tidak lagi harus ditelusuri Hoak tidaknya atau mampu tidaknya. Apalagi kalo kemudian dikaitkan dengan teknologi serupa yang hingga kini masih sulit diwujudkan meski sudah disokong dengan biaya penelitian dan sumber daya tingkat dewa. Selama… atau Jika… pemberitaan awal perihal kisah Wayan Tawan ini memang tidak dimaksudkan untuk pengakuan atau membanggakan penemuan secara sepihak.

Bisa jadi dalam pengoperasian rangkaian alat itu memang ada ‘tangan Tuhan’ yang berperan ataukah memang kini fungsi tangan sudah berangsur sehat, ya mari kita doakan. Bukan lantas diekspose besar-besaran, dianalisis menjadi sebuah masalah nasional yang kelak mungkin akan ditertawai banyak orang dan negara lain, baik saat lengan mekanis itu benar berfungsi bagi pemiliknya atau hanya khayalan belaka.

Ataukah kalian punya pendapat berbeda ?

* * *

Link terkait :

Pop Bali : Lengan Robotik Tawan Hoax, ini kata dosen FT Udayana…

Heal Magz : Inilah Bukti Teknologi Lengan “Iron Man” dari Bali Hanyalah Hoax

Yohanes Nugroho, Iron Man Bali Cuma Hoax ?

Berita Bali : Saya begini untuk bertahan hidup, bukan untuk…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian