Skip to main content

Saatnya Generasi Muda Tidak Golput (lagi)

Masing-masing partai saya yakin pasti punya sisi negatif selama track record mereka dijalankan sedari awal berdiri hingga memimpin. Dan sisi inilah yang kerap menjadi bahan kampanye partai lain yang merasa tersaingi atau bahkan simpatisan yang mem blow up ke media sosial untuk mengingatkan Publik ataupun kawan sejawat dengan tambahan hastag #MenolakLupa

Hal seperti ini ramai bermunculan menjelang pilcaleg yang sedianya dilaksanakan hari ini, 9 April 2014 mengingat bakat ingatan masyarakat dan pejabat Pemerintah di Indonesia, begitu mudah melupakan Sejarah dan memaafkan. Padahal kisah yang telah berlangsung dari satu dekade ke dekade berikutnya bisa dikatakan sebagai Aib para partai maupun Calon yang diusungnya baik dalam perhelatan Pilcaleg maupun Pilpres nanti.

Saya pribadi setuju, jika kini Generasi Muda terutamanya Pemilih dalam kesempatan pertama sesuai jenjang Umur atau bahkan yang sudah masuk tahap kedua kali dan seterusnya, tidak ikut-ikutan masuk dalam Lubang Golput sebagaimana marak dalam setiap Pemilu dan Pemilukada. Lantaran jika didiamkan dan tidak menggunakan hak pilih, berarti kita juga menjadi bagian dalam skenario pembusukan aspirasi yang nantinya bakalan berdampak pada masa depan kita sendiri.

Memang, alasan klise yang kerap saya dengar dan baca adalah minimnya kemampuan para Calon yang maju dalam setiap pemilu tingkatan apapun itu. Namun ingat, bahwa di era kekinian yang namanya Generasi Muda tidak lagi berdiam diri duduk menunggu hingga sang Satrio Piningit tiba dan mencalonkan diri. Manfaatkan saja Media Sosial yang kita punya untuk mencari tahu siapa yang pantas  dititipkan suara dan siapa yang pantas untuk dieleminir dari daftar.

Kriterianya ?

Untuk Pilcaleg, minimal datang dari Generasi yang sama, dengan catatan perjalanan yang jelas dan terarah. Misalkan yang sedari awal Pro untuk Menolak Reklamasi, atau memiliki Misi yang secara logika dapat diwujudkan. Mengingat sebagian pendatang baru dalam bursa pilcaleg lebih banyak mengandalkan historis sang ayah atau tokoh masyarakat yang sudah sukses terlebih dulu atau bahkan ormas yang dimiliki. Lakukan survey di berbagai akun media sosial dari orang atau kawan yang kalian percayai integritasnya. Kalopun kelak apa yang diperjuangkan tidak sesuai janji, kan bisa diBully di Media Sosial ? *hehehe… Jangan anggap remeh lho kekuatan Media Sosial sebagai sarana komunikasi alternatif. Jika sudah, lakukan pendekatan lewat Media Sosial ataupun secara langsung. Diskusi atau sekedar tukar pikiran jika mampu.

Sedangkan untuk Pilpres nantinya ya tentu saran saya lebih pada figur atau sosok, bukan Partai. Karena rupanya ranah politik yang diantipati oleh sebagian Generasi Muda ya memang benar adanya. Dan soal ini, saya yakin pilihan yang ada sudah makin mengerucut dan terbatas. Tinggal tunggu waktu, kampanye hitam mana yang kemudian terbukti kebenarannya.

Jangan sampe Golput. Karena jika kita Golput dan tidak menggunakan Hak Pilih, ada 2 opsi yang bisa menjadi akibat dari langkah apa yang sudah diambil tadi. Satu, penyalahgunaan Hak Pilih atau Surat Suara… dan Dua, Terpilihnya oknum Caleg yang tidak sesuai harapan minimal, dan yakin banget… penyesalan bakalan datang belakangan. *kalo datang didepan, bukan nyesel sih namanya :p

Tapi ya sudahlah. Setiap orang memang berhak menentukan pilihannya masing-masing, bahkan pilihan untuk tidak memilih sekalipun. Jangan sampe usai kalian membaca opini saya kali ini, malah adu pendapat soal benar atau tidaknya pilihan tersebut. Ini hanya sekedar saran. Selamat menggunakan Hak Pilih kalian.

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Kalian masi ingat, kapan mulai gabung ke Sosial Media ?

Saya ingatnya pertama kenal FaceBook November 2008. Era kampanye Mister Barrack Obama yang kabarnya waktu itu make sarana FB untuk merangkul generasi muda. Sempat penasaran di awal, gegara tumben kenal yang namanya Media Sosial.  Padahal di era yang sama, sudah ada FriendSter, MySpace atau Hi5. Rupanya saya bukan generasi itu.  Yang jadi gara-gara ya Blogging.  Keasikan nulisin Blog, keenakan onani, lalu kesandung orang deh.  Start awal di laman Blogspot 25 Mei 2006, pake nama pandebaik.blogspot.com lalu diberi hadiah Domain pribadi oleh RakhaHost di agenda gabung bareng Bali Blogger Community Februari 2008, berubah nama jadi pandeividuality.net yang terinspirasi dari album PAS Indieviduality, menggunakan mesin Wordpress. dan pas kesandung media mainstream, pindah hosting ke Bali Orange jadi www.pandebaik.com pada November 2008. Pindah hosting juga gegara Rakhahost trouble cukup lama.  Balik ke Blogspot lagi pada 16 April 2023 lalu lantaran capek mengelola Wordpress, yang kerap disampe