Menulis sebuah BLoG tak ubahnya membuat sebuah karangan jaman sekolah dulu. Yang perlu hanya ide dan imajinasi. Bagus tidaknya sebuah tulisan saya kira kembali pada pembacanya juga. Apa yang dibutuhkan ketika mengunjungi sebuah alamat blog, jika mengerti dan mampu memahami isinya, ya pasti bakalan berkunjung kembali. Jika satu dua tidak sesuai harapan, ya syukur-syukur tulisan lain masih ada. Hehehe…
Kemampuan untuk menulis bagi setiap orang memang berbeda, biasanya bergantung pada pekerjaan yang digeluti. Seorang pakar hukum biasanya jauh lebih mudah dalam merangkai kata dan bahasa ketimbang seorang insinyur yang kerap berhitung. Demikian pula dengan orang yang biasanya bergelut dengan sastra atau filsafat. Meski demikian, kebiasaan dapat pula mempengaruhi kok.
Untuk bisa menulis, mulailah dari ide. Gali dan cari ide tersebut. Jika tidak mendapatkan ide yang fenomenal, coba dengan yang amatiran. Apapun itu idenya, minumnya ya teh botol eh maaf, jadi ngelantur…
Jika ide sudah didapat, kembangkan lebih jauh. Kira-kira sisi apanya yang dapat diambil dari ide tersebut. Lengkapi dengan data akurat baik yang bersumber secara tertulis, hunting via mbah GooGLe atau berdasarkan pengamatan bahkan pengalaman sendiri. Simpan semua catatan dan sumber yang diperlukan. Apabila ide tersebut berupa produk atau hasil pemikiran manusia, cari perbandingannya dengan produk sejenis lainnya dan bandingkan. Untuk mampu membandingkan, lakukan dengan cara yang sama dengan ide awal tadi. Sebagai tambahan, data bisa juga didapat dari kisah yang dialami orang lain.
Jika data yang didapat sekiranya sudah maksimal, lanjutkan dengan mengurutkan data tersebut. Minimal kalo diceritakan atau dibahasakan nanti, akan ada satu alur yang bisa nyambung satu dengan lainnya. Urutan ini bisa dari awal ke akhir, hasil akhir kemudian dirunut ke awal, yang sekiranya potensial diungkap berlanjut pada kisah dan perbandingan, atau gambaran umum kemudian mengerucut pada pokok bahasan.
Mulailah untuk merangkai data dan membahasakannya dengan pengetahuan yang ada. Lakukan saja semampunya. Setelah itu baca kembali dari awal dan kembangkan bila perlu. Sebagai awal, jangan dahulu berpatokan pada aturan-aturan tertentu. Harus 1000 kata misalnya. Karena jika aturan yang ditentukan itu tidak mampu dipenuhi, biasanya yang namanya hasrat keinginan untuk menulis akan pudar dengan sendirinya.
Sebagai contoh, saya gunakan salah satu ide tulisan tentang satu jejaring sosial berbasis lokasi buatan Indonesia, Koprol. Saat ide ini tercetus, ada beberapa pengembangan ide yang mampu saya ambil untuk kemudian dicari datanya yang lebih akurat :
- hal yang diingat begitu orang menyebut koprol – olah raga backroll
- sejarah koprol, pendirian, indonesia, lokal
- perkembangan koprol sejauh ini
- penggunaan koprol
- perbandingan koprol dengan sejenisnya > foursquare
- pengalaman
- kelebihan dan kekurangan koprol
Saya pribadi bersyukur bahwa sejauh ini yang namanya kata ataupun kalimat kerap bermunculan ketika ide itu tercetus, maka yang menjadi pelampiasan pertama adalah ponsel dengan kata yang disingkat untuk mempercepat pencurahan ide ataupun seandainya sedang berada didepan laptop, disela online ide diketikkan dalam format note atau microsoft word. Data pelengkapnya pun saya jadikan satu dalam folder yang sama dengan ide tersebut. Jika sudah selesai, tinggal dilengkapi dengan ilustrasi yang sekiranya mampu mendukung isi tulisan.
Nah, ada yang belum jelas ? ^_^
Comments
Post a Comment