Skip to main content

Evaluasi Minat Ngayah Warga Banjar Tainsiat

Memiliki sedikit waktu senggang saat jam kantor, saya iseng mencoba melakukan evaluasi terhadap minat ngayah dan mejenukan krama banjar Tainsiat berdasarkan buku kecil absensi penugasan regu setiap kali agenda adat dilaksanakan. 

Adapun penugasan ngayah yang berlaku di banjar Tainsiat, sampai hari ini menggunakan pola regu, bukan tempekan. 

Ada 18 regu biasa yang biasanya secara rutin diturunkan secara bergantian setiap kali agenda adat dilakukan. Dari ngayah berkala setiap 15 hari atau Kajeng Kliwon, megebagan di rumah duka, mempersiapkan upacara, hingga penugasan bagi istri dan membawa kwangen. 

Masih cukup ringan jika dibandingkan dengan penugasan ayahan di banjar adat lainnya.

Masing-masing regu biasa ini terdiri dari 15 sampai 17 krama atau kepala keluarga yang turun mebanjar. 

Jumlah ini belum termasuk regu Khusus yang saat ini beranggotakan 15 orang dengan penugasan tertentu, regu pecalang atau keamanan, listrik dan kereta. 

Di luar itu, masih ada beberapa pengelompokkan lainnya yang bebas dari tugas ayahan seperti regu Balu (janda atau duda), regu Wreda, regu Kehormatan (bagi sulinggih, pemangku dan penglingsir), regu Luar Daerah, dan regu Prajuru/Kelihan serta Mantan Kelihan. 


Hasilnya cukup mengejutkan. 

Untuk minat ngayah rupanya prosentase kehadiran rata-rata keseluruhan, ada pada tingkat 53%. Yang artinya, ada regu yang tingkat kehadirannya cukup besar atau sebesar 70%, dan ada juga regu yang tingkat kehadirannya hanya 30%. 

Sementara itu, untuk minat mejenukan ke rumah duka, terhitung dari 5 data kematian pertama dari masa jabatan kelihan adat anyar, terpantau masih cukup besar alias berada pada prosentase 79,9 %. Meski terpantau ada regu yang tercatat mendapat prosentase 51%. Duh... 

Regu mana saja yang masuk dalam masing-masing penilaian, ya tunggu aja saat rapat Pleno nanti. Semoga saja bisa menjadi menjadi bahan evaluasi kami kedepannya, terutama dalam pembagian regu penugasan. 

NB : angka prosentase diatas, tentu bukan hasil akhir yang nantinya akan kami coba bagikan info lanjutannya, mengingat bulan Februari masih cukup lama hadirnya. 

#DokumentasiKelihanAdat #BanjarTainsiat

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian