Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2010

Asal Mula istilah Pande (lanjutan)

Tulisan berikut merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yang bercerita tentang keberadaan Sekte (aliran) di Indonesia pada tahun 75 Masehi sebagai gambaran awal yang tidak terpisahkan dengan sejarah penyebutan istilah Pande. Adapun tulisan ini sebenarnya dipublikasikan dalam bentuk Notes di sebuah jejaring sosial FaceBook oleh Yande Putrawan , seorang generasi muda Warga Pande dari Pedungan Denpasar dimana untuk sementara ini didaulat sebagai Koordinator Pembentukan Yowana Paramartha Warga Pande, sebuah wadah berkumpulnya Teruna Teruni Semeton Pande untuk bertukar informasi tentang kePandean. * * * Berkenaan dengan wangsa Paandie (asal kata Pande) yang akan dibahas tidak bisa terlepas dari perkembangan sekte diatas, dan di Bali khususnya karena wangsa Paandie itu sendiri merupakan salah satu bagian dari ajaran tersebut. Adapun sumber ajaran Paandie itu berasal dari sekte Brahmana ialah salah satu sekte yang telah berkembang yang menempati urutan sangat penting diantara sekte lainny

Asal Mula istilah Pande

Tulisan berikut sebenarnya dipublikasikan dalam bentuk Notes di sebuah jejaring sosial FaceBook oleh Yande Putrawan , seorang generasi muda Warga Pande dari Pedungan Denpasar dimana untuk sementara ini didaulat sebagai Koordinator Pembentukan Yowana Paramartha Warga Pande, sebuah wadah berkumpulnya Teruna Teruni Semeton Pande untuk bertukar informasi tentang kePandean. Lantaran saking panjangnya, tulisan tersebut akan saya pecah menjadi 2 bagian. Tulisan pertama bercerita tentang keberadaan Sekte (aliran) di Indonesia pada tahun 75 Masehi sebagai gambaran awal yang tidak terpisahkan dengan sejarah penyebutan istilah Pande, dan Tulisan kedua tentang Ajaran Aji Panca Bayu yang merupakan perkembangan dari keberadaan Sekte (aliran) diatas. * * * Mengapa disebut Pande? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, saya ( Yande Putrawan ) akan mengutip dari sumber yang saya miliki. Namun dikarenakan usia buku yg sangat tua menyebabkan tulisan pada covernya susah dibaca, bagi mahasiswa yang kebetulan

Sekilas tentang Pande Bangke Maong

Tidak hanya di kawasan Danau Tamblingan, di kawasan Danau Beratan pun ditemukan benda-benda purbakala yang merupakan peralatan kerja profesi warga berupa perabot mamande seperti pangububan atau palungan pendingin. Artinya pemukiman komunitas Pande pada masa itu begitu luas wilayahnya. Di samping itu, kecerdasannya juga sangat tinggi, sehingga raja-raja di Bali mengandalkan warga Pande Tamblingan untuk memproduksi beraneka ragam senjata dan peralatan perang lainnya, seperti baju besi misalnya. Profesionalisme dan kecerdasan warga Pande Tamblingan inilah yang membuat Kerajaan Majapahit gusar, karena merasa sulit menundukkan Bali. Adapun prajurit-prajurit kerajaan Bali saat itu telah dipersiapkan dengan senjata-senjata bertuah. Salah satu senjata bertuah dan sakti yang berhasil dibuat di Tamblingan oleh warga Pandenya adalah senjata keris yang bernama Keris Bangke Maong. Senjata keris inilah yang benar-benar ditakuti oleh Gajah Mada dan bala tentaranya. Nama keris inilah yang kelak menjad

Sekilas tentang Situs Tamblingan

Berbicara tentang Pura Penataran Pande Tamblingan yang dahulu dikenal sebagai Pura Catur Lepus, tidak bisa lepas dari penemuan Situs Tamblingan yang berawal dari penemuan sebuah lempeng prasasti tembaga oleh Pan Niki (warga Desa Wanagiri) pada tahun 1997. Prasasti yang berangka tahun 1306 Isaka tersebut, yang selanjutnya disebut Prasasti Tamblingan berisi perintah penguasa wilayah pada waktu itu kepada Warga Pande Besi di Tamblingan yang telah lama meninggalkan desanya, agar segera kembali ke Tamblingan untuk bekerja sebagaimana biasanya seperti dahulu. Prasasti yang hingga saat ini masih tersimpan rapi di Pura Pamulungan Agung, Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, terbuat dari lempengan tembaga dimana kedua sisinya berisi tatahan aksara dan bahasa Jawa Kuna. Pada hari Wrehaspati Kliwon Ukir tanggal 26 September 2002, kembali ditemukan empat kelompok prasasti, ketika warga melakukan kegiatan meresik-resik di Pura Endek. Pura Endek adalah salah satu pura yang terdapat di t

Ngayah Bersama Yowana Paramartha Warga Pande

Tidak banyak pekerjaan yang bisa kami kerjakan saat ngayah bersama hari minggu 20 Juni 2010 kemarin di Pura Penataran Pande Tamblingan. Alasan Pertama karena bahan baku yang akan diolah atau digarap belum semua bisa disiapkan oleh pihak Panitia. Hal yang sangat disayangkan sekaligus dapat dimaklumi mengingat proses Karya yang akan dilaksanakan baru akan benar-benar dimulai pada yanggal 23 Juni besok. Alasan Kedua sekaligus yang sebenarnya menjadi alasan terkuat adalah begitu mantapnya kekompakan dan etos kerja yang ditunjukkan oleh Semeton Yowana dari Peliatan Ubud sedari awal mereka menginjakkan kaki di areal Pura. Jujur, saya salut dengan kerjasama dan tauladan positif yang mereka tunjukkan. Kurang lebih dua puluh orang Teruna Teruni yang dikomandoi oleh seorang senior Bli Pande TamanBali, mampu saling bahu membahu tanpa menunggu satu sama lainnya untuk bekerja, mengambil semua peluang pekerjaan yang ada dan menyelesaikannya dengan baik. Kekompakan juga pengetahuan akan pekerjaan yan

Catatan Perjalanan menuju Pura Penataran Pande Tamblingan

Laju kendaraan Daihatsu Xenia milik Pande Hardy Sarjana seakan tak menemukan hambatan berarti ketika kami menyusuri ruas jalan Denpasar menuju arah Bedugul pagi tadi. Berangkat dari rumah sekitar pukul tujuh pagi, berbekal beberapa bungkus nasi kuning dan satu dus air mineral, kami rasa sudah lebih dari cukup untuk jatah empat orang dewasa. Dinginnya hawa ditambah kencangnya angin membuat kami tetap terjaga sepanjang perjalanan menuju Pura Penataran Pande Tamblingan. Hari ini sesuai rencana, kami sebagian kecil dari satu wadah Yowana Paramartha Warga Pande, generasi muda yang diharapkan mampu meneruskan Dharma Kepandean yang diwariskan oleh para leluhur, berkeinginan untuk ikut berpartisipasi ‘ngayah’ disela kegiatan yang telah dirancang oleh Panitia Karya. Melintasi satu persatu wilayah dan desa mengingatkan saya pada kenangan masa lalu. Kenangan yang barangkali ingin saya lupakan juga kenangan yang sesekali membuat saya tersenyum. Banyak yang berubah tampaknya. Lahan yang dahulunya

Ngayah ring Pura Penataran Pande Tamblingan

Om suastiastu… Dumogi Rahajeng dirghayusa Seneton Pande makesami… Semeton Pande, Dapat kami kabarkan kepada semeton pande semua bahwa dalam rangka pembentukan Yowana Paramartha Mahasemaya Warga Pande Kota Denpasar & Kabupaten Badung, kami selaku koordinator telah melangsungkan pertemuan pada hari Minggu 13 Juni 2010 di warung Ulam Segara Jl.Drupadi (undangan sebelumnya telah disebarkan melalui akun Facebook), Pertemuan dihadiri oleh 17 orang semeton pande, meningkat 3 kali lipat dari jumlah semeton yang datang pada pertemuan awal. Dalam hangatnya suasana pertemuan tersebut telah dibahas pemantapan rencana pembentukan YP MSWP, dalam pertemuan itu juga disepakati agenda Tangkil untuk Ngayah ring Pura Penataran Pande Tamblingan pada hari minggu tanggal 20 Juni 2010. Mengingat karya Pemelaspasan Pura Penataran Pande Tamblingan ini akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini maka kami memfokuskan diri untuk ngayah sekaligus saling memperkenalkan diri dengan semeton pande yang lain. Kegia

Sambut Barisan Peleton Android

Setelah bercerita tentang apa itu Android trus mencomot Samsung Spica dan tentu saja Emulator biar bisa oprek di laptop, gak lengkap kalo saya blom sebutkan jajaran ponsel yang sudah siap menggempur pasar dengan sistem operasi Android ini. Untuk saat ini setidaknya ada 9 (sembilan) ponsel pintar yang telah mengadopsi sistem operasi Android dan masih bisa didapatkan dipasaran, mencakup Google Nexus One (sebuah ponsel resmi keluaran Google yang dibuat oleh HTC), Sony Ericsson XPERIA X10 (Android pertama Sony Ericsson pasca Windows Mobile dan Symbian UIQ) yang kelak bakalan diikuti dengan versi Mini (resolusi layar standar 240×320 pixel) dan Mini Pro (dengan tambahan Thumbboard QWERTY), HTC Hero sebagai penerus generasi G1, Motorola Milestone (mengadopsi Android 2.0 plus Thumbboard QWERTY), Samsung I5700 Galaxy Spica (mengadopsi Android 2.1 Éclair dengan harga terjangkau), LG GW620 dengan slider Thumbboard QWERTY, IMO S900 (ponsel lokal berdesain BLackBerry Storm), Huawei U8220 yang di

Nikmatnya Android 1.5 CupCake

Tidak banyak kesulitan yang saya hadapi ketika mencoba sistem operasi Android yang diadopsi Samsung I5700 Galaxy Spica tempo hari. Saya katakan demikian karena sebelum memegang dan meng-explore Samsung Spica tersebut, saya berkesempatan menjajal sistem operasi versi 1.5 atau yang dikenal dengan kode CupCake melalui laptop. Sistem Operasi Android 1.5 CupCake ini sebenarnya hanyalah sebuah emulator atau software yang diperuntukkan bagi mereka yang ingin membuat dan mengembangkan aplikasi agar bisa berjalan pada Android. Kurang lebih sama dengan yang saya jajal beberapa waktu lalu saat menjajal Windows Mobile baik bertipe Smartphone maupun PocketPC juga BlackBerry dan tentu saja Symbian . Android versi 1.5 ini dapat dijalankan melalui sebuah pc atau laptop yang berbasis Windows (saya gunakan Vista) dengan bantuan aplikasi Sun Virtual Box , sebuah aplikasi yang mampu menjalankan sistem operasi yang berbeda diatas sistem operasi yang digunakan. Hanya saja untuk dapat menjalankan aplikas

SamSung I5700 Galaxy Spica memang ManTap !!!

Surprised ketika seorang rekan kantor akhirnya memutuskan untuk memilih SamSung I5700 Galaxy Spica sebagai ponsel sekaligus rekan kerjanya ketimbang Nokia E75. Bisa jadi lantaran secara bentuk yang jauh lebih dandy untuk ditenteng bisa juga lantaran banyak hal yang bisa dipelajari lagi dari sebuah kemajuan teknologi bernama Android. Sistem Operasi Android memang bukan hal baru lagi hari ini, namun jika disandingkan dengan sistem operasi lainnya yang biasa digunakan pada sebuah ponsel pintar (smartphone) bisa jadi Android merupakan yang terkini. Beberapa seri keluaran vendor ponsel ternama tercatat HTC, Sony Ericsson, Samsung, LG dan Motorola sudah mencoba untuk mengadopsinya. Tidak ketinggalan brand lokal seperti IMO, huawei dan i-Mobile. SamSung I5700 Galaxy Spica merupakan sebuah ponsel yang pada awalnya mengadopsi Android versi 1.5 atau yang dikenal dengan kode Cupcake, namun pada handset yang sempat dijajal selama 3 hari di Jakarta kemarin tampaknya sudah di-upgrade ke versi 2.1

Era Baru si Robot Hijau GooGLe AnDroid

Android menurut Wikipedia sebenarnya merupakan robot yang dibuat menyerupai manusia, baik secara tampilan maupun tingkah laku. Sebaliknya Android yang akan dibicarakan disini adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux dan dikembangkan oleh GooGLe. Terhitung sejak perilisan perdana pada 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Hal ini memberikan satu alternatif lagi kepada pengguna telekomunikasi untuk memilih teknologi yang biasa ditanamkan pada sebuh ponsel pintar (smartphone). Maka tidak salah apabila para pengembang sistem operasi yang sejak awal sudah mengcengkram cakar mereka seperti Windows Mobile, Symbian, Blackberry, iPhone bahkan Linux mulai bertanya-tanya seperti apa sih sistem operasi terbaru ini ? Android identik dengan penggunaan aplikasi yang bersifat terbuka (open source). Dalam pengoperasiannya Android siap di-backup oleh semua fitur yang dimiliki oleh Google I

Berburu Ponsel Branded Harga dibawah 3 Juta Rupiah

Tulisan berikut hanyalah sebagai alternatif apabila pundi-pundi anggaran masih mampu dikembangkan dalam kisaran harga dibawah tiga juta. Saya sengaja tambahkan karena dikisaran ini ada banyak pilihan yang sekiranya memuaskan keinginan dan kebutuhan akan sebuah perangkat telekomunikasi yang mampu mendukung pekerjaan dan rutinitas keseharian. Kira-kira ponsel apa saja itu, simak terus. Urutannya masih sama, dari brand teratas Nokia menyediakan seri 5530 eXpressMusic dan 5800 eXpressMusic yang sama-sama berlayar sentuh atau Touch Screen, mengadopsi sistem operasi Symbian 5 th serta mendukung koneksi Wifi. Dari bentukan melebar dengan keypad QWERTY ada seri E71 yang terkenal dengan ketipisannya. Dari bentuk candybar menyajikan seri 6700 Classic dan 6720 Classic yang sama-sama memiliki resolusi kamera sebesar 5 MP dan telah mendukung 3G. Fitur yang sama pula dimiliki oleh ponsel dengan bentukan slide standar yang disajikan oleh Nokia 6600i, 6260 Slide dan 6700 Slide. Tak hanya itu, ada pul

Berburu Ponsel Branded Harga dibawah 2 Juta Rupiah

Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang ‘Kini Saatnya Berburu Ponsel Branded’ , berikut saya berikan beberapa pilihan yang dapat dijadikan alternatif pada kisaran harga dibawah dua juta rupiah. Dari brand teratas tersedia Nokia E63 (dan sebentar lagi ditambah dengan seri C3) yang memiliki bentuk trend melebar dengan keypad QWERTY plus koneksi Wifi, Nokia 7230 dan Nokia X3 yang memiliki bentuk slide standar kebawah namun memiliki kamera 3,2 MP dan sudah mendukung frekuensi 3G,  dari bentuk candybar diwakili oleh Nokia C5 yang sudah mendukung 3G beserta Nokia 6303i yang tanpa koneksi 3G namun keduanya sama-sama memiliki kamera 3,2 MP dan terakhir dari bentukan layar sentuh atau Touch screen ada Nokia 5230 yang merupakan seri murah Nokia 5800 eXpressMusic. Dari jajaran ponsel milik Sony Ericsson rata-rata pada kisaran harga ini mengadopsi kamera dengan resolusi maksimal sebesar 3,2 MP saja. Bentuk candybar diwakilkan oleh SE K770i, SE T700i dan SE C510. Bentukan slide diwakilkan oleh seri

Saatnya Berburu Ponsel Branded

Melewati ruas jalan Teuku Umar Denpasar sabtu malam lalu, mata menangkap antusiasme pengunjung di beberapa konter kecil penjualan ponsel hingga sekelas Cellular City, BTC atau Handphone Shop. Saat kami kembali melewati ruas jalan yang sama 2 jam sesudahnya tampak pengunjung makin menyemut dan kendaraan yang mereka parkirkan disekitar lokasi sempat membuat kemacetan kecil saking banyaknya. Tahun 2010 ini yang namanya ponsel QWERTY nampaknya masih menjadi trend di kalangan masyarakat. Serbuan brand lokal maupun China tampaknya mulai menggusur pasar beberapa merk branded yang dua tiga tahun lalu masih berkibar dengan kencangnya. Lambat laun brand sekelas Motorola bahkan Sony Ericsson harus mengakui bahwa kebutuhan pasar telah beralih begitu jauh hingga kedua brand tersebut tampaknya tidak mampu mengikuti pemasaran dalam rentang harga yang dikuasai sang lawan. Maraknya pasar yang hampir dipenuhi ponsel bertipe QWERTY merupakan salah satu efek dari booming penggunaan jejaring sosial pertema

Reuni Lagi ?

Reuni oh Reuni… pasca ketemuan bareng teman seangkatan masa sekolah SMA tanggal 4 April lalu (dan ketemuan per satu kelas hari minggu malam 31 Mei) rupanya mencoba membawa saya ke lingkup yang lebih jauh lagi. Kali ini masa sekolah SMP. Seorang teman sekolah yang (kebetulan) mengikuti perkembangan tahap demi tahap reuni SMA kemarin merasa tertarik dan berniat mencoba melakukan hal yang sama pula pada lingkup angkatan SMP tadi. Beberapa Informasi (katanya) ia dapatkan dari satu dua rekan SMA (yang juga kebetulan masih teman satu sekolah SMP) yang meyakinkannya bahwa saya merupakan salah satu panitia yang ‘benar-benar bekerja’ demi terwujudnya sebuah reuni SMA tersebut. Well, itu merupakan satu pujian bagi saya dan tentu saja sekaligus beban tanggung jawab yang besar. Ngomong-ngomong soal Reuni, yang kemarin itu merupakan yang ke-2 setelah reuni tingkat SD kisaran jaman saya kuliah. Kalo gak salah diadakannya di rumah seorang teman yang bertempat tinggal di jalan Suli. Tapi yang namanya