Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2009

Ponsel ILegaL marak, Konsumen Resah. Siapa yang Salah ?

Tergelitik membaca berita di media Denpost dan Balipost terkait pengaduan masyarakat perihal ponsel Blackberry ilegal, yang tidak diberikan kartu garansi dan hanya memiliki masa pengembalian (seumpama ada kerusakan) hanya satu minggu dari pembelian. Sebenarnya siapa sih yang salah, bathin saya ? Kalo kita jeli melihat iklan strip yang tampil di kolom media, ada beberapa jenis ponsel yang diperjualbelikan bila ditinjau dari segi garansi yang diberikan. Ponsel baru gres dengan garansi penuh satu hingga dua tahun dan waktu Replacement ditetapkan dalam hitungan bulanan. Ponsel second masih garansi, ponsel second tanpa garansi dan ponsel baru tapi garansi toko. Harga yang ditawarkanpun jelas beda. Ponsel resmi biasanya menduduki harga paling mahal jika ponsel tersebut sudah resmi memasuki pasaran Indonesia. Sebaliknya, jika hingga hari ini belum juga dijual resmi, ponsel tersebut biasanya dijual dengan harga tinggi dengan embel-embel ‘unlock’ . Katakan saja yang trend belakangan, iPhone. Ka

antara Facebook dan ngeBLoG

Pertama, apa yang bakalan saya tulis bukanlah mengisahkan awal mula lahirnya Facebook apalagi BLoG. Karena memang saya gak punya pengetahuan soal itu dan karena sudah ada rekan BLoGGer BaLi yang memaparkannya jauh lebih dulu. Untuk awal mula Facebook , bisa dilihat di BloGnya Hendra WS , sang mentor saya perihal hosting menghosting. Sedang awal mula BLoG, yah, search sendiri di mbah Google aja. Dijamin dapet. Hehehe… Sebetulnya bisa dikatakan, saya itu tergolong baru untuk mengenal Facebook sebagai sebuah sarana berbagi kabar dengan rekan-rekan yang ingin mengenal saya maupun yang ingin saya kenal. Kalo sebelumnya yang saya tau komunitas berbagi itu adalah Friendster, itupun setelah diundang oleh seorang rekan sekaligus senior saya di kuliahan terdahulu, bli Made Subrata mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur tahun 97an kalo ndak salah ya De ? Desu, gitu ID BeLiau ini tampil di FS saat itu. Perkenalan saya dengan FS ini gak lama, karena memang jujur aja, saya gak ngerti dan aneh aj

the PoWer of ‘KarTu Nama’

‘Silahkan diambil kartu namanya, Pak…’ Ujar petugas fotocopy di daerah timur kota Denpasar kepada saya seraya memperlihatkan setumpuk kecil kartu nama dengan ikatan gelang karet. Ada rasa penasaran ‘emang ini siapa sih Pak ?’ tanya saya… ‘Katanya sih orang ini (pemilik kartu nama) Calon Anggota DPD Dapil Bali.’ ‘Trus, kok bisa fotocopy ini yang mengedarkannya ?’ ‘Yah, tempo hari ada orang yang menitipkannya disini, meminta untuk diberikan pada setiap orang yang fotocopy kesini.’ Oooohhh….. I See…. Ngerti dah saya sekarang. Jadi ceritanya si Tokoh pemilik kartu nama menitipkan pada tim suksesnya untuk menyebarkan kartu namanya pada masyarakat, tapi malah dititipkan kepada petugas fotocopy untuk diberikan pada setiap orang yang mampir kesitu. Hmmm… Mirip dengan cara pengedaran lembaran promosi pengobatan pake ilmu-ilmu itu di persimpangan jalan. Saya jadi nyengir sendiri dan berandai-andai. Sebenarnya orang ini siapa sih ? Katanya mencalonkan diri menjadi anggota DPD Dapil Bali. Nom

ayooo membaca

Suatu kali Istri saya pernah bertanya perihal rutinitas membeli majalah bekas ataupun tabloid ponsel tiap bulannya. ‘Apakah isi dari semua majalah ataupun tabloid itu sudah habis dibaca dan diingat ?’ He… pertanyaan yang dilontarkan oleh Istri saya ini, bukan lagi hal baru yang saya dengar dari orang terdekat. Malah pertanyaan yang sama, beberapa kali dalam hidup saya dipertanyakan demi melihat kegemaran saya membeli majalah tabloid baru atau bekas lantas mengoleksi artikel-artikel didalamnya. Ya, beberapa tahun belakangan ini saya malahan jadi rajin mengoleksi isi dari artikel-artikel yang saya anggap menarik untuk dibaca berulang kali, apabila saya perlukan. Membaca. Ya, hobi ini agaknya yang paling menarik bagi saya pribadi. Bisa saya lakukan kapan saja, dimana saja, dengan media apapun. Jika dirumah, intensitas membaca saya lakukan paling banyak saat duduk santai atau berbaring dilantai. He… kebiasaan yang sangat buruk, kata orang. Malam sebelum tidur atau malah pagi saat ‘bertapa’

MenggeLitiknya Benny & MiCe

Lagi-lagi Benny & MiCe . Rupanya kartun strip kita satu ini belum terasa memuaskan, jika belum melahap semua buku yang diterbitkan berisikan kumpulan ide yang konyol nan menggelitik nurani. Bisa dikatakan apa yang digambarkan oleh kartun strip Benny & MiCe -yang akhirnya menjadi satu trademark koran Kompas tiap hari minggu- merupakan gambaran diri kita sendiri sehari-harinya. Bagaimana tidak ? Dalam setiap buku yang mereka bagi menjadi berbagai topik pilihan, dijamin ada saja satu dua gambaran yang beneran mencerminkan diri kita sendiri. Katakanlah saat saya menikmati ‘Lost in Bali’ ada sikap pedagang di Legian yang kadang acuh pada orang lokal yang berkunjung ke los toko mereka akan sangat berbeda dibanding jika yang masuk ke los tokonya tersebut turis luar negeri. Pada ‘100 tokoh paling berpengaruh di Jakarta’ malahan sosok sang pegawai negeri benar-benar menggambarkan siapa saya sebenarnya. Trus, pada ‘Talk about Hape’ dan juga ‘Jakarta Atas Bawah’ , satu gambaran periha

Menyimak Maryamah Karpov by Andrea Hirata

Menunggu…. Bagi saya adalah aktivitas yang tidak menyenangkan. Apalagi menunggu datangnya gaji saat dompet kehabisan isinya. He… Salah satu yang biasanya saya lakukan saat menunggu adalah membaca. Tak peduli apakah itu majalah yang saya sukai, majalah nganggur yang ada didekat-dekat situ, sampe buku atau novel yang ndak jelas isinya apa. Sayangnya hingga saat ini saya masih belum pernah melewati waktu menunggu dengan cerita asyiknya Nick Carter. He… Maryamah Karpov. Buku atau Novel keempat yang dilahirkan oleh seorang Andrea Hirata , si keriting ikal asal BeLitong, sebagai bagian terakhir dari sebuah karya Tetralogi yang mengagumkan. Buku ini tebalnya mendekati si penyihir Harry Potter-nya JK Rowling, sehingga kalopun bagi mereka yang merasa salah beli dan malas untuk membacanya, bisa dijadikan alternatif pilihan untuk bantal tidur. He… Becanda mulu nih ! Cerita tentang perburuan cinta yang sempat mewarnai masa kecil si keriting ini, dibumbui pula dengan ‘mimpi-mimpi Lintang’ , sobatny

Mengenang Laskar Pelangi by Andrea Hirata

Awalnya setiap kali saya mendengar kata Laskar Pelangi, yang terbayang dalam otak saya ini adalah cerita anak-anak serupa buku komik terbitan Elex Media. Begitu pula saat mendengar cerita bahwa Laskar Pelangi akan difilmkan oleh sineas muda negeri ini. Histeria yang terjadi pasca pemutaran film bioskop ‘Laskar Pelangi’ ditambah nyanyian anak-anak yang melantunkan tembang gres Nidji bertemakan sama, akhirnya membuat rasa penasaran saya timbul akan novel yang kabarnya menjadi ‘Best Seller’ dimana-mana. Sayangnya untuk mendapatkan pinjaman dari adik sepupu, musti menunggu terlebih dahulu, berhubung sedang beredar kemana-mana (istilahnya : dipinjem). Sambil menunggu kembalinya novel tersebut, saya diberikan satu buku yang bercerita ‘di balik layar Laskar Pelangi’. Tentang perjuangan Riri Reza dan Mira Lesmana dalam mewujudkan karya epik film negeri ‘Laskar Pelangi’. Membaca cerita perjalanan awal pembuatan sebuah film negeri seperti halnya ‘GIE’ terdahulu, saya akui makin membuat saya maki

SeLesai sudah… Upacara pengabenan PanDe KeTut NaDHi

Pande Ketut Nadhi kami memanggilnya Pekak (kakek) Titih. Telah meninggalkan kami, tanggal 3 Februari 2009 pukul 03.30 dini hari di ruang ICU Rumah Sakit Wangaya Denpasar, dengan meninggalkan seorang Istri, tujuh (dari sembilan) orang anak, sembilan belas (dari dua puluh) orang cucu dan dua puluh orang cicit. > PanDe Baik merupakan cucu nomor sepuluh dari anak kedua Beliau, apabila diurutkan berdasarkan tanggal kelahiran < > Mirah Gayatridewi , putri kami merupakan cicit paling bungsu yang lahir pada tanggal 18 Maret 2008 lalu < untuk menghormati BeLiau disaat terakhirnya, saya lampirkan beberapa foto Beliau yang sempat saya ambil gambarnya dengan kamera digital Konica Minolta X31 3,2 MP dan juga Nokia CDMA 6275i 2,0 MP. Sebagai berikut : 29 Januari 2009 , Pekak Titih, PanDe Ketut NaDHi , dirawat di paviliun Praja Rumah Sakit Wangaya Denpasar, kamar 108 3 Februari 2009 , Pekak Titih, PanDe Ketut NaDHi , dinyatakan meninggal pukul 03.30 dini hari di ruang ICU, dan dibawa ker

MeLintasi Edensor by Andrea Hirata

Seakan tak sabar melanjutkan kisah si kriting ikal, saya mulai menggadang-gadangi sepupu untuk mendapatkan ‘Edensor’, buku atau novel ketiga dari sebuah karya Tetralogi oleh Andrea Hirata . Ketertarikan saya ini lebih pada dua racun yang ditanamkan sejak awal, yaitu ‘Laskar Pelangi’ dan tentu saja ‘Sang Pemimpi’. Memulai Mozaik pada ‘Edensor’, rasanya tak sesulit yang saya alami saat berusaha menyuntikkan racun dua karya sebelumnya. Tak heran ‘Edensor’ dapat saya selesaikan tak sampai menginjak hari kedua. Apa pasal ? ‘Edensor’ bagi saya tak ubahnya sebuah BLoG pribadi, berisikan satu kisah atau perjalanan hidup seorang Andrea Hirata, yang dituangkan dalam 44 Mozaik (jika pada BLoG barangkali bisa disebut sebagai posting tulisan). Mengapa saya katakan seperti sebuah BLoG ? Cerita yang dipaparkan satu persatu ditulis dalam sebuah kisah atau Mozaik yang pendek, tak seperti ‘Laskar Pelangi’, novel pertama dari sebuah Tetralogi itu. Mengalirnya kisah dapat dicerna dengan mudah dan membuat

Menikmati Sang Pemimpi by Andrea Hirata

Memasuki tahap pelepasan penat usai penyelesaian tugas dan proposal Thesis pasca Sarjana yang saya ambil selama satu setengah tahun ini, banyak harapan yang saya ingin tumpahkan untuk pelampiasan semua itu. Salah satunya adalah melanjutkan kenikmatan akan indahnya sebuah buku. Lebih tepatnya lagi, Novel. Sang Pemimpi . Buku kedua dari sebuah Tetralogi hasil karya Andrea Hirata . Buku ini sebetulnya sudah lama menarik hati saya saat adik sepupu yang memang memiliki hobi membeli, membaca serta mengoleksi aneka ragam buku, baik komik, majalah, novel hingga sebuah skenario film sekalipun. Rasa penasaran dengan sebuah buku yang begitu ia banggakan dan ternyata bukan hanya ia yang menunjukkannya, membuat saya bertekad akan mulai menikmatinya pasca tugas perkuliahan semester ketiga ini selesai. Maka, sedari sabtu pagi hingga minggu sore, buku inipun habis saya lahap. Amazing. Hanya dalam hitungan jam saya bisa menyelesaikan kenikmatan sebuah Novel. Tak salah memang jika membaca prolog maupun

Mengenang Pekak Titih Pande Ketut Nadhi

Jika saya melihat jauh kebelakang, sebenarnya Pekak Titih bukanlah orang jauh keluarga kami dari pihak Bapak. Beliau lahir dan besar disebelah rumah kami, sebagai anak bungsu dari empat bersaudara. Beliau meninggal pada usia 85-an tahun, selisih sedikit dengan kakak perempuannya yang meninggal pada akhir tahun 2008 lalu. Beliau sebenarnya lebih dikenal dengan sebutan Bli Tut Nadi oleh generasi Bapak dan saudara-saudaranya. Status pernikahan Beliau dengan Istrinya (Nenek saya) adalah Nyentana. Jadi, rumah yang Beliau tempati sekarang sebenarnya merupakan hak waris yang dimiliki oleh Nenek. Tak heran, barangkali itu sebabnya Pekak sering mengalah pada Nini (sebutan kami pada Nenek) jika terjadi pertengkaran. Perkawinan Beliau dikaruniai sembilan orang anak, dimana dua anaknya meninggal mendahuluinya. dan Ibu saya merupakan anak kedua dari mereka. Pekak dan Nini sebetulnya pada jaman saya kecil dahulu, dikenal orang sebagai pasangan guru Modes (kursus menjahit) dimana keahlian itu menurun

Upacara Ngeringkes PanDe Ketut Nadhi

Hujan yang turun tak menentu, menjadi harap bagi kami agar tak sampai terjadi saat upacara NgeRingkes digelar. Ya, hari kamis kemarin tepat pukul tiga sore, segenap keluarga besar hadir dan sudah bersiap untuk satu upacara NgeRingkes, yaitu upacara memandikan jenasah Pekak, yang ditangani oleh krama Banjar Titih, disaksikan oleh kerabat sanak saudara dari jauh. Tak banyak yang bisa saya lakukan selain berusaha mengabadikan momen ini dalam sebuah gambar diam kamera digital jadul, yang tak mampu menangkap suara sedikitpun jika saya memaksa untuk mengambil gambar bergerak dengan kamera yang sama. Seperti biasa, selain kamera jadul yang masih bagus digunakan hingga hari ini, untuk menangkap gambar bergerak, saya mengalihkannya pada Nokia cdma 6275i, dengan modal nekat lantaran tahu seberapa hasil pergerakan yang mampu dihasilkan oleh ponsel ini. Eh, ternyata seorang sepupu membawa serta kamera Casio baru gres miliknya, yang lantas saya pinta menggantikan ponsel saya untuk merekam khusus pa

Dudonan Karya Pengabenan Pande Ketut Nadhi

Kamis, 5 Februari 2009, pukul 15.00 Wita, Upacara NgeRingkes (upacara memandikan jenasah) oleh krama Banjar Titih dan keluarga besar Senin, 9 Februari 2009, pukul 14.00 Wita, Upacara Ngajum oleh segenap keluarga besar sekaligus persiapan Selasa, 10 Februari 2009, pukul 12.30 Wita, Upacara Pengabenan menuju Setra (Kuburan) Badung, dilanjutkan dengan Nganyut ke Pasih dan Ngelanus (Upacara Memukur) hingga Rabu dini hari. Demikian disampaikan oleh keluarga Pande Ketut Nadhi

In memoriam Pande Ketut Nadhi

Kami semua memanggilnya Pekak Titih. Satu-satunya pekak yang saya tahu dan miliki sejak kecil dari pertalian darah pihak Ibu. Beliau salah satu anggota Legiun Veteran, dan sebulan terakhir masih aktif ikut mengantarkan rekannya yang mendahului menghadap pada-NYA. Bahkan Beliau ikut berjalan kaki dari lokasi rumah duku ke Setra (kuburan) adat. Diusianya yang saya perkirakan kini sekitar angka 85-an lebih, dua – tiga lalu Beliau ternyata masih mampu setiap pagi pergi ke pasar Badung membeli keperluan sehari-hari, dengan sepeda gayungnya ataupun berjalan kaki. Tergantung keinginannya. Seorang kakek yang tak bisa berdiam diri, itu gambaran Beliau dimata saya. Kesehariannya, Beliau ditemani sang Istri (nenek saya) yang sudah puluhan tahun mendampingi. Pertengkaran kecil kerap terjadi tapi hanya sebatas kata-kata saja. Yang membuat kami selalu salut pada Beliau adalah sifatnya yang kerap mengalah dan memilih diam. Tidak ingin memperpanjang masalah. Beberapa bulan kemarin, saya mendapatkan tu

PanDe Baik berDuka

Atas meninggalnya Pande Ketut Nadhi, pekak dari pihak Ibu di banjar Titih. Pada hari Selasa, 3 Februari 2009 jam 03.30 dini hari, di ruang ICU RS Wangaya Denpasar. Semoga IDA SANG HYANG WIDHI WASA Selalu berkenan memberikan ketegaran pada kami yang ditinggalkannya. We Love You GrandPa. (PanDe Baik dan keluarga)

Nokia 2,5 Juta Awal 2009

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya berkaitan saran dan rekomendasi untuk keinginan benerapa rekan memiliki ponsel Nokia murah meriah, kali ini saya lanjutkan pada kisaran 2,5 juta rupiah. Angka yang barangkali hanya bisa dijangkau oleh masyarakat golongan menengah. Sedangkan untuk harga diatas kisaran tersebut, saya rasa akan kembali pada kebutuhan masing-masing calon pengguna, yang hanya bisa dijangkau oleh sebagian kecil penduduk Indonesia saat ini. Tak beda dengan tulisan saya sebelumnya, untuk pemilihan saya bagi menjadi tiga kelas, tergantung pada kebutuhan dari masing-masing pengguna dan tentu saja budget yang tersedia. Untuk kisaran maksimum 2,5 juta, Nokia menyediakan tiga ragam kebutuhan sesuai aktivitas penggunanya. Pertama, bagi mereka yang mengutamakan kegiatan kantoran akan lebih banyak berkutat pada office application, presentasi hingga internet kecepatan tinggi. Kedua, bagi mereka yang lebih mengutamakan fitur Hiburan, bisa menikmati musik hingga video dan juga foto den

Nokia 1,5 Juta Awal 2009

Sesekali saya pengen juga mengulas topik tentang ponsel, yang belakangan makin berkembang menjadi satu kebutuhan paling mendasar bagi setiap orang dari usia dewasa hingga anak-anak. Tapi kenapa harus Nokia ? Ditengah gencarnya serbuan ponsel China yang menawarkan beragam fitur canggih dalam balutan desain modis dan ditawarkan dengan harga terjangkau, Nokia masih tetap merupakan pemain nomor satu diberbagai lini kelas yang ditawarkan. Kecuali jika itu berkaitan dengan dual frekuensi tentunya. Nokia paling tidak sangat gampang dikenali dari desainnya yang khas, fiturnya yang selalu terdepan dan pemakaiannya nyaris tak jauh beda dengan pendahulunya. Alasan beberapa orang yang pernah saya temui, Nokia itu jauh lebih mudah digunakan ketimbang para kompetitornya. Dari kisaran harga, bolehlah saya mengira-ngira seumpama seorang konsumen memiliki budget atau anggaran pas-pasan sekitar 1,5 juta kebawah, dan musti ponsel Nokia, kira-kira mau milih seri mana ya sebagai pilihan terbaik ? Nah, untu