Dibandingkan saudara sebayanya, Mirah putri pertama kami tergolong lambat untuk bisa belajar naik sepeda roda dua lantaran di usianya yang menginjak 7 tahun, ia belum jua mampu melakukannya.
Namun jika dibandingkan dengan sang Bapak, kelihatannya Mirah akan jauh lebih maju dan berhasil mengingat si Bapak baru bisa mengayuh sepeda roda dua saat ia duduk di bangku SD kelas 5. Tepatnya saat jalan Gatot Subroto Timur mulai dibangun, karena disitulah saya belajar bersama sepupu saat menginap dirumahnya yang berdekatan jalan tersebut.
Bukan pada Hari Ulang Tahunnya, sepeda baru itu kami belikan. Tapi justru pada hari ulang tahun Bapaknyalah baru terkabul ide tersebut lantaran baru teringat dalam pikiran. Maka sebuah sepeda lipat dengan tulisan Pasific di kelir pink sekujur badan sepeda, kini mulai ia pelajari dari ujung rumah ke ujung halaman.
Hanya berselang tiga hari, iapun mulai mampu mengayuh pedal sepedanya meski dengan formasi kaki yang terlipat jauh keatas, sedikit menyulitkan menurut pandangan saya. Namun begitu tampaknya Mirah jadi makin mahir saat diajak mengujicobakannya di areal parkir timur lapangan Puputan Badung, maka tidak heran jika ia kini begitu bangga dan tidak meringis lagi saat satu persatu luka goresan menghampiri kakinya yang panjang.
Comments
Post a Comment