Skip to main content

Teriakan dan Corat Coret

Intan tampak kaget ketika neneknya menegur gara-gara ia mencorat coret tembok kamar tidur dengan pensil warna, kali kesekian yang nenek ingatkan padanya.

Entah karena ada sang bapak didekatnya yang tampak asyik nyariin barang di Lazada via ponsel, ia langsung berkeringat  dan ngos-ngosan. Bibir dan mimik wajahnya berubah seketika. Sambil sesegukan, ia membisikkan kata ‘ibu’ dengan sedih.

Tak berselang lama setelah dihibur sang bapak, ia kembali riang seperti biasanya. Kali ini main sambil teriak teriak kegirangan lantaran dicandai Mirah, kakaknya. Rumah jadi lebih bising dari biasanya.

InTan_1

Saya masih ingat saat dipetuahi pak Soetomo, rekan kerja sesama PNS dari Kota Bima, Lombok yang menjadi teman sekamar saat pelatihan tentang Jalan di Kuta, tahun 2006 lalu. Kalo gag salah diblog ini masih ada ceritanya. Waktu itu saya baru saja menikah dan belum dikaruniai anak. Berencana Program tapi tetap gag berhasil.

Beliau sempat mengingatkan saya bahwa ‘Rumah takkan lebih baik tanpa teriakan dan corat coret anak kecil’.

Saat itu karena belum paham maksudnya, saya sih simpel aja menjawabnya. Walaupun belum di karuniai anak, tapi kami memiliki belasan keponakan yang siap memberikan hal tersebut.

Beda, sangat berbeda, ungkap Beliau kembali. Dan mungkin baru kali ini saya paham maksudnya.

Mendengar Teriakan sejak Mirah dan Intan lahir atau saat mereka bertengkar, sudah menjadi hal yang biasa kini. Dan saya memang benar benar menikmatinya sambil tersenyum. Sangat jarang semua itu melahirkan bentakan, hanya ada elusan sayang sambil menghibur salah satunya, serta memberi nasehat pada yang lain. Begitu pula dengan corat coret.

Gag di Tembok, buku hingga pipi dan punggung sering menjadi sasaran kejahilan dan aktifitas keduanya saat mereka sudah memegang pensil ataupun crayon. Pokoknya semua kini menjadi tambah berwarna dan bagi saya -lagi lagi- sedap dipandang. Meskipun pendapat berbeda datang dari Ibu dan neneknya yang lebih senang dengan tembok yang bersih dan rapi.

Mereka berdua kini lagi nakal-nakalnya. Entah bagaimana jadinya kalo yang ketiga lahir dan besar nanti. Tambah ramai tentu saja. He…

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p