Skip to main content

Mau Jalan-Jalan ke Singapura ? Baca ini dulu :p

Tiga Manula Jalan-Jalan ke Singapura

Satu lagi komik khas buah karya sang maestro Benny Rachmadi dari duo Benny dan Mice, yang sekiranya dapat menjadi bacaan wajib bagi mereka yang kelak ingin melakukan perjalanan baik itu untuk keperluan berobat, belanja, bisnis pekerjaan atau bahkan melarikan diri menuju negara tetangga nan megah, Singapura.

Mengisahkan tiga tokoh utama bernama tokoh Sanip seorang Manula penyayang Ayam, Waluyo Pemuda masa lalu asal Tingal, sebuah daerah yang tidak ada dalam peta, dan Liem seorang pengusaha keturunan yang memiliki bisnis apa saja yang penting ‘aku senang aku menang’. :p

Berawal dari bisnis Tablet Android mbah Liem yang untung gede, diceritakanlah ia mentraktir dua Manula Sanip dan Waluyo untuk Jalan-Jalan ke Singapura. Maka dengan guyonan khas Benny Rachmadi sejak awal buku-buku sejenis dirilis, sudah bisa ditebak arah alur cerita yang ingin disampaikan. Mulai dari kisah mereka bertiga menjelajahi Singapura dari berbagai sudut hingga fakta-fakta yang ada pula aturan dan larangan yang diterapkan.

Meski sudah bisa ditebak, namun banyolan yang dilontarkan itu pas banget menusuk hati dan jantung para pecinta ‘Singapura’ asal lokal lengkap dengan kelakuannya. Dari penggunaan minyak angin didalam pesawat terbang, hobi shopping barang bermerek padahal kalopun diburu didaerah sendiri dapetnya ya 11-12 lah, berburu kuliner pinggiran, mengembik di kandang harimau lewat ponsel BlackBerry terbaru yang begitu dibanggakan, hingga tawar menawar ala SingLish (Singapura English).

Buku yang dikemas dalam format Landscape khas karya duo Benny dan Mice ini disajikan dalam bentuk komik strip dan full halaman dua warna dan beberapa pula full color. Secara ide yang sudah terlihat asyik sejak awal, makin jadi saat masuk hingga pertengahan dan jelang usai komik. Bagi yang kelak ingin berjalan-jalan ke Singapura, saya rekomendasikan agar menikmati buku ini dahulu untuk merilekskan pikiran disamping memahami pula aturan dan larangan yang diterapkan dalam bentuk kartun yang menggelitik. :p

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian