Skip to main content

Nikmatnya Ikan Bakar Pulau Serangan

Di mata banyak orang, kalo lagi ngomongin soal ikan bakar di seputaran Kota Denpasar, hampir selalu mengingatkan pada ikan bakar Jimbaran. Lihat saja papan iklan jualan ikan bakar yang ada di seputaran sini, rata-rata menampilkan embel-embel ‘Khas Jimbaran’. Padahal, gag melulu loh ikan bakar yang enak itu bisa ditemui di pesisir pantai Jimbaran.

Coba meluncur sekitar 10 km kearah selatan dari Pusat Kota Denpasar (lihat peta). Cari dan tanyakan posisi Pulau Serangan yang ada di seberang Pelabuhan Benoa. Biarpun dari namanya masih terdapat kata ‘pulau’, namun sejatinya sudah tersedia jalan yang lebar dan nyaman untuk mengakses lokasi Pulau Serangan tersebut dengan kendaraan.

Pulau yang dahulunya hanya dapat diakses melalu sarana ‘Jukung’ atau perahu ini, merupakan pulau dimana berstananya Pura Sakenan yang piodalannya jatuh setiap umat Hindu merayakan hari suci Kuningan. Itu sebabnya ketika Reklamasi pantai yang dilakukan pada tahun 2000-an awal lalu, praktis membuat para pemilik Jukung gigit jari. Meski demikian, kabarnya masih ada loh pemedek (istilah umat yang tangkil dan bersembahyang di Pura) yang memilih untuk menggunakan sarana Jukung ketimbang kendaraan bermotor ke Pulau tersebut. Mengingatkan pada masa lalu katanya. :p Tapi Jujur saja, sedari kecil saya pribadi belum pernah tangkil ke Pura ini. :p Pertama kalinya saya menjejakkan kaki di Pulau ini tepatnya saat pagelaran Soundrenalin yang saat itu kalau tidak salah menampilkan Iwan Fals sebagai aksi penutup.

Kembali ke topik ikan bakar, terakhir berkunjung ternyata banyak perubahan situasi yang saya temui. Utamanya adalah, adanya tempat berjualan ikan bakar yang berjejer di sepanjang jalan utama, serupa dengan jualan ikan bakar di pesisir pantai Jimbaran dan Kedonganan. Bisa jadi idenya malah datang dari sana. Bedanya, dari konstruksi yang digunakan, tempat berjualan ini masih tergolong semi permanen dengan minimnya penataan tempat berjualan.  Sekilas malah terkesan jorok. Tapi semua itu dengan segera saya lupakan, mengingat pada nikmatnya ikan bakar yang pernah saya santap setahun lalu.

Dibandingkan ikan bakar khas Jimbaran, dari segi harga tentu disini jauh lebih murah. Kalo tidak salah saya ingat, untuk satu porsi makanan di seputaran Jimbaran dan Kedonganan berkisar antara 100 hingga 200 ribuan, dengan menu beragam. Di Pulau Serangan, harganya bergerak kisaran 25 sampai 50 ribuan per porsi. Itupun tergantung dari pintar-pintarnya kita menawar pada si penjual.

Tempat yang kami pilih bernama ‘Warung Ikan Bakar Pasir Putih’. Kalo tidak salah warung ini berada di urutan ke-7 dari kiri. Setelah tawar menawar, kami memesan 4 ekor ikan untuk dibakar dengan ukuran sedang. Kami beranggapan, Seekornya sudah cukup puas untuk dinikmati satu orang. Namun jaga-jaga, satu ekor yang kami pilih terakhir, jenis dan ukurannya berbeda dengan tiga ekor lainnya. Sambil menunggu pesanan siap, kami memilih untuk berkeliling pulau Serangan, menyusuri jalan kecil dengan kendaraan hingga melewati Turtle Island, tempat pembiakan si kura-kura.

Lagi-lagi dibandingkan dengan ikan bakar ‘khas Jimbaran, dari segi penampilan sajian ya jangan disamakan lah. Dimaklumi saja. Hehehe…  Ikan yang telah usai dibakar ditempatkan diatas ingka (ulatan bambu berbentuk piring) dan dialasi kertas cokelat. Sambal yang disertakan ada dua jenis, Sambal matah dan Sambal Terasi. Pembeli bisa memesannya salah satu saja jika tak suka yang lainnya.

Tanpa dikomando, kami menyantap empat ekor ikan yang tampak pasrah terlentang nikmat dihadapan. Daging ikan yang masih panas menambah selera hingga meninggalkan begitu saja, buliran nasi dan pada akhirnya tersisa cukup banyak. Demi nikmatnya ikan bakar, saya jadi ingat ‘pembantaian’ yang dilakukan saat bersantap malam terakhir Pendidikan LPSE di Jakarta pertengahan tahun kemarin dengan menu Kepiting.

Setelah membayar dengan selembar uang merah ditambah selembar uang ungu bergambar Sultan M.badaruddin, kami meninggalkan Pulau Serangan dengan sedikit janji pada pemilik warung, bahwa kelak kami akan kembali lagi. Lumayan murah jika dibandingkan dengan ikan bakar khas Jimbaran, meski sedikit mahal dibandingkan jatah makan kami biasanya. Tapi karena ini hari raya, tak apalah…

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Kalian masi ingat, kapan mulai gabung ke Sosial Media ?

Saya ingatnya pertama kenal FaceBook November 2008. Era kampanye Mister Barrack Obama yang kabarnya waktu itu make sarana FB untuk merangkul generasi muda. Sempat penasaran di awal, gegara tumben kenal yang namanya Media Sosial.  Padahal di era yang sama, sudah ada FriendSter, MySpace atau Hi5. Rupanya saya bukan generasi itu.  Yang jadi gara-gara ya Blogging.  Keasikan nulisin Blog, keenakan onani, lalu kesandung orang deh.  Start awal di laman Blogspot 25 Mei 2006, pake nama pandebaik.blogspot.com lalu diberi hadiah Domain pribadi oleh RakhaHost di agenda gabung bareng Bali Blogger Community Februari 2008, berubah nama jadi pandeividuality.net yang terinspirasi dari album PAS Indieviduality, menggunakan mesin Wordpress. dan pas kesandung media mainstream, pindah hosting ke Bali Orange jadi www.pandebaik.com pada November 2008. Pindah hosting juga gegara Rakhahost trouble cukup lama.  Balik ke Blogspot lagi pada 16 April 2023 lalu lantaran capek mengelola Wordpress, yang kerap disampe