meLuangkan waktu bersama MiRah GayatriDewi rupanya tidak melulu harus dihabiskan untuk berjalan-jalan atau bermain, tapi juga berusaha untuk mengajarkan 3 hal pokok yang kini sudah jarang kita dengar. Bagaimana meminta tolong, mengucapkan Terima Kasih dan tersenyum.
Anak-anak bagaikan selembar kertas kosong yang siap ditulisi atau dijejali apa saja, apabila hal positif yang kita ajarkan pada mereka, hal positif pula yang kelak mereka serap dan tebarkan pada lingkungannya. Demikian pula sebaliknya.
Meskipun di usianya yang sudah menginjak dua setengah tahun, MiRah masih merasa takut untuk merminta tolong pada lingkungannya. Ia tampaknya lebih nyaman apabila orang tualah yang memberikan tanggapan pertama atas hal-hal yang ia pinta atau tak mengerti. Demikian pula dengan ucapan Terima Kasih. Tak semua ia sampaikan secara keras dan spontan, ada juga ia katakan ketika orang yang bersangkutan mulai beranjak menjauh. Sama halnya dengan tersenyum.
Sebuah majalah pernah menyatakan bahwa pikiran Anak-anak bagaikan sebuah mesin sedot berkekuatan besar, apa yang diperbuat oleh lingkungannya, apa yang ia lihat, itulah yang ia tiru dan lakukan. Maka untuk melahirkan putra putri yang baik, minimal berbuatlah hal positif dan belajarlah untuk sabar ketika melakukannya. Jika sudah demikian, mau tidak mau kita pun akan belajar kembali hal-hal yang barangkali dahulu pernah dilupakan untuk ditularkan pada anak-anak saat ini.
Membantu orang tua membersihkan rumah, mengangkat jemuran hingga mencuci piring barangkali kini sudah lebih diarahkan pada seorang pembantu rumah tangga. Tidak demikian halnya dengan kami yang tidak mampu menggaji tenaga kerja tambahan. Maka bisa ditebak, apa yang kami lakukan setiap harinya, MiRahpun kerap menirunya. Ia kini tanpa diminta sudah bisa mencuci tangan sendiri meski harus dibantu untuk naik mencapai keran air, mencuci piring plastik yang ia gunakan untuk makan meski tidak sebersih harapan kami, atau berinisiatif sendiri ikut turun membantu dengan segala keterbatasan yang ia miliki.
MiRah GayatriDewi adalah sebuah anugerah bagi kami, anugerah terindah bagi saya pribadi tentu saja. Meski ia kerap bermusuhan dengan bapaknya ketika tidur malam, namun sepanjang hari adalah saat-saat menakjubkan yang bersyukur bisa saya lewati dan nikmati.
Berusaha untuk selalu melibatkannya dalam setiap hal positif dalam hidup, membuat keinginan untuk terus belajar makin besar saja. Semoga kelak MiRahpun bisa berbuat demikian pada lingkungannya.
Comments
Post a Comment