Rasanya baru kemarin status FaceBook seorang iBnu Rachal Farhansyah dipermasalahkan Umat Hindu lantaran dianggap mengusik hari suci Nyepi. Atau Barangkali ada yang ingat dengan kelakuan Julianto Madura yang tak kalah kontroversialnya ? Kini jelang hari Raya Galungan dan Kuningan muncul lagi kasus yang sama.
Aisyah Putri Prayudi, seorang gadis Muslim yang berdomisili di seputaran Denpasar Bali ini, kedapatan melontarkan Status bernada ekstrem. Kabarnya Status ini dibuat gara-gara ada Pecalang yang bikin hatinya emosi, menutup jalan didepan rumahnya.
‘dsar org hindu BALI !suka bkin macet jalan + nutup*jalan ! nyusain tau ! prasaan org islam gg sgtunya’
Bisa ditebak, hanya dalam hitungan hari, halaman wall FaceBook yang bersangkutan sudah dipenuhi “teguran” oleh umat yang dimaki. Seperti biasa, ada juga halaman Group yang berkeinginan untuk mengusir yang bersangkutan dari Bali.
Saya pribadi tidak terlalu heran dengan emosi gadis muda ini. Maklum, yang namanya darah muda ya memang gag pernah memikirkan yang namanya efek dunia maya yang mampu diakibatkan hanya gara-gara ‘update status’ secuil itu. Yang penting dilontarkan, ya selesai. Tapi dalam kenyataannya ya gag segampang itu.
Saya juga maklum apabila ada Umat lain yang merasakan emosi lantaran Pecalang setempat menutup satu ruas jalan hanya karena terdapat upacara adat umat Hindu disekitaran situ. Namun yang perlu diingat adalah tidak hanya umat Hindu yang berlaku demikian. Coba saja melintas di perempatan Polda Bali baik dari arah timur maupun barat, hari jumat siang. Atau melintas di hari Minggu pagi di perempatan jalan Kepundung – Surapati. Semua itu dilakukan, tentu untuk memberikan kenyamanan pada Umat dalam menjalankan ibadahnya sesuai Agama yang dianut.
Dengan beragamnya suku, agama hingga budaya di Negeri ini, saya juga pada akhirnya dapat memaklumi bahwa ada sebagian kecil Umat yang merasa tidak puas dengan keberadaan, eksistensi budaya yang disandang Umat lainnya. Bisa jadi lantaran yang namanya Toleransi ataupun usaha untuk saling hormat-menghormati antar Umat beragama, tidak lagi dimiliki walaupun untuk ukuran seorang gadis muda seperti Aisyah Putri Prayudi ini, saya yakin semua itu diajarkan dan selalu ditanamkan setiap hari oleh para guru di sekolahannya. Kecuali yang bersangkutan menerimanya ‘masuk kuping kanan, keluar kuping kiri’ alias gag mudeng. Hehehe…
Maka dari itu, apabila kelak kita semua menghadapi kasus yang sama lagi, entah itu datangnya dari Umat sendiri atau Umat lain di halaman FaceBook, saya hanya bisa menyarankan satu hal penting yang bisa dilakukan ketimbang mencaci maki dan membuang energi terlalu banyak untuk satu hal yang tidak berguna.
Laporkan saja yang bersangkutan sebagai SPAM ke pihak FaceBook. Caranya cukup mudah, cari dan klik tulisan ‘Report/Block this Person’ yang biasanya berada di pojok kiri bawah halaman wall’, dan pilih yang sesuai dengan kesalahan yang bersangkutan. Setelah itu, Lupakan semuanya. Biarkan saja orang lain yang menilai, atau “TUHAN-NYA” yang memberikan hukuman. Karena toh dalam semua ajaran agama, juga UUD 1945 yang kini sudah mulai terlupakan oleh sebagian besar Generasi Muda bangsa ini macam Mbak Aisyah Putri Prayudi, mencaci maki Umat lain (walaupun dalam keadaan Emosi), bagaimanapun juga tidak dapat dibenarkan.
By the way, yang sedikit membuat saya terheran-heran adalah keberadaan daftar saudara (Siblings) yang ia miliki, ternyata ada juga loh yang menganut agama Hindu, yang notabene ia maki dalam statusnya itu. Kira-kira ni gadis Muslim punya otak gag ya ? :p
Mari Berhenti Mengeluh melalui Status FaceBook, budayakan Status Positif. Gunakan akunmu dengan Bijak. Selamat Merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan kawan-kawan…
Comments
Post a Comment