Skip to main content

Ajarkan Anak untuk Menabung

Tidak ada salahnya untuk mengajarkan anak untuk melakukan kegiatan atau hal-hal positif. Menolong teman, berbagi, mengucapkan terima kasih atau tersenyum adalah hal-hal terbaik yang dapat mereka pelajari secara mudah di usia pertumbuhan, meski terkadang satu saat mereka lupa untuk melakukan. Sudah tugas kedua orang tua untuk mengingatkannya. Harapannya tentu saja, agar ia dapat diterima dilingkungannya dengan baik dan dapat memberikan semangat pada diri serta teman-temannya untuk berbuat hal yang sama. MiRah GayatriDewi putri kecil kami pun tak luput dari harapan itu.

Harus dimaklumi bahwa anak-anak di usia tertentu akan menunjukkan sifat egois mereka. tak jauh berbeda dengan orang-orang dewasa namun masih dapat dikendalikan. Semasih mampu, maka ajarkan pada mereka sejak dini. Hal-hal kecil yang barangkali bisa berguna kelak ketika mereka beranjak remaja.

Menabung hanyalah salah satu wujudnya. Tidaklah bijak apabila sebagai orang tua hanya bisa memberikan materi yang putra putri kita inginkan, namun tidak mengajarkan mereka untuk menyimpannya. Mulailah dengan nilai terkecil dahulu. Sisihkan recehan dan uang kembalian dan berikan pada si kecil. Ajarkan ia untuk mulai menyimpan dan lihat hasilnya. MiRah GayatriDewi hanyalah satu contoh dari sekian banyak yang berhasil.

Kini apabila ia mendapatkan uang dari kakek neneknya ataupun saudara kami, dengan riangnya ia pinta saya untuk mengeluarkan celengan (yang tidak berbentuk celeng/babi) dan berusaha memasukkan semampunya. Untuk uang logam, barangkali ia takkan pernah kesulitan, tidak demikian dengan uang kertas. Awalnya saya hanya mengajarinya untuk melipat kecil uang tersebut agar mudah dimasukkan, kini meski agak belepotan dalam melipat, ia sudah mampu memasukkannya sendiri.

Tidak ada target yang saya berikan, apabila saya memiliki uang kembalianpun ketimbang habis untuk parkir kendaraan, saya memilih untuk ‘disumbangkan’ pada MiRah, dan ia dengan sigap mengisi celengan kedua yang kini dimiliki. Adalah celengan plastik berbentuk kucing berwarna hijau, telah resmi dibuka isinya saat otonannya kemarin. Isinya lumayan, sekitar 170.000 untuk sebuah celengan kecil yang dibeli di toko 5ribuan. Kini, celengan yang dimiliki MiRah sudah jauh lebih baik. Berbentuk Tweety dan sedikit lebih leluasa volumenya. Pada penutupnya terdapat gembok kecil yang kami katakan, bahwa kuncinya akan diberikan ketika ia tak bisa lagi mengisi celengan dengan uang karena saking penuhnya. MiRahpun menyanggupi.

Dengan mengajarkan MiRah untuk menabung, secara otomatis memacu kami untuk belajar menyisihkan sedikit pendapatan kami sebagai seorang abdi negara agar kelak kami bisa mewujudkan impian-impian kecil kami di masa yang akan datang. Begitupun dengan MiRah.

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian